81. Dua Cincin💍

480 12 0
                                    

Melihat dita yang sudah kuat mengerjakan tugas rumah, aku khawatir dengan debay di perut nya. "Honey...  Gimana keadaan kamu." Seraya meletakan belanjaan di meja.

"Udah baikan mas." Jawabnya masih sibuk dengan lap pel.
"Honey kamu kan baru saja sembuh masih lemes, sini berikan lap ya ke mas." Ujarku sempat mengambil alih apa yang dia kerjakan sekarang, dita yang sedang mengepel lantai dengan kain lap.

Melihatku yang berjungkuk di sampingnya. "Udah baikan kok mas, maaf ya beberapa hari ini dita ngerepotin mas. " Ucap seraya menatap ku.

"Ngrepotin apa sih,  kamu ngga ngerepotin mas. Malah mas seneng banget bisa melayani Nyonya besar, udah sini tugas ini biar mas aja yang kerjain, mendingan honey istirahat aja dulu. Terus jangan ngerjain yang berat-berat yah kasihan debay. " Ujarku khawatir.

"HahHAhAh....  Apa sih mas bisa aja. Lagian kata dokter bagus banyak gerak dibanding diem aja. " Dengan tawa kecil di bibirnya. 
"Mas apakah mas nggak pulang."  Setelah diem lanjut Kata dita yang tiba-tiba ungkit masalah pulang.

"Heh, pulang.  Pulang kemana honey, rumah mas kan disini." Jawabku.
"Jangan pura-pura gak inget, mending mas pulang jangan sampe mba Vina ngamuk kesini.  Dita masih nggak punya tenaga nih buat melawannya." Jawabnya.

" Honey seharusnya kamu bilang dari awal dong."
"Mas,  yang harus peka dikit dong, dia juga butuh perhatian dari mas. Apalagi mba Vina lagi hamil anak kamu  jangan pilih kasih, mereka sama-sama darah daging kamu. Udah sana pulang yah,  bentar lagi ka bagas datang. " Katanya seraya meletakan lap.

"Aku jadi heran sama kamu honey. Kok kamu betah banget sama bagas,  kamu lagi pdkt ya, atau... " Belum sempat selesai bicara udah sekat.

"Iya. Aku lagi pdkt sama ka bagas, udah sana pulang jangan gangguin aku yah nanti kalo aku lagi sama ka bagas. Aku mau pdkt... " Ujarnya dibarengi tawa kecil.

"Heh langsung usir aku gitu aja, aku jadi bertanya-tanya sebenarnya anak yang ada di dalam sana itu aku ayahnya apa masih ada ayah yang lain." Mengerutkan alis,  mempertajam mataku.

"Hemm seperti ya ada yang lain, yaitu bayang dari seseorang asing, mungkin sajakan, aku ngga inget berhubungan sama siapa lagi selain kamu. Hahaha...😁😁😁" Ketawanya renyah sekali tapi aku suka itu tanda dita udah baik-baik saja sekarang aku harus pikirkan wanita yang mengaku dokter itu.

"Huh...  Baiklah aku pergi, sayang jaga mama mu ya.  Papa pulang kerumah duka dulu. " Ujarku seraya mengelus perut dita yang masih rata itu. Dita hanya bisa tersenyum.

"Heh kok rumah duka sih mas, jangan begitu ah! bahasa ya ngga baik, walau disana hanya ada mba Vina dan dady tapi disana juga ada saudara ya anak ku. " Ujar dita yang memajukan bibirnya.

"Iya... Maaf. Yaudah mas pulang dulu, kamu jangan sampai kecapean. Jaga diri baik-baik yah. Kalo butuh apa-apa bagas ngga bisa nuruti maunya kamu tinggal telfon mas."

"Itu kalo kamu lagi ngga sibuk ya mas,  biasanya anak-anak mintanya maksa loh.  Kalo kamu hanya nuruti mintanya 1 anak yang lain pasti iri. "

"Emang yah kamu ngidam apa?.  Sini biar mas manuhin kemauan untuk debay anak pertama dulu deh. " Ujarku dengan tatap mataku kepada dita.

"Anak pertama? Siapa?. " Jawabnya binggung.
"Ini lah. " Sambil mengelus perut dita.
"Belum tentu dia dulu kan mas!. " Katanya lagi membuat ku sedikit bertanya-tanya.

"Eh emang beda ya. Tapi usia kandunganmu 10 minggu lebih sehari loh hon." Seingat ku.
"Mba Vina juga 10 minggu mas. " Katanya lagi.
"Masa sih. " Seraya garuk-garuk kepala yang ngga gatal.
"Makanya kamu juga harus perhatian sama anak kamu yang lainnya mas,  jangan fokus satu aja. Nanti pulang kamu tanya langsung gih sama mba Vina,  sekalian itu nanti kamu antar dia juga untuk cek up 2 minggu sekali,  dan besok jadwalnya mba Vina cek. Sekalian juga mas antar USG. " Katanya.

"Kamu kok perhatian ya bangettt... Sama Vina melulu,  kamu seharusnya mikir dirimu sendiri,  kamu juga lagi... " Belum sempat selesai bicara dita langsung cium kilat bibir ku.
"Tuan devit kau belum juga pergi,  cepat pulang lah. "

Bersambung...
Nantikan kelanjutan ya...
Terima kasih atas doanya...
Dan Komtarnya...
Motivasi juga buat saya nulisnya...

Minggu, 23 Juni 2019...

[ TERBIT ] Adikku adalah Istriku [SEASON 1 ] [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang