43. Feeling Kurang Baik

351 12 0
                                    

Gedung bertingkat 100 ini, di dalam ruang lantai 80, Ada ruangan kerja pribadi yang berukuran Cukup besar karena di lengkapi kamar tidur dan fasilitas nyaman, jika aku lembur di kantor.
“Kamu serius mau jemput dita sendiri vit, biasanya kamu suruh orang buat jemput Honey mu, Kok kali ini kamu seperti yah lebih khawatir sekali. Kamu bisa nyuruh orang seperti yuno, atau jhosep, atau kamu juga bisa nyuruhku untuk menjemput.” Ujar bagas Seraya tangannya sibuk membereskan berkas-berkas yang berjejer di meja.

“Ngga perlu gas, Feeling ku lagi ngga baik nih.” jawabku Seraya tanganku sibuk mengetik.

“Kamu takut dita di embat orang yah, udah jangan khawatir gitu dong dita sekarang udah jadi milik kamu seutuhnya, ngga mungkin dia---” ucapan kim yang langsung di potong olih bagas.

“KONTROL EMOSIHMU vit jika emang nanti kau bertemu dita bersama dia lagi, jadilah seorang suami yang baik di depan dita.” Saran bagas yang buat aku sedikit lega.

Sedangkan aku hanya diam tak bicara soal tersebut.
“BAGAS, emang kamu udah tahu dita. Selama ini dia anggap devit itu apa? Hanya seorang KAKAK, bukan SUAMINYA, kamu ngga tahuyah.” Ucapan kim buat ku itu menyakitkan, memang sih selama ini dita anggap aku kaka, tapi entahlah.

“Diam kamu kim, jangan ikut bicara. Dev cepat pergi, jangan sampai kamu terlambat untuk datang menjemput, bisa-bisa Dita nanti diantar pulang lagi oleh yah.” Kata bagas geram membelaku.

“Oke deh!! Aku diam. Tapi jika itu jadi keputusanmu dev untuk jemput dita terserah. Udah ngga usah takut gitu ah, lagian dita udah tahu mana yang baik-buruknya.” Ucapan kim yang sedikit menyentuh sekali.

“ Semoga saja begitu kim. Ya udah aku pergi dulu, hendel dulu urusan kantor.”
“Siip!! Ati-ati, tahan emosimu yaaa---.” Ujar kim, seraya aku berjalan keluar.

Sesampainya di kampus aku tak sengaja sudah lihat dita sedang bicara dengan pria itu, yang buat aku kesal. Sambil ketawa-ketawa riang lagi, gimana ngga kesel coba, nih orang mau yah apasih kok terus aja nempel sama dita istriku. Mobil aku parkirkan tepat didepan mereka.

“Hun--- ayo cepat pulang.” Ujarku saat jendela mobil sudah terbuka.
“Loh mas yah yang jemput dita, aaasssiiiikkk. Yah udah aku duluannya asraf, daah..” seraya melambaikan tangan lagi, eh cowo yah juga malah membalas lambaian tangan.

Saat didalam Mobil Seraya merogoh Isi tasnya. “Mas kita mampir dulu yuk ke mini market dita mau belaja dulu, eh iya pesenan dady juga hampir lupa.” Ucapanya yang tidak aku dengar.

“Mass—kok diem aja sih, dari tadi dita ngomong kok ngga di ladenin. Kepikiran apa sih, urusan kantor. Kalo emang masih sibuk, kamu bisa suruh orang kaya biasayah.”
Akhirnya aku angkat bicara.

“Kamu kok makin deket aja sama dia.” Aku dah ngga kuat uneg-uneg yang di hati yang tergiang terus di otak.

“Dia Siapa??.” Menatapku yang sedang menyetir mobil.
“Pura-pura ngga tahu.”ucapanku kesal.
“Ih Kok gituuu Jawab Yah. Maksud mas soal dia Yah itu buat Asrafan.”
“Udah jangan sebut namanya.”ucapanku sinis.

“Hahahaha…” tiba-tiba saja Dita tertawa-tawa Entah apa yang lucu.
“Ngga lucu tahu ngga.” dengan kata masih 😏 sinisku. Menahan emosional ku.

“Jadi Ceritanya masku ini lagi cemburu sama asraf. Cup-cup-cup... maskusay biar aku jelasin dulu. Jangan marah Yah dan jangan salah paham. Dita sama asraf itu hanya temenan karena dia itu 1 kelas, 1jurusan, 1 fakultas, dan dia juga ingin tahu banyak soal islam. Jadi kita sering shering soal agama dari berbagai negarakan.” penjelasannya.

“What ever. Pokok mas ngga mau tahu kamu harus jauhi DIA TITIK.”
“YAYAYA, DITA akan jaga jarak. Lagian ngga setiap hari kok dia dateng.” ucapannya masih senyuman.

“BODO. Emang aku pikirin. ”
“CIH. HEHEHE….Mas kok jadi baperan gitu, apa gara-gara aku sering jalan sama dia ketimbang sama mas. Makanya mas sering-sering dong luangin waktu buat istrimu ini. Jangan nyalahin dita terus, salahmu sendiri kenapa terlalu sibuk, pulang pergi keluar negeri ngga ngajak aku, terus selalu buat aku dengerin ocehan kamu soal cewe-cewe bule di sana.”

“Tapi itu kan semua demi kamu, aku kerja buat kamu. Kalo soal cewe-cewe bule itu, aku hanya iseng ngomong doang ngga pernah main atau bergaul sama mereka juga, aku hanya mau tahu kamu tuh cemburu ngga jika aku cerita wanita lain ke kamu hun, hanya gitu.”
“ya Udah-udah, jelek tahu kalo kamu cemberut gitu.” Seraya mencubit pipiku pelan.

BERSAMBUNG
Nantilah Kelanjutan dari kisah-kisah Double D ini hanya di koleksi cerita ini.
Jangan lupa vote ya. Oh ya butuh saran juga nih buat kemajuan cerita ini.
Terima kasih banyaknya atas luangan waktu untuk membaca kisah ini.

Kamis, 07 Juni 2018

[ TERBIT ] Adikku adalah Istriku [SEASON 1 ] [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang