14. Putus Harapan

632 26 0
                                    

Aku tidak punya pilihan selain melepaskan dita asal dia bahagia dengan orang lain, aku kembali ke rumahku dengan harapan yang sudah musna. Keinginan terakhir ibuku hanyalah sebuah kenangan Indah dari mimpi tentang aku bisa menikahi dita sesuai dengan rencana yang ibu inginkan.

"Vit luh nyerahin gitu aja semangat dong tuk dapet dia masa hanya ada yang ngajak dia serius kamu udah ngelepas dita, itu kesempatan luh untuk buktikan bahwa kau yang lebih pantas untuk mendapatkan si dita." Kata-kata itu membuat aku untuk berfikir bahwa yang di katakan kim padaku itu memang benar.

"iya tuan muda, apa lagi jalur kuningkan belum melengkung di depan rumah, Kau masih punya kesempatan untuk merebut lagi hati nya itu." ujarnya bagas padaku.

"vit asal luh tahu aja jika dita jadi milik orang lain pun luh masih bisa ngerebut dia yah walau nanti luh ngga dapet gadis malah janda ya... mmm! ngga apa-apa itu sah-sah saja dalam Cinta sejati itu tidak mengenal batas dan waktu."

Aku masih belum mau ngerespon mereka, aku hanya diam tak nyaringkan suara sedikit pun hanya hela nafas dalam-dalam saja, langsung langkah ku menuju kamar tidur, langsung rebahan dulu di atas ranjang sambil melihat langit-langit kamar.

Keesokan harinya aku akan berangkat kekampus karena perusahaan sudah diambil alih lagi oleh Dady, jadi aku melanjutkan hariku sebagai seorang mahasiswa Mataku terfokus pada note book kedatangan miss sandra yang membuatku kaget karena dia tiba-tiba sudah ada di depan mataku saja, shontrak buat aku terperanjat.

Dia mengatakan dalam bahasa yang kurang aku pahami dengan bahasa Spanyol yang fasih aku sulit menangkap satu katapun yang ku mengerti.
"ngomong apaan sih miss sandra tadi aku kurang ngerti nih, tapi dia udah ngeluyur pergi aja." pikiranku.
"HALLO, devit kau baik-baik aja kan, miss sandra bilang kau disuruh ke rumah yah nanti sore."

Ternyata kata tommy ross katanya miss mau aku dateng kerumah ya, yah tommy mengetahui arti dari kata Miss sandra tersebut.
Aku mulai berfikir ngapain Miss sandra mau aku dateng kerumahnya apa benar  yang dikatakan oleh kim bahwa Miss itu mau bujuk aku agar mau jadi anak tirinya, aku menekan ludah ku sendiri.

"Woy, vit luh kok wajahnya pucat gitu kenapa luh habis ketemu penampakan yah." ujar kim membuat ku kaget dan membuarkan pikiranku saat ini.
"Iya bukan penampakan lagi tapi nyeremin dari hantu anabell, kim." ujarku dengan tatapan bengong.

"Hah serius luh vit, dimana luh ketemu yah." Saut bagas.
"Tapi luh keliatan emang tegang banget sih vit."
"Yah untung ya aku ngga pa-pa kok kim-gas, tadi aku dipanggil sama miss itu, katanya aku di suruh kerumahnya, nyeremin kan."

"Aduh itu mah emang nyeremin tuh... Tapi ada apanya perasaanku ngga enak nih." Kim sambil memainkan kepalanya.
"Apakah bener yang di omongin luh waktu itu kim." Saut bagas yang mendengar tentang hal itu.

"Hei-hei!!! Waktu itu  aku hanya bercanda yah untuk mengoda si devit ngga serius ngomong hal tersebut jadi jangan salah artikan ucapanku waktu itu yah, mana aku tahu jika tebakanku ngga meleset kaya gini." Kata kim.

"Ah?! ngga urus luh kim ingat mulut mu harimau mu, yang kapan  aja akan nyergap kamu." Kata bagas.
"Iya kadang-kadang aku ngga ngerti  sama kalian berdua selalu bawa-bawa Bintang dalam pembicaraan kaya yah aku harus buat perternakan hewan deh..." kata kim.

