Banyak rahasia. Mau diri untuk menyembunyikan sampai mati. Tidak perlu ada yang tau karena memalukan.
Sangat memalukan, terlalu rendah untuk di ungkapkan. Terlalu hina untuk memberitau kebenaran. Terlalu pengecut untuk mengetahui kenyataan yang ada.
*
*
*
Suasana ruang kesehatan semakin mendingin dengan diam orang yang ada di dalamnya. Mereka diam dengan kegiatan yang mereka lakukan masing-masing.
Jimin mengobati seluruh luka yang ada di pergelangan tangan Jungkook. Dan Jungkook, dengan sangat detail memperhatikan pekerjaan Jimin mengobati lengan kirinya. Sedikit meringis sakit karena lukanya.
Mereka berakhir di ruang kesehatan setelah Jimin menyusul Jungkook ke kamar mandi dan mendapati Jungkook tengah membersihkan seluruh sayatan yang membuat Jimin mengilu sendiri dengan air keran.
Jimin tau Jungkook terkejut dengan kehadirannya. Jimin melihat raut wajah kegelisahan Jungkook saat dirinya menghampiri pemuda itu. Jimin langsung menarik Jungkook ke ruang kesehatan lalu mengobatinya seperti saat ini.
"Jimin." panggil Jungkook.
Jimin hanya diam masih dengan kegiatannya membersihkan luka Jungkook.
"Kau tidak bertanya 'kenapa'?" lanjut Jungkook.
Jimin tetap diam hingga kegiatannya berlanjut sampai membalut luka Jungkook dengan kain kasa. Dan selesai mengobati luka Jungkook.
"Aku yakin kau punya alasan." jawabnya.
Jungkook sedikit tertegun.
Dari semua orang yang Jungkook kenal, hanya Yoongi yang sama sekali tidak pernah bertanya 'kenapa' jika ada sesuatu yang salah pada dirinya. Mau separah apapun itu, mau seburuk apapun itu.
Dan sekarang Jimin melakukan hal yang sama.
Jungkook memiliki teman-teman yang dia pikir mereka semua adalah 'palsu'. alih-alih jika Jungkook memiliki masalah, mereka lebih cenderung bertanya 'Kenapa' bukan karena khawatir atas nama teman. Melainkan rasa penasaran mereka lebih tinggi dari pada rasa peduli. Sebenarnya mereka sama sekali tidak peduli dengan apa yang terjadi pada Jungkook.
"Aku hanya berharap kau tidak menyakiti dirimu untuk semua masalah yang kau hadapi. Aku yakin tidak ada yang tau hal ini. Bagaimana jika keluarga mu tau? mereka akan sedih." ujar Jimin kembali.
"Aku tidak punya keluarga. Hanya seorang ibu yang buta dan dia tidak akan melihatnya." jawab Jungkook lirih.
Ternyata Jungkook serapuh ini. Jungkook hanya memiliki tameng yang Jimin selama ini lihat dan sebut sebagai 'Tersenyum' atau 'Tertawa'. Siapa sangka Jungkook yang seperti ini ternyata terjatuh sangat dalam sampai menyakiti dirinya separah ini.
Jimin ingat luka sayatan Jungkook tidak hanya satu atau dua. Ada belasan atau sekitar dua puluh luka sayatan. Dua di ataranya terlihat masih baru dan dalam. Lebihnya telah mengering dan sudah membekas.
"Aku yakin ibumu juga tidak ingin kau melakukan ini." Jimin menepuk punggung Jungkook pelan.
"Aku hancur. Aku lelah. Aku ingin mati tapi tidak berani melakukannya." Jungkook meneteskan buliran bening air matanya. Pemuda itu langsung menunduk