REPAIR

2.2K 292 25
                                    

Memperbaiki itu lebih sulit dari pada merusaknya. Yoongi tidak yakin kalau jalan yang dia pilih benar. Tapi, setidaknya, Yoongi berusaha dengan seluruh kemampuannya untuk memperbaikinya.

Yoongi juga tidak yakin kalau Jungkook sudah benar-benar memaafkannya atau tidak. Tapi, panggilan Jungkook pada dirinya sudah berubah menjadi seorang 'kakak' membuat Yoongi sadar kalau dirinya masih memiliki kesempatan walau itu tidak besar.

Setelah kejadian tadi, Yoongi dan Jungkook kembali pada perjalanan mereka menuju pulang. Yoongi tidak bisa berkata apa-apa setelah kejadian tadi. Yang ada di pikirannya sekarang adalah, betapa buruk dirinya menjadi seorang kakak.

Ingin hatinya untuk bercakap dengan Jungkook saat ini. Mungkin membicarakan apa yang membuat adiknya itu berbuat senekad itu. Tapi, Yoongi tidak memiliki keberanian untuk itu. Yoongi merasa dirinya tidak pantas untuk bertanya.

Mereka benar-benar diam selama perjalanan ke rumah. Jungkook pun bungkam tidak mengatakan apapun. Hal yang menganggu pikirannya sekarang adalah 'apa yang akan terjadi selanjut.'

Jungkook tidak tau apa yang harus di lakukannya. Memaafkan, bersikap seperti biasa atau bagaimana? ada yang bisa mengajarinya? Jungkook benar-benar putus asa. Yoongi tetap lah kakaknya seberapa pun bencinya Jungkook pada pria itu. Tapi, Jungkook tidak tau harus bagaimana bersikap pada kakaknya yang sudah terasa asing baginya itu.

Mobil mereka memasuki gerbang besar rumah istana itu. Yoongi memparkirkan mobilnya di depan rumah dan menyerahkan sisanya pada supir keluarga. Jungkook turun dari mobil begitupun dengan Yoongi.

Jungkook melangkah di depan Yoongi seperti biasa. Hanya langkah Jungkook lebih lambat dari biasanya. Sebelumnya adiknya itu akan segera masuk kerumah dengan berjalan cepat.

"Jungkook." panggil Yoongi dan menghentikan langkah Jungkook tepat sebelum memasuki pintu rumah mereka.

Jungkook tidak menjawab. Hanya berbalik badan dan menatap Yoongi.

Sungguh!

Bagaimana cara menyampaikannya kalau Yoongi merasa bahagia saat ini. Jungkook kini tidak menatap dengan tatapan dendam atau benci. Melainkan tatapan pertanyaan seperti 'ada apa' atau semacamnya.

"K-kita makan m-malam bersama?" ujar Yoongi. Apapun itu Yoongi sedikit kesal karena dirinya lah yang merasa cangung pada adiknya sendiri.

Jungkook mengangguk singkat dan kembali melanjutkan perjalannya. Dan langkah Yoongi mengikutinya di belakang. Beberapa langkah, terlihat ibu mereka tengah menunggu di ruang tengah dengan senyuman yang Jungkook maupun Yoongi rindukan.

"Eomma.." Panggil Jungkook menghampiri dan memeluk sang ibu.

Yoongi pun datang dan mengenggam telapak tangan sang ibu memberi tau kalau dirinya juga berada di samping sang ibu.

Hangat, Jungkook bahkan Yoongi merindukan suasana seperti ini pada keluarga mereka. Sebenci apapun mereka satu sama lain, keluarga tetaplah keluarga. Tidak peduli apapun itu. Jungkook tetap merindukan Yoongi sebenci apapun itu dirinya pada Yoongi.

***

Jimin bangun mengusap-usap matanya. Berusaha kembali mendapatkan kesadaran sepenuhnya.

'PRANG! '

Terdengar suara pecahan kaca dari luar. Suara itu membuat Jimin benar-benar sadar dari kantuknya.

Jimin keluar melihat keadaan. Dan terkejut saat melihat sebuah pecahan botol kaca yang berserakan di ruang tengah.

Ibunya mabuk!

Langkahnya mendekati sang ibu berusaha membujuk untuk menyudahi acara minum-minumnya. Jimin mendekat dan menyentuh pundak sang ibu pelan.

LOOKS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang