Johnny tidak berkedip menatap sosok yang baru saja turun dari tangga.
Gadis berambut sebahu dengan gaun tidur putih. Kulitnya putih bersih tanpa cela.
Namun, sayangnya yang di tatap tidak menatap balik.
Gadis itu dengan cueknya melenggang pergi ke arah dapur.
"Hyung," Johnny memanggil Sehun yang duduk di sebelahnya tanpa mengalihkan pandangannya pada punggung gadis itu. Ia baru menatap Sehun setelah gadis itu menghilang dari pandangannya.
"Hm." Sehun hanya bergumam. Pria putih itu masih fokus ke drama yang ditayangkan di TV.
"Tadi itu siapa?" Johnny meminum sodanya.
"Siapa?" Sehun malah balik bertanya.
"Tadi ada perempuan lewat, pakai baju putih." Johnny menunjuk tangga di sisi samping.
"Perempuan? Baju putih? Hantu?." Sehun menatap bingung Johnny.
"Bukan hantu, jelas-jelas aku lihat kakinya menapak tadi!" Johnny sebal.
Lalu perhatian Johnny teralihkan lagi.
Perempuan yang ia maksud lewat kembali. Kali ini gadis itu membawa gelas di tangannya.
Seperti sebelumnya, gadis itu sama sekali tidak peduli dengan keadaan sekitar. Dengan santainya naik kembali ke lantai atas.
"Itu!" Johnny menunjuk gadis yang sudah menghilang ke lantai atas itu lagi.
Sehun menelan ludahnya kasar. Kemudian menatap Johnny.
"O-oh, dia..." Sehun berkata.
"Siapa?" Johnny terus mendesak.
"Joy, sepupu ku" Sehun mengganti chanel TV.
"Oh..." Johnny mengangguk-angguk.
"Kenapa?" Sehun bertanya.
"Bohai." Johnny asal bicara.
Sehun yang mendengar kata yang keluar dari mulut Johnny menonjok pelan perut temannya itu.
"Mulutmu licin sekali. Jangan macam-macam!" Sehun menatap sinis Johnny.
Johnny hanya menganggap perkataan Sehun sebagai angin lalu.
"Kenapa kau tidak pernah bilang sepupu mu disini? Aku kira sejak kemarin hanya ada kita berdua." Johnny penasaran.
"Ka-karena kalau kuberi tahu kau akan aneh-aneh! Sudah aku mau ke kamar!" Sehun tiba-tiba marah-marah sendiri dan pergi ke kamarnya.
Selama beberapa hari kedepan Johnny akan menginap di rumah Sehun karena apartemen Johnny belum siap.
Johnny memutuskan melanjutkan kuliah S2 di Korea setelah lulus S1 di Amerika.
Johnny berbaring terlentang di kasur. Menatap langit-langit kamarnya.
Kamar ini berada persis di sebelah kamar Sehun.
"Bisa-bisanya Sehun hyung tidak memberi tahu kalau punya sepupu secantik itu. Betah sekali aku kalau setiap hari lihat seperti itu." Johnny bergumam sendiri.
Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya.
"Buka saja, tidak dikunci."
Tidak lama Sehun masuk.
"Ayo ikut aku." Sehun berkata.
"Kemana?"
"Rumah bibiku."
"Untuk apa?" Johnny bertanya. Kenal saja tidak, untuk apa ikut ke rumah bibinya Sehun.
"Ikut saja." Sehun menggeret Johnny namun ia tidak kuat. Sama-sama kuat maksudnya.
