HAPPY READING😊 TYPO BERTEBARAN.
Tok tok tok!!!
Suara ketukan di pintu entah sudah yang keberapa kalinya terdengar menghiasi kamar gadis yang tengah tertidur pulas sambil menutup kepalanya dengan bantal.
Pagi ini adalah hari pertama Mekaila pergi kesekolah barunya, dan dia tidak mau beranjak dari kasur. Apakah mamanya tidak kasihan padanya yang lelah karena perjalanan kemarin? Bahkan tangan Mekaila rasanya sangat pegal hanya untuk sekedar di gerakkan.
Tok tok tok!!!
Lagi-lagi suara ketukan itu terdengar. Mekaila mulai merasa terusik dan bergerak tak beraturan diatas kasurnya. Dia menggulung tubuhnya di dalam selimut bagaikan kepompong kemudian menutup kepalanya dengan semua bantal yang ada di kasurnya.
Beberapa menit setelahnya ketukan tadi tidak terdengar lagi, mungkin orang itu sudah lelah membangunkan Mekaila.
Mekaila bersyukur dapat kembali tidur dengar tenang, baru saja dia akan masuk ke alam mimpi tiba-tiba ada air yang entah datang darimana membasahi tubuh dan kasurnya.
Basah! Semua basah!
Mekaila yang kaget langsung terduduk walau masih dalam keadaan mengantuk. Darimana air itu datang? Apa rumah tantenya bocor? Tapi tidak ada suara hujan di luar. Baru saja dia akan membuka matanya tiba-tiba...
"Lu gak tau ini jam berapa, hah?! Gua gak mau ya telat gara-gara nungguin lu doang" bentakan itu sukses menyadarkan Mekaila sepenuhnya.
Gadis itu membuka matanya dan mendapatkan Axel sedang berdiri lengkap dengan seragam sekolah dan tas yang di sampirkan di bahu kanannya.
Mekaila terkejut, bagaimana Axel bisa masuk kekamarnya?! Mekaila yakin tadi malam dia sudah mengunci pintu kamar. Dia menoleh kearah balkon dan benar saja, kaca balkonnya sudah terbuka lebar. Jadi Axel masuk dengan cara memanjat?! Sial! Untung saja Mekaila tidur dengan pakaian lengkap hari ini karena biasanya dia hanya menggunakan pakaian dalam saja.
Mekaila memandang Axel dengan emosi kemudian melempar bantalnya dengan kuat ke arah axel.
"Sakit, bego!" umpat Axel karena bantal tadi sukses mendarat di wajahnya.
"Lu yang bego! Setan! Gak sopan banget masuk kamar orang lewat jendela!" Bentak Mekaila kuat. Dia yakin kalau suaranya tadi bisa terdengar sampai ke lantai bawah, tapi siapa peduli?
"Gak tau terimakasih banget lu jadi orang. Kalau bukan gara-gara nyokap gua yang nyuruh, gua gak bakal mau bangunin lu. Lagian ingat, lu itu numpang disini dan ini bukan kamar pribadi lu" balas Axel dengan nada yang datar namun terkesan dingin sambil memasukkan tangannya kedalam saku celana kemudian tersenyum mengejek.
"Keluar! Gua mau siap-siap" kata Mekaila tegas sambil turun dari kasurnya dan menyambar handuk yang ada di belakang pintu kamar.
"5 menit gua tunggu, kalau belum selesai juga terserah lu mau kesekolah naik apa" setelah itu Axel keluar dari kamar Mekaila, tak lupa juga dia membanting pintu kamar Mekaila dengan keras. Mekaila yang malas berdebat panjang pagi itu hanya mengumpat di dalam hatinya tanpa membalas ucapan Axel yang menurutnya sangat menusuk pas di dalam hati.
kemudian dia bersiap selama 5 menit seperti yang di katakan Axel tadi. Ya, dia tidak mungkin berangkat sendirian di hari pertama bukan? Walau dia terpaksa harus pergi bersama Axel hari ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT
Teen Fiction"Kau hadir memberikan cahaya itu, namun pada akhirnya kau juga lah yang memadamkannya" -Mekaila "Aku hanyalah sebuah cahaya kecil di hidup mu. Tapi, cahaya kecil ini yang menyelamatkan mu di saat gelap itu datang" -Axel "Karena kau salah mengartikan...