Hari menjelang malam aku melihat dedy berdiri didekat kolam renang, sambil muka menghadap langit yang saat ini bertabur Bintang dan Bulan bersinar terang. "Dad."
"Hai dev" sambil mengusap muka ya.
"Dedy baik-baik saja."
"iya!dady baik kok devit, kamu udah pulang"
"Yah ded, tadi di kampus devit harus mengerjakan banyak tugas yang tertinggal."
"ouh begitu, yasudah cepat sana kamu mandi dulu bersih kan diri mu"
"Ok boss!!,prajurit ikuti perintah." Sambil tersenyum pada dady dan seraya tangan terangkat tinggi hormat.

Aku langsung saja melangkah menuju lift lagi males naik anak tangga karena  kamarku ada di paling atas, aku masih bisa melihat dady dari atas kaya ya dedy emang sedang kesepian pasti dady sangatlah kehilangan ibu, dady kaya yah harus punya pendamping aku masih inget saat pertemuan para pemimpin mereka semuanya bawa pasangan hanya dady yang di samping yah ada aku tidak ada yang lainya hanya aku Kasihan dady ibu kenapa kau tinggalkan dady sendiri di dunia ini dia hanya  bisa menangis meratapi kesendirian ya dan menyembunyikan diri dari kepedihan.

Dady emang ngga pernah ngomong kalo dia kesepian karena  dady ngga mau aku juga merasakan sakit itu yah jelas lah aku aku baru 2 tahun mengenal sosok ibu di samping ku wanita yang begitu lembut, baik, cantik dia yang mengajari aku membaca Kitab suci dari alif sampai selesai.

Aku tahu ibu juga ngga bisa melawan takdir yang sudah tertentu itu, semasa hidupnya ibu hanya mau ketemu aku dan impian ya tercapai ibu udah ketemu aku, ngajarin aku dan banyak hal baiknya selama aku bersama ibu. tapi  di sa'at  terakhir ibu ada 1 impian yang belum tercapai yaitu  mati di pelukan hangat dari Dady, aku sangat sedih tapi apa beda ya ibu menutup mata yang terakhir kali dipeluk dady dan aku sama aja kan aku juga hangat hehehe...

"Devit cepat turun nak, dady sudah lama nunggu kamu." terdengar suara dari speker dari pojokkan sana atau bel pintu yang lengkap dengan monitor.
"ok ded, aku akan segera turun lagi baringkan tubuh bentar lagi devit turun kok."

Tak lama aku duduk bersebelahan dengan Dady yang saat ini menatapku, sedangkan diriku hanya menatap hidangannya.
"wah enak nih kayaknya aku akan  habis kan semuanya deh."

"Kamu ini jangan serakah gitu habiskan dulu yang sedikit kalo kurang boleh tambah lagi."
"iya ded.. oh ya ded tahu miss sandra."
"Yang mana?"
"itu loh yang cantik sekali, orang yah yang selalu pake baju mini."

"Dady tidak ingat."
"yah dedy ini inget ya sama fatiha aja."
"uuusst... kau ini dia ibu mu jangan kurang ajar gitu."
"Maaf ded."
"emang kenapa kamu nanyain dady kenal apa ngga sama tuh miss."
"Yah dady bisa PDKT gitu.."
"dady ini udah ngga muda lagi kamu aja tuh, cepet bawa sini  istri mu dady mau tahu."

Aku terdiam saat mendengar tentang hal itu  gimana aku jelasin sama dady jika aku dah cerai kan dita, bahkan dia mau merried sama shalem sheikh abdullah. aku hanya bisa  menghela nafas dalam-dalam saja terus makan pun udah nggak mood lagi kalo udah ngingetin hal itu lagi, dia udah ngga bisa aku ngapai lagi.
"kok kamu makanya ngga semangat gitu sih vit, tadi katanya mau habiskan semua'nya ini malah makannya hanya banyak di aduk-aduk doang." ujar dady yang saat ini terus memperhatikan diriku.

"jadi bet mood nih ded, dev masuk kamar yah cape, terus mau ngerjain tugas. dady ngga usah khawatir tentang aku." seraya berjalan terkati-katih karena aku ngga sanggup melihat kenyataan bahwa aku ngga bakalan menuhi permintaan ibu yang terakhir ini.

Bersambung...
Jangan lupa vote saran masukan komennya...
Terimakasih...

[ TERBIT ] Adikku adalah Istriku [SEASON 1 ] [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang