Doyoung|Zelo•End

908 158 4
                                        

"Kamu itu sahabatku!" Joy berteriak di depan Doyoung.

"Memangnya kenapa? Sahabat tidak boleh jadi pacar?!" Doyoung yang sudah kehilangan kesabaran membentak Joy.

Joy kehilangan kata-kata ketika Doyoung mengatakan itu.

Ini gila, ia dan Doyoung​ sudah bersahabat sejak masih pakai popok. Tapi, tiba-tiba Doyoung bilang kalau ia menyukai Joy.

"Ak-aku punya pacar!" Joy mencoba membuat pikiran Doyoung waras lagi.

"Zelo? Bukannya kemarin kau cerita padaku kalau ia jalan dengan Lisa? Hubungan kalian sudah diujung tanduk, kau sadar tidak sih?"

Tepat. Doyoung tahu semua tentang Joy.

"Jahat sekali kau bilang seperti itu!" Joy tidak percaya bahwa sahabatnya mengatakan bahwa hubungannya dengan Zelo sudah di ujung tanduk. Tapi...

"Memang benarkan? Kau masih mau bersama bedebah itu? Yang membohongimu terus menerus? Ayolah, apa yang aku tidak tahu tentangmu!" Doyoung mengguncang bahu Joy.

"Kau tahu? Aku rasanya ingin membunuh bedebah itu setiap kali kau datang padaku dan menangis untuknya!"

"Rasanya sakit, melihatmu dibodohi lagi esoknya. Melihatmu tertawa dengannya, padahal ia hanya tersenyum palsu!"

"Kau tidak lelah?" Doyoung mengecilkan volume suaranya.

"Kau sahabatku..." Joy mencicit.

"Memang apa salahnya?" Doyoung menahan kekesalannya.

"Aku bahkan sudah menyukaimu sebelum kau sadar sudah dewasa..." Doyoung membawa Joy untuk menatapnya.

Tapi Joy tidak bisa.

Ia tidak bisa menatap orang yang sudah ia anggap sahabat dari dulu.

"Tatap aku" Doyoung berkata dalam.

"Tatap aku!" Doyoung menangkup wajah Joy dan membawanya untuk berhadapan dengan wajahnya.

Tapi yang Doyoung dapatkan adalah mata Joy yang berlinang air mata.

Ia membuat Joy menangis.

Ia begitu ingin membunuh Zelo ketika membuat Joy menangis. Namun, sekarang malah ia yang membuat Joy menangis.

Doyoung membenci dirinya sendiri.

Doyoung melepas tangannya dari Joy. Ia bejalan mundur menjauhi pujaan hatinya itu.

"Young..." Joy memanggil Doyoung yang menjauh darinya.

"Maaf, aku membuatmu menangis. Aku hanya-" Kalimat Doyoung terputus.

"Joy?" Zelo berdiri di belakang Joy. Memandang Doyoung dan Joy penasaran.

"Ah, Zelo..." Joy menghapus air matanya.

"Sedang apa?" Zelo berjalan mendekati Joy.

"Kami-"

"Wah! Zelo-ya sudah lama tidak bertemu!" Doyoung mendekati Zelo lalu merangkul kekasih Joy itu.

Zelo hanya mengangguk lalu melepaskan rangkulan Doyoung.

"Sedang apa disini?" Joy tersenyum pada Zelo.

"Kalian berdiri di depan toko skateboard​ langgananku" Zelo menunjuk toko dengan kepalanya.

"Ah, benar juga..." Joy menunduk lalu memainkan ujung bajunya.

"Sebaiknya kau ikut Zelo saja. Aku pamit" Doyoung tersenyum kemudian berjalan pergi.

Ia begitu muak melihat Joy masih peduli pada Zelo.

Zelo hanya mengangguk lalu berjalan menuju toko.

"Zelo" Joy memanggil.

"Apa?" Zelo berbalik.

Joy menatap Zelo, sedikit mendongak karena pria itu punya tinggi badan jauh lebih tinggi darinya.

"Kurasa, hubungan kita tidak bisa berlanjut" Joy berkata pelan.

Zelo menatap Joy.

"Aku mengerti" Zelo memasukan tangannya ke saku.

Joy terkejut dengan reaksi Zelo yang sangat santai.

"Kau menyukainyakan" Zelo memandang punggung Doyoung yang semakin menjauh.

"Mana mungkin..." Joy menunduk.

"Aku tahu Joy. Sejak dulu, hanya saja kau yang selalu menyangkal perasaanmu" Zelo berjalan mendekati Joy.

"Kami itu-"

"Sahabat. Memang apa salahnya menyukai sahabat?"

Joy memandang Zelo tak percaya.

"Jangan jadikan aku pelampiasan untuk menyangkal perasaanmu" Zelo menepuk kepala Joy.

"Aku tidak bohong soal perasaanku padamu" Joy berkata sungguh-sungguh. Memang benar jika Joy menyukai Zelo.

"Ya, aku tahu" Zelo menjauhkan tangannya dari kepala Joy.

"Tapi hatimu sudah ada pada Doyoung, dan itu tidak bisa aku ganggu gugat"

Benar, selama ini ia mencoba membiarkan perasaannya tentang Doyoung. Ia memang menyukai Zelo, tapi tidak sedalam pada Doyoung.

Menurut Joy, menyukai sahabat itu salah. Tapi perasaannya tidak pernah hilang.

Ia menangis ketika Zelo bersama perempuan lain karena, ia merasa tidak cemburu. Itu membuat Joy bingung.

Zelo bersama perempuan lain juga karena pria itu tahu, hati Joy tidak ada padanya. Hanya sekedar suka.

"Aku tidak punya hubungan apa-apa dengan Lisa asal kau tahu" Zelo tertawa.

"Aku hanya mau lihat bagaimana reaksimu, kalau kau gadis lain pasti sudah mengamuk dan minta putus. Tapi kau datang pada Doyoung. Lalu besoknya sudah seperti biasa padaku" Zelo sedikit muram ketika mengatakannya.

"Zelo..."

"Aku jahat kalau memaksakan perasaanku padamu. Jadi, aku melepaskanmu" Sekali lagi, Zelo menepuk kepala Joy.

Joy menatap Zelo, merasa bersalah pada pria itu.

"Tunggu apa lagi? Kejar dia. Jujur pada perasaanmu" Zelo tersenyum.

Joy tersenyum sekaligus menangis.

"Terimakasih" Joy berkata pada Zelo.

Zelo menatap punggung Joy yang berlari menyusul Doyoung.

"Selamat tinggal, Joy" Tersenyum getir kemudian melangkah masuk ke toko.

Kadang seseorang harus mengalah. Walau sakit rasanya.

End•

JOY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang