Halo aku balik😁 sebelumnya aku mau ngucapin selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan dan aku minta maaf kalau update nya lama hehe. Niat aku bakal update 2 hari yang lalu tapi tidak sesuai harapan:'
Di part ini bakal full sama Mekaila dan Arga moment ya.
Jangan lupa bintangnya ya😊 Happy reading.
Motor Arga berhenti di depan bangunan sederhana dan juga ramai dengan anak-anak yang sedang bermain. Mekaila turun dari motor dan berjalan mendekati pagar bercat putih di sana, di samping pagar itu terdapat sebuah papan besar bertuliskan Panti Asuhan Cinta Kasih.
"Ayo masuk" kata Arga yang berjalan lebih dulu di depan Mekaila. Gadis itu menurut saja dan mengekori Arga di belakang.
Mekaila berhenti berjalan saat seorang anak perempuan tiba-tiba berlari kearah Arga dan memeluknya. Arga tidak keberatan, bahkan Arga menggendong anak perempuan tadi.
"Abang udah lama nda kesini, Kaila kangen tau" Ucap Anak kecil tadi dengan wajah cemberutnya.
"Abang kan sekolah, Kaila. Maaf ya, tapi sekarang abang kesini bawa princess buat Kaila" Jawab Arga sambil tersenyum kemudian menoleh ke Mekaila yang dari tadi hanya berdiri diam di belakangnya.
Anak perempuan tadi ikut menoleh kearah Mekaila dan tersenyum lebar hingga memperlihatkan gigi putihnya. "Kakak ini princess?" tanya Kaila sambil menunjuk Mekaila.
"Iya, dia princess. Cantik kan?" jawab Arga kemudian berjalan mendekati Mekaila.
"Halo kakak princess, nama aku Kaila"
Mekaila tersenyum lembut menatap Kaila kemudian mengusap rambutnya pelan. "Oh ya? Wah, nama kita sama dong! Nama kakak juga Kaila"
Kaila kecil langsung turun dari gendongan Arga dan mendekat kepada Mekaila, gadis itu berjongkok di depan Kaila kecil kemudian menggendongnya.
"Kalau kakak princess berarti aku boleh jadi putrinya dong?" suara Kaila terdengar sangat bersemangat, wajahnya juga tersenyum gembira. Mekaila tertawa pelan melihatnya.
"Tentu saja boleh! Kaila yang cantik cocok jadi putri pangeran" jawab Mekaila, namun Kaila langsung menggelengkan kepalanya membuat Mekaila mengernyit bingung. "Pangeran itu pasangannya princess, kalau kak Kaila princess berarti abang Arga pangerannya"
Jawaban polos dari Kaila sukses membuat Mekaila dan Arga saling berpandangan. Mekaila menunjukkan ekspresinya yang terkejut, berbeda dengan Arga yang sudah tersenyum penuh arti.
"Kaila, kamu main dulu ya sama temen-temen" Kata Arga kepada Kaila. Anak perempuan itu sempat menolak karena ingin bermain lebih lama lagi dengan Mekaila, tapi saat Arga bilang bahwa Mekaila ingin istirahat sebentar dan akan beain dengannya nanti, Kaila langsung mengiyakan dan pergi bermain bersama dengan anak-anak yang lain.
Arga mengajak Mekaila masuk kedalam, mereka bertemu dengan bu Asri pemilik panti asuhan tersebut.
"Nak Arga, sudah lama kamu tidak kemari" kata bu Asri saat melihat kedatangan Arga.
Arga mendekati bu Asri kemudian mencium tangannya, Mekaila juga melakukan hal yang sama. Bu Asri tersenyum hangat kepada Mekaila. "Waduh, ini siapa? Cantik sekali" lanjut bu Asri, Mekaila tersenyum mendengar perkataan bu Asri.
"Saya Mekaila bu, teman sekolahnya Arga"
"Teman dekat bu" sambung Arga membuat bu Asri dan Mekaila langsung menoleh padanya. Bu Asri hanya mengangguk sambil tersenyum geli melihat tingkah Arga.
"Ayo masuk dulu, biar ibu buatkan teh" kata bu Asri mempersilahkan mereka masuk. "Gak usah bu, Arga sama Mekail cuma sebentar saja lagian sudah sore takut Mekaila di cari orang tuanya" jawab Arga.
Ia hampir lupa kalau mereka belum izin kepada orang tua Mekaila akan pulang lebih lama hari ini. Mekaila juga bilang kepada Axel kalau Arga lah yang akan mengantar Mekaila pulang, tapi dia malah membawa gadis itu pergi kesini.
Bu Asri mengangguk paham, kemudian beranjak masuk kedalam meninggalkan Mekaila dan Arga berdua.
"Kenapa lu bawa gua kesini?," Tanya Mekaila kepada Arga.
Arga menoleh, "Duduk di taman yuk!" ajak Arga tak mengubris pertanyaan dari Mekaila. Gadis itu menghela napas dan menuruti saja apa kata Arga.
Mereka duduk di bangku taman yang ada di samping panti, dari sana mereka dapat melihat anak-anak panti yang sedang bermain bersama.
Mekaila tersenyum saat melihat anak-anak itu tertawa bersama teman-temannya, baginya, anak kecil itu lucu. Di balik wajah ketusnya, gadis ini sangat menyukai anak-anak.
Arga memperhatikan Mekaila yang sedang tersenyum. Dia senang, Mekaila tidak menangis seperti tadi lagi.
Ini kali pertama bagi Arga melihat Mekaila tersenyum lepas, seakan-akan gadis itu tidak memendam luka dihatinya. Padahal Arga tahu kalau gadis itu mempunyai banyak masalah, apalagi saat waktu itu Arga tidak sengaja mendengar Mekaila dan ibunya sedang bertengkar di dalam kamar.
Dari awal pertama bertemu dengan Mekaila dirinya juga merasa kalau Mekaila berbeda dengan gadis yang lain. Saat gadis seusia nya sibuk bermain bersama teman, hang out, bergosip bersama, bahkan mengincar kakak kelas, Mekaila tidak. Dia selalu sendirian dan memilih tetap pada dunianya sendiri.
Arga menghela napasnya panjang kemudian bersandar di bangku taman, ikut memperhatikan anak-anak panti yang sedang bermain.
"Panti asuhan ini rumah pertama gua" ucap Arga dengan tiba-tiba membuat Mekail menoleh kepadanya. Alis mekaila menyatu menandakan gadis itu bingung dengan ucapan Arga.
"Gua anak yatim piatu dari kecil dan gua tinggal disini. Gua gak pernah tahu siapa orang tua gua yang asli. Yang gua tahu, gua berasal dari sini."
Raut wajah Mekaila berubah menjadi tidak enak mendengar cerita Arga. "sorry, gua gak tau ga," saut Mekaila.
Arga tersenyum mendengarnya, "Dulu waktu umur 5 tahun gua sering banget nangis ke bu Asri, gua selalu nanya dimana orang tua gua dan bu Asri bilang suatu saat mereka bakal jemput gua. Setahun setelah itu ada keluarga yang ngadopsi gua, mