Yoongi tidak perlu membujuk Jungkook untuk tidak sekolah pagi ini. Karena adiknya itu memang tidak berniat pergi ke sekolah dan Yoongi tidak tau apa alasannya. Sedangkan alasan Yoongi tidak ingin Jungkook ke sekolah adalah agar adiknya itu bisa beristirahat dengan baik. Yoongi takut hal buruk akan terjadi jika Jungkook pergi hari ini.
Yoongi mencoba memasak sarapan untuk dirinya, Jungkook dan ibu mereka. Sedangkan ayahnya, pergi setelah bertengkar selama dengan dirinya. Yoongi tidak peduli. Yang terpenting bagi dirinya sekarang adalah bagaimana memperbaiki suasana hancur semalam.
Waktu sudah menujukan pukul delapan. Dan sarapan yang Yoongi siapkan telah terhidang dengan sempurna. Yoongi menjamin untuk rasanya dengan pasti enak. Karena hidup sendiri lima tahun yang lalu membuatnya benar-benar hidup mandiri.
Langkah kaki terdengar mendekati dapur. Dan Yoongi tau kalau itu langkah milik Jungkook. Yoongi menoleh dan tersenyum pada Jungkook yang masih berusaha mengumpulkan kesadarannya.
"Kau sudah bangun? Ayo kita sarapan, aku akan menjemput ibu ke kamar." ujar Yoongi.
Jungkook tidak menjawab dan langsung duduk di meja makan. Sedangkan Yoongi menjemput Ilhwa dan kembali lima menit setelahnya. Mereka berkumpul di kelilingi sarapan hangat dan suasana nyaman yang Yoongi berusaha munculkan. Yoongi tau suasana itu sulit setelah kejadian semalam.
Dan pada akhirnya, sekeras apapun Yoongi mencoba mereka tetap menikmati sarapan dengan hening hingga selesai. Hanya senyuman lirih sang ibu yang membuat rasa hangat itu sedikit terasa. Yoongi tidak kecewa ataupun marah. Karena dirinya tau kalau ini adalah tanggung jawabnya sebagai seorang anak dan seorang kakak.
"Terima kasih sarapannya, hyung." ujar Jungkook seraya tersenyum. Lalu bangkit dan melangkah kembali ke kamarnya setelah mencium sang ibu.
Yoongi merasa terbang ke surga setelah melihat senyuman Jungkook. Semangatnya yang tadi tidak terlalu muncul kini menjadi sangat terasa dan membuat paginya begitu indah. Setidaknya Jungkook kini mulai menerima dirinya.
"Ibu menikmati sarapannya?" tanya Yoongi pada Ilhwa setelah meneguk susu vanilanya.
"Tentu saja, terima kasih anakku." Ilhwa tersenyum.
Semangat Yoongi kembali bertambah. Dengan senyuman yang sangat bahagia, dirinya membereskan piring kotor di meja makan.
"Yoongi-ya.."
"Ne?"
"Ibu sungguh minta maaf.."
Semua pergerakan Yoongi terhenti. Yoongi tidak suka arah pembicaraan ini.
"Ibu minta maaf untuk tidak menjadi ibu yang baik untuk kalian."
"Apa maksud ibu. Ibu adalah ibu terbaik. Untuk ku, Untuk Jungkook."
"Ibu macam apa yang hanya diam tidak bisa berbuat apa-apa saat anak-anaknya terluka. Ibu hanya diam mendengar ayah kalian bercumbu di depan ibu. Ibu hanya diam, mendengar pertengkaranmu dengan ayah kalian. Ibu hanya diam mendengar teriakanmu saat Jungkook mencoba bunuh diri."
Yoongi tekejut. Ibunya tau apa yang terjadi pada Jungkook kemarin.
"Ibu ingin berlari menghampiri kalian. Tapi, kaki ini tidak bisa bergerak. Ibu sangat khawatir bagaimana keadaan Jungkook kemarin. ibu ingin melerai saat kau bertengkar dengan ayahmu. Tapi, Ibu tidak bisa melakukannya. Ibu minta maaf karena menjadi tidak berguna." ilhwa menangis.
Semua perasaan kecewa atas semua apa yang tidak bisa dirinya lakukan untuk anak-anaknya membuat Ilhwa ingin membunuh dirinya sendiri. Ilhwa tidak tau kenapa dirinya begitu bodoh dan pengecut.