55. Tetua

281 13 0
                                    

Keesokan paginya setelah malam yang panjang karena aku selalu melihat tidur dita yang tidak tenang sesaat dia terbagun lagi dan lagi.

"Mass --- dita pulang kerumah emak sama bapa nih,---." Tanyanya seakan tak rela jika dia harus pulang kerumah orang tuanya.

"Iya, kau harus pulang." Langsung kupotong ucapanya yang setengah mengantung tersebut.
"Mass dita ngga mau---." Ujarnya terpong lagi karena aku menaikan suaraku agar dita mau menuruti ucapanku.

"PULANG!!! Kamu harus pulang, nurut ngga sama mas." Pintaku pada dita.
"Ayo ka, anter dita sampe bandara juga ngga pa-pa." ujarnya sambil menarik lengan tangan bagas yang ada disampingnya.

"Ngga dita, kaka akan anter kamu sampe tujuan, aku ngga mau kejadian ini terulang lagi saat kamu balik kerumah." Jelasnya dengan senyumannya.

Setelah kepergian dita bersama bagas, aku berjalan terkati-kati menujuh lorong-lorong, terlihat seseorang berdirilah disana, yap dia vina wanita yang menikah paksa denganku.

"Aa, adikmu sudah pulang." Tanyanya dengan tangannya langsung mengalungkan ke tanganku. Diam sesaat dan menjawab dengan malasnya. "Iya." Sangat pelan.

"Kenapa Aa tidak mengatarnya saja sampai rumah." Tanyanya, sontrak membuat ku muak dalam benak ku berbicara.( semua ini karena loh cewe bego).

"A, nanti malam kita pergi ke festival lampion yuk." Ujarnya kembali seraya merajuk padaku, aku tidak peduli permintaannya.

"Aku cape. Kau pergilah sendiri."
"Tapi Aa..." rengeknya seraya menggoyang-goyang tanganku.
Tak ku hiraukan dia (vina) berjalan menujuh ruang tetua yang saat ini ruangan yang sangat aku benci karena penghuninya, yang selalu membuatku menderita.

---TRANSLET JAPAN---

Ada yang menjaga pintu ruangan tersebut. "Apakah tuan tetua ada di ruangan." Tanya Vina pada mereka yang berdiri tegap dengan pedang samurai mereka yang seakan siap sedia. Di depan pintu kamar tetua.

"Tidak ada, nona." Jawab salah satunya dengan sedikit kepala mereka bungkukkan.
"Baiklah, lalu dimana beliau berada." Tanya Vina kembali kepada mereka.
"Di istana bagian timur, nona." Jawabnya lagi.


" Jika Aa Ngga Mau tuan tetua marah jadi Aa Harus ajak aku ke festival Ayo laaa Aa yah-yah. Plisss, yah." Acaman dan tajuknya pada ku.

Aku hanya bernafas pasrah dengan semua ini. Menujuh tempat yang di sebutkan tersebut, tangan ku masih di tarik oleh Vina berjalan menuju tempat di mana orang tua itu berada, barulah terlihat kakek tua itu sedang duduk menikmati secangkir teh hijau sambil melihat latihan para bodyguarnya yang saat ini sedang menganyunkan pedang samurai.

"Kau datang, untuk mencariku. Cucuku." Ujarnya tak menoleh atau melihatku, dia hanya masih focus dengan latihan para penjaganya. Vina berjalan menuju tempat tetua dan pelayanan datang membawa kursi, agar Vina duduk.

"Iya, kakek. Kok bisa tahu jika ini aku, apa kakek punya mata lainnya yah." ujar Vina itu membuat tetua itu tertawa memekik.
"hehe--- kau bisa saja, tentu saja aju tahu kau akan datang dengan
Aku tak berheming, aku hanya mematung di belakangnya kursi yang ia duduki saat ini.

"Kenapa kau hanya diam disana kemarilah, mendekat padaku. Apa yang ingin kau bicarakan denganku. Pastilah itu sangat penting bukan, atau ini menyakut gadis kecil itu." tebakanya yang membuatku tersentak saat dia mengatakan gadis kecil yang ia maksud adalah dita. Aku diam sesaat, berjalan mensejajarkan tubuhku dengan dirinya yang saat ini sedang bersandar di kursi.

"Iya, tebakan anda benar." Ucapku membuka pembicaraan seraya mataku melihat kearah tetua yang saat ini duduk mematung di kursi.
"Baiklah apa yang ingin kau bicarakan, mengenai gadis kecil itu."

Menghadap padanya. "Tuan tetua, tolong jangan lagi anda melakukan ini. Terhadap orang-orangku lagi, belum cukupkah anda memisahkan aku dengan ibu dan dady, sekarang anda mau melakukannya lagi."

"Aku tidak akan melakukannya jika kau mau menurut padaku, kau ini selalu membangkang saat kau menemui marsel dan ibumu itu. ingat baik-baik aku ini yang telah membesarkanmu, dan sekarang kau mau membangkang padaku."

"B-bukan membangkang pada anda tuan, aku hanya membela diriku. Apa itu salah dimata anda, aku selalu kau salahkan."

"Yah tentu kau salah, anak muda kau tidak tahu arti dari penurut dan patuh."

----SELESAI-----

🌷Bersambung🌷!!
Nanti CERITA SELANJUTNYA DI SINI ya.
Jangan LUPA YA UNTUK VOTE ya.

Selasa, 20 November 2018

[ TERBIT ] Adikku adalah Istriku [SEASON 1 ] [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang