3.Pacar tersayang♥

61 5 0
                                    

-kok kepd an?-

---

Tet tet tet

Bunyi bel pintu dirumahnya membuat gadis itu bergegas memakai sepatu olahraganya. Safacha sudah selesai bersiap-siap dengan tampilan simpel tapi terkesan flawles. Dia hanya memakai kaos yang tampak sempurna melekat ditubuh mungilnya,celana hotpants, topi dengan rambutnya yang dicepol keatas serta sepatu olahraga.

Ketika dia membuka pintu rumahnya, Majiddo sudah berdiri didepan pintu dengan senyum manis tercetak dibibirnya. Gadis itupun membalas senyum cowok itu tak kalah manisnya.

"Ready?"sapa Jiddo dengan mengangkat kedua alisnya.

"Yaudah langsung aja yuk"balas gadis itu dan langsung mengunci pintu rumahnya.

Mereka pergi meninggalkan pekarangan rumah gadis itu. Jiddo tak perlu repot meminta ijin kepada orang tua Safacha. Karena orang tua Safacha sudah sangat mengenal Jiddo karena orang tua mereka berdua yang bersahabat selain itu karena orang tua gadis tersebut yang jarang menetap dirumah yang dikarenakan papa dari gadis tersebut adalah seorang pengabdi negara atau seorang prajurit angkatan darat sehingga papa nya sering ditugaskan keluar kota maupun pulau. Gadis itu tak pernah mau ikut dengan orang tua nya karena memang tempat tugas papanya yang suka berpindah-pindah. Bahkan sebelum dia menetap di jakarta, dia sudah sering pindah-pindah kesetiap daerah dipenjuru indonesia dan barulah kelas 2 SMP dia memutuskan untuk tinggal di Jakarta walaupun harus ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya.

"Kita keliling-keliling taman aja gimana?"ucap jiddo ketika mereka sampai di parkiran sebuah taman dipusat kota.

"Emm oke deh" balas gadis itu sembari turun dari mobil hitam pajero sport milik cowok itu.

Mereka mulai berlari kecil ketika sampai dipinggir taman. Sesekali Jiddo akan membuat gadis itu tertawa karena lelucon yang dilontarkan oleh cowok itu.

"Huhhh capek juga ya"ucap Jiddo ketika mereka memutuskan untuk menyudahi kegiatan berlari mereka dan duduk di salah satu bangku yang ada di taman tersebut.

"Iya lah capek kan kita lari selama sejam lebih"balas gadis tersebut sembari mengelap peluh yang ada di dahinya.

"Gue beli minum dulu ya, lo jangan kemana-mana ntar kalo lo ilang kan gue bisa kejang ditempat"

"Lah kok malah kejang?"balas gadis itu heran

"Karena lo kan belahan jiwa gue jadi bikin kejang kalo kangen"

"Apaan sih absurd banget"hal itu membuat gadis itu tertawa dan tersenyum. Jiddo selalu bisa membuat dirinya nyaman dengan gombalan dan lelucon darinya.

Jiddo sudah menghilang dari pandangannya membuat dia hanya bisa melihat sekitarnya dan tersenyum kecil. Ditaman ini semua orang berkumpul, tawa ceria memenuhi area sekitar taman karena banyak anak-anak yang diajak oleh orang tua mereka untuk sekedar berjalan-jalan ataupun bermain.

Tiba-tiba dirinya melihat cowok itu disana, bersama seorang gadis?. Dia yakin kalau itu adalah sosok cowok yang dikenalnya. Dugaannya semakin yakin ketika melihat cowok itu berbalik dan membuat dirinya dapat leluasa melihat wajah tampan cowok tersebut. Wajah cowok itu kelihatan dingin tapi masih terlihat tampan.

"Eh" dia tersadar dan mengalihkan pandangannya ketika merasakan sebuah rasa dingin dipipinya.

"Liat gue bawain es krim juga nih. Coklat dan vanilla untuk lo dan coklat aja untuk gue"Jiddo menyodorkan air mineral dan juga es krim yang merupakan sumber dari rasa dingin dipipinya.

Safacha mengambil air mineral itu dan mengambil es krim yang disodorkan kepadanya juga. Dia tersenyum setelah selesai meneguk air mineral itu hingga tersisa setengah.

SafachaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang