Sekar Cantika,
Sudah 106 hari setelah Atta mengatakan untuk tidak menggangguku lagi. Rasanya hambar, seperti ada yang hilang. Apa aku merindukannya? Lalu jika iya, apa yang aku rindukan dari seorang Atta? Cowok yang dengan tatapannya bisa membuatku jatuh cinta, dulu.
Jika 106 hari yang lalu aku mengatakan jika aku mencintainya, apa yang akan terjadi pada diriku? Mungkin aku tidak akan merasakan yang namanya rindu.
Atta memang bukan siapa-siapaku. Aku tidak tahu harus menganggapnya teman atau masa laluku. Sementara masa laluku dengannya hanya sebatas guru dan murid. Jika aku menganggapnya mantan, masalahnya aku dan Atta tidak pernah mempunyai jalinan seperti aku dengan Rian.
Rian? Astaga, aku sudah memiliki pacar yang selalu membuatku tersenyum. Tapi, fikiranku masih saja kepada Atta yang selalu membuatku bingung. Sebentar, aku dengan Rian memang memiliki status sebagai pacar. Tapi, di sini hanya satu pihak yang mencintai, sementara satu pihaknya tidak. Ya, aku tidak mencintai Rian. Walaupun aku berusaha agar jatuh cinta kepadanya. Tapi, tidak pernah berhasil.
Tidak seperti Atta yang hanya karena tatapannya aku bisa mengatakan jika aku mencintainya. Karena tatapannya aku bisa mengatakan dia juga mencintaiku. Aku benar-benar bingung.
Semenjak 106 hari yang lalu, Atta tidak pernah menyapaku lagi jika kita berpapasan di sekolah. Cowok itu malah memalingkan mukanya. Tapi, pernah sekali dia tersenyum kepadaku saat berpapasan dengannya di tangga. Kalian tahu apa yang kulakukan, aku malah memalingkan mukaku. Menganggap jika Atta tidak tersenyum kepadaku. Tapi, jika aku membalas senyumannya, apa yang akan terjadi?
Oh ya, cincin itu? Cincin yang tertukir nama Caca dengan sangat indahnya. Aku memakainya semenjak Atta memberikannya kepadaku. Tapi, aku tidak memakainya di jariku. Kugunakan cincin itu sebagai liontin kalungku. Untungnya, Rian tidak pernah mengetahui cincin itu. Dan, Atta, mungkin dia menganggap aku akan membuang cincin pemberiannya.
Jika aku boleh jujur, aku merindukan Atta dan ingin cowok itu selalu di sampingku. Tapi aku tidak bisa membenarkan jika aku memiliki perasaan kepadanya.
~·~
Attariq,
Benar kataku dulu. Aku akan kesepian saat tidak ada Caca di sampingku. Rasanya sama seperti 2 tahun lalu saat aku meninggalkan Caca. Begitu sakit, tapi aku sendiri yang membuatnya sakit. Caca, nama sederhana yang bisa membuatku jatuh cinta.
Dulu, aku mencintai gadis itu karena aku sering sekali bertatapan dengan matanya itu. Mata kami selalu saja bertemu. Dalam sehari bisa sampai 5 kali. Karena tatapan itu, aku bisa mengetahui jika Caca mencintaiku dan benar saja.
Jika 106 hari yang lalu aku tidak mengatakan untuk tidak lagi menggangu Caca, apa yang akan terjadi? Apa aku akan kembali bersama dengannya, sementara dia memiliki seorang pacar.
Berapa lama lagi aku harus menunggu saat aku bisa kembali lagi bersama Caca. Aku benar-benar tidak tahan. Apalagi saat melihat Caca selalu ceria bersama Rian. Begitu menyakitkan.
Menyakitkan lagi saat aku tersenyum kepada Caca dan dia malah memalingkan wajahnya. Apa itu karena aku yang sering memalingkan wajahku saat berpapasan dengannya. Begitu sakit, sementara aku sering melakukan itu kepada Caca.
Sudah berapa kali aku menyakiti hati Caca dan aku tidak bisa memperbaikinya. Bagaimana jika hati Caca hancur? Bukannya hati wanita jika hancur tak bisa utuh kembali?
Lalu apa yang harus kulakukan? Mengatakan jika aku mencintainya dan berjuang untuk mendapatkan cintanya? Masalahnya aku tak punya nyali.
Usahaku waktu itu saja gagal, apalagi sekarang. Saat Caca telah memiliki pacar. Rian juga pasti tidak rela jika aku merebut Caca. Tapi, hati ini begitu sakit. Apakah Caca juga merasakan yang sama? Rasa sakit dihati yang aku alami?
Jika aku akan memperjuangkan cintaku, masalahnya apa Caca mencintaiku? Aku tidak yakin akan itu. Apalagi ekspresi wajah Caca yang sulit ditebak. Mungkinkah aku harus menunggu?
Aku mencintaimu dan akan menunggumu. Aku selalu yakin jika kamu hanya untukku.
Aku yakin jika hanya ada namaku dihatimu.
Aku yakin jika akhir cerita kita akan indah.
Tunggu saja.~·~
Riansyah,
Sudah 110 hari aku dan Caca menjalin hubungan dari teman dekat menjadi pacar. Hari-hariku begitu berubah sekarang. Meskipun aku tahu di sini hanya 1 pihak yang mencintai. Sebenarnya itu menyakitkan, hanya saja, aku sudah terbiasa.
Melihat Caca tersenyum dan selalu di sampingku itu sudah cukup. Walaupun aku tahu itu tidak akan bertahan lama. Aku yakin jika sebentar lagi, seseorang yang ada difikiran Caca akan datang. Atta. Cowok itu akan datang dan dengan mudahnya akan merebut Caca dariku.
Aku tidak akan menahan Caca. Sebab, dia akan lebih bersedih saat bersamaku. Senyumnya yang muncul itu hanyalah kepalsuan. Berat memang, tapi aku harus iklhas. Lebih baik aku melihat Caca ceria bersama Atta daripada aku yang ceria sementara Caca terpuruk.
Tidak lama lagi, kau yang akan ceria Ca, dan aku yang akan bersedih. Tapi aku akan mencoba untuk selalu ceria dibalik kesedihanku.
~·~
Halo, Caca, Atta, dan tokoh 'Kau' lainnya kembali lagi nih. Seneng gak? Kangen gak? Atau bodo amat?
Kalau boleh tanya, kalian lebih milih
Caca-Atta atau Caca-Rian?Oke see you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir
Teen Fiction[Sequel dari Kau] (Sudah Tamat) "Bagaimana bisa menjadi akhir yang indah, jika kau saja hanya diam." Menjalin hubungan dengan Rian, ternyata masih belum bisa membuat Caca melupakan Atta. Ditambah lagi, hubungannya dengan Rian juga entah mau dibawa k...