5.Rasanya Nyess banget

79 6 0
                                    

Setelah acara penggerebekan yang dilakukan oleh Olcha kini rumahnya kembali sepi. Olcha pulang setelah puas dengan janji dari Kelden yang akan membelikan cassing keinginan gadis tersebut. Wajah gadis itu kelihatan bahagia sekali tadi. Mengingat bahwa akhirnya dia bisa mendapat apa yang diinginkannya. Safacha berdecak karena kelakuan gadis itu seolah tak mampu membeli cassing tersebut. Katanya dia mampu membelinya,tapi dia lagi kepengin mendapat cassing itu atas pemberian dari pj an hubungan Safacha dengan Kelden. Alibi yang sangat cemerlang, pikir Safacha saat itu.

Kelden baru saja pulang dari rumahnya setelah tadi menghabiskan waktu untuk melakukan hal yang tidak penting. Setidaknya itu adalah tidak penting pikir Safacha karena mereka hanya nonton tv,kelden yang terus mengusilinya,kelden yang sibuk dengan iphone nya, hingga permintaan kelden yang mengaku lapar dan ingin dibuatkan nasi goreng spesial oleh Safacha. Dan sekarang dia tidak ada kesempatan untuk tidur barang sedetik pun karena jam sudah menunjukan pukul 16:34 yang artinya mengharuskan dirinya untuk menyiapkan perlengkapan untuk latihannya nanti malam.

Ting

Bunyi notifakasi dari iphonenya membuat gadis itu batal untuk mulai menyiapkan isi tas ranselnya. Dia membuka chat tersebut yang ternyata dari Jiddo.

Ajid♧ : nanti pergi bareng?

Me : boleh

Ajid♧ : gue jemput jam enam ya biar engga telat ntar

Me : gue mah oke aja

Ajid♧ : oke sipp

Me : siapp

Gadis itu termenung melihat sikap manis dan baik hati dari Jiddo. Dia berpikir segala hal yang ada pada Jiddo jauh berbeda dengan abangnya-kharis-. Dia kembali menghela nafas ketika mengingat cowok itu. Akhirnya dia memutuskan untuk mencharger iphonenya dan kembali keaktivitas yang sempat tertunda tadi.

Setelah selesai dengan tas ranselnya, dia memutuskan untuk mandi karena jam sudah menunjukkan waktu yang hampir jam lima.

----

Safacha sedang makan sembari menunggu kehadiran Jiddo. Dia masih ada waktu setengah jam lagi untuk membuat perutnya kenyang. Olahraga yang ditekuni nya ini memang memerlukan kekuatan lebih, oleh karena itu dia dituntut untuk banyak makan. Tapi selain itu dia memang suka makan jadi mudah saja baginya untuk mewujudkan hal itu. Tapi postur tubuhnya seolah menghianati hasil, karena seberapa banyak pun gadis itu makan maka tidak ada perubahan pada postur tubuhnya.

Tet tet tet

Setelah selesai mencuci perlatan makannya dia segera berlari kelantai atas dimana kamarnya terletak untuk mengambil tas ranselnya. Dia sudah selesai dengan segala aktivitasnya sebelum berangkat latihan. Setelah selesai memastikan tampilannya kembali, dia akhirnya turun untuk membukakan pintu untuk orang yang memang sudah ditunggunya.

Jiddo sudah berdiri disana dengan tampilan casualnya. Dia memakai kaos polos tak berkerah berwarna hitam, jeans soft selutut berwarna coklat muda, sepatu kets dan tas ransel hitam yang tersampir di bahunya. Cowok itu tengah tersenyum manis kepada gadis yang membukakan pintu untuknya itu.

"Udah selesai? Yaudah berangkat yuk?"sapa Jiddo tanpa basa basi yang memang disukai gadis itu. Safacha tidak pernah suka basa basi dimanapun dan kapanpun itu.

"Yuk"gadis itu mengunci pintu rumahnya dan mulai berlalu menaiki mobil pajero sport hitam milik Jiddo.

"Gue tadi niatnya mau bawa motor,tapi karna kita ntar pulangnya malem jadi gue memutusakan untuk bawa mobil aja. Gue takut ntar lo kena angin malam yang gak baik buat kesehatan"ucap Jiddo ketika mereka dua sudah memasangkan seat belt ke tubuh mereka.

SafachaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang