Happy reading😊 warning!!! Typo bertebaran.
Jangan lupa Bintangnya ya😁
Arga keluar dari uks sambil tersenyum di dalam hati, dia lega melihat Mekaila yang kondisinya sudah lebih baik daripada saat di kantin tadi. Tapi, dimana Diandra? Bukannya tadi dia yang mengantar Mekaila? Arga menggelengkan kepalanya pelan, tidak penting juga dimana Diandra saat ini yang penting Mekaila sudah tidak apa-apa.
Setelah memasang sepatunya Arga berdiri dan bergegas kembali ke kelas. Baru saja dia mau melangkah tiba-tiba seseorang menarik telinganya dari belakang.
"Aduh duh, telinga gua sakit woy!" kata Arga sambil meringis karena telinganya terasa panas. Arga menoleh, di belakangnya sudah berdiri wali kelasnya yang sedang menatap Arga garang.
"Kamu ngapain disini hah?! Saya nyuruh kamu buat mencatat bukan tiduran di uks, Arga!" omel wali kelasnya yang masih belum melepaskan jewerannya dari telinga Arga.
"Siapa yang tiduran bu? Ibu ini suudzon mulu sama saya, gak baik tau bu" jawab Arga dengan santai.
"Oh kamu mau menggurui saya ya?!" Arga yakin suara wali kelasnya pasti bisa terdengar ke seantero sekolah.
"Ibu suaranya jangan kenceng-kenceng dong"
"Emangnya kenapa kalau suara saya kenceng? Suka-suka saya lah!"
"Nanti gebetan saya denger gimana bu? Malu dong saya"
"Emang ada yang mau jadi gebetan kamu?" tanya wali kelasnya, saat itu pula Mekaila keluar dari uks dengan wajah yang kebingungan. "Kamu kenapa ada di situ?" pertanyaan wali kelas Arga jelas saja menuju kearah Mekaila.
Arga menoleh kebelakang, dia melihat Mekaila yang sedang berdiri di depan pintu.
"Maaf bu, saya...""Tuh kan! Ibu sih berisik banget, gebetan saya jadi gak bisa istirahat"
Mekaila menganga mendengar perkataan Arga, dia tidak menyangka kalau Arga akan berkata seperti itu kepada guru di sekolah. Wali kelas Arga yang geram dengan tingkah Arga akhirnya mencubit pinggang Arga kemudian menyuruh Arga agar segera kembali ke kelas. Namun, sebelum pergi lagi-lagi perkataan Arga membuat Mekaila membulatkan matanya tak percaya.
"Ibu jangan galakin dia ya, kasihan lagi sakit" setelah mengatakannya Arga pergi dengan santai menuju kelas.
Mekaila masih berdiri di depan pintu uks menatap kepergian Arga dari sana. Bagaimana bisa cowok itu dengan santai mengaku kepada guru kalau Mekaila adalah gebetannya? Mekaila takut akan menjadi pembicaraan oleh guru-guru, tapu di lain sisi adalah sebuah kebahagiaan tersendiri di dalam dirinya.
***************
Suara deringan ponsel membuat Diana menghentikan aktifitas nya yang sedang memotong sayuran. Dengan langkah cepat Diana mengambil ponselnya yang terletak di atas meja.
"Halo?"
Tidak ada balasan dari sana, Diana menatap ponselnya heran.
"Halo? Ini siapa ya?"
"Diana, bagaimana kabar kamu?"
DEGH!!!
Waktu seakan berhenti saat itu, Diana tidak menyangka kalau mantan suaminya akan menghubungi dirinya. Lagi-lagi luka yang berusaha dia sembukan di dalam hati kini terbuka kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT
Teen Fiction"Kau hadir memberikan cahaya itu, namun pada akhirnya kau juga lah yang memadamkannya" -Mekaila "Aku hanyalah sebuah cahaya kecil di hidup mu. Tapi, cahaya kecil ini yang menyelamatkan mu di saat gelap itu datang" -Axel "Karena kau salah mengartikan...