34. Syarat untuk Jadi Istri

580 19 0
                                    

Didapur terlihat dita sibuk dengan pekerjaan rumah dari cuci pakaian hingga perabotan rumah, aku hanya bisa memperhatikan yah saja. Yah dia tampak kelelahan karena pekerjaan tersebut, tapi itukan mau yah.

Selesai pekerjaan di dapur dita berpindah tempat menujuh halaman belakang rumah aku hanya mengikuti jejak langkah agar tidak terkesan aku sedang mengawasi jadi ku bawa kertas koran.

Sedangkan diriku berada di kursi dekat taman belakang dita yang sedang menjemur pakaian, di depanku.

Diriku hanya duduk santai dengan kertas Koran yang tidak aku baca hanya formalitasku saja untuk memperhatikan dita.

“Kenapa honey… cape.” Kulirik sedikit.
“Ngga kok.” Jawabnya jutek.

Aku kembali diam, aku tahu kalo dita selalu curi-curi pandang denganku, matanya sesekali melihatku.

“Mas dev.” Ucapnya memanggilku parau, kulirik sedikit.
“Hmm… apa?” jawabku.
“Kenapa kamu mengehentikan semua pelayanmu.” Rajuknya.

“Masih mau bahas soal itu, bukanya kemarin mas udah ngomong alasanyanya, coba ganti topic lain bosen tahu pertanyaan yah itu-itu melulu.”

“Yah, mas. Tapi dita mau bahas soal itu mas.” Seraya dita duduk dikursi sebelahku.

“Kamu sendirikan yang mau dek, mas mah hanya nurutin apa mau ya kamu.” Jawabku dengan mataku focus dengan Koran yang hanya kusibak-sibah saja.

“Tapi bukan gini juga kali, walau dita sengambek apapun seharusnya mas jangan nurutin dong.” Tungkasnya, seraya menekuk wajahnya.
“Loh kok malah menyalakan mas sih dek.”

“Bukanya menyalahkan, tapi mas yang terlalu operprotektif.”
Saking ngga nyambungnya dan exprsesi wajah dita yang sangat lucu. “Hahahaha… apa tuh dek, bahasa baru yah.”

“Bodoh ah.” Hingga bibirnya maju.
“Tuh kan ngambek lagi, setiap mas godain kamu ngambek. Padahal kamu suka godain mas tapi di godain sendiri malah sewot, kamu pilit tuhh.” Ujarku.

“Ih kok bahasa jawa dita mas bawa-bawa, inget mas kita lagi negara asal kamu loh, jangan bilang pilit tapi harus bilang curang gitu.”
“Eh terserah aku dong mulut-mulutku.” Belaku.
“Yah deh.” Ucapnya pasrah.

“Adek, try D itu apa sih, artinya?.”
“Di dapur, Di sumur dan D… terakhir dirahasiakan.”
“Kok bisa dirahasiakana.” Seraya tatapan penasaran pada dita.

“Iya, karena D terakhir ini sangat istimewa hanya dilakukan jika suami membutuhkan, tapi jika suami tidak membutuhkannya itu tidak akan dilakukan. Pelayanan seorang istri try D Itu khusus dan wajib ada suna yah juga sih, tapi jika sang suami TIDAK menutupi kebutuhan istrinya. Dengan berkecukupan D yang KE-3 ITU tidak akan ada.”

Ku naikan sebelah alisku Gagal paham sih apa yang diucapakan istriku ini tapi yah sudahlah aku hanya diam memandangnya. Dita menatapku dengan bijikan  mata elang yang tajam.

“Tatapan itu lagi, kau sebenarnya tidak mengerti apa yang ku jelaskan tadikan mas devit.”
Aku tertawa geli, sepertinya dia bisa baca isi fikiranku. “Menurutmu bagaimana.”

“Ahsudahlah…. Kau jadi terluar lemot nya, makanya jangan menikahi gadis lemot kamu jadi ketularan lemot.”


“Ambil sisi baiknya kamu jadi pinter kan.”
“Pinter endasmu.”
“Kok endas mas dev kenapa sih dek.”

“Udah yah ngga usah aku jelaskan ujung-ujungnya kamu juga ngga mengertikan.”
“Ya makanya buat mas mu ini mengerti my honey.”

Tak kusadari jika dady dari tadi memperhatikan kami dari jendela kamarnya, dita yang melanjutkan menjemurnya. Para pelayan yang sudahpulang dari shopping dan jalan-jalan mereka berjalan diam-diam menujuh asrama tanpa sepengetahuan dita.

BERSAMBUNG
jangan lupa ya vote dan, mampir di CERITAKU LAINYA YUK....
Nama Hubungan terakhir
Dan
The Ruler Of The White Tiger Is My King

Sabtu, 5 Mei 2018

[ TERBIT ] Adikku adalah Istriku [SEASON 1 ] [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang