Villa (12) // who are you

31 0 0
                                    

" Verdi, anak itu sangat merindukan om dan tante." kata Rafa lembut.

"cih.. Ngomong apa kamu Rafa. Dia itu anak durhaka Rafa! Bisa bisa nya dia tidak pernah kembali?! Anak itu bersikap seolah tidak punya keluarga Rafa. Adiknya merindukannya!!, Ibunya sakit memikirkan dia! Bagaimana bisa dia tidak sekali pun menjenguknya? "

Rafa tersenyum tipis. Dia melihat wajah Verdi di wajah Hendra. Dia melihat kerinduan teramat besar sangat di mata Hendra. Ingin rasanya dia berbagi cerita dengan pria tua itu, tapi Rafa sadar dia tidak bisa terlalu jauh ikut campur.

Jika Hendra iri akan dirinya, jujur dari hati yang paling dalam, Rafa iri akan Verdi. Rafa ingin sekali saja bisa mengatakan apa yang ingin dikatakannya pada papanya. Rafa ingin sekali saja mengatakan bahwa dia tidak suka akan pendapat papanya. Tapi jika dia kembali ke masa lalu, keinginannya saat ini hanya satu. Membuat Bagasakara dan mamanya bahagia.

Nampak Hendra sangat gelisah sekarang. Bagaimana bisa Verdi tidak sekali pun mengunjunginya? Apa kata kata Hendra malam itu sangat mengiris hatinya? Memangnya kenapa kalau hati Verdi teriris? Hatinya juga sangat sakit malam itu.

Rafa kembali berbicara seolah tau apa yang ingin diketahui oleh Hendra.

" maag Verdi sering kambuh beberapa kali, tapi belakangan ini sudah jarang kok om"

"buat apa kamu beritahu itu pada om?! "
"sudah kuduga, dia pasti makan tidak teratur. Bagaimana dengan tidurnya? "

" Verdi banyak lembur jadi mungkin istirahatnya kurang"

"om tidak peduli Rafa! "
"dia seharusnya menjaga tubuhnya. Apa uangnya cukup? "

"posisinya di rumah sakit cukup dihormati dan disegani, gajinya juga lumayan tinggi dan dia menabungnya om. Katanya hasil hotel cukup untuk keperluannya"

"itu keputusannya!! Biarkan dia merasakannnya"
"siapa yang peduli soal menabung. Anak itu seharusnya membeli apa yang dia mau!! Bagaimana bisa tubuhnya kurus seperti itu"

Verdi tersenyum dalam hati melihat reaksi Hendra. Kenapa seorang ayah sulit sekali mengatakan jika dia rindu pada puteranya? Kenapa dia tidak bisa mengatakan hal itu sambil memeluknya erat?

"apa ada lagi yang ingin om ketahui? "

"tidak ada"

"bagaimana bisa Verdi tumbuh tinggi seperti itu? "

"bagaimana bisa dia tidak pernah sekali pun pulang dan meminta maaf? "

"bagaimana bisa dia melupakan aku? "

Banyak. Banyak sekali yang ingin dia ketahui. Tapi tidak satupun yang bisa keluar dari bibir itu. Mereka berdua bercakap cakap sebentar hingga Rafa mohon diri karena pekerjaannya masih sangat banyak.
Dia memang harus kembali ke kantor lagi sekarang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Villa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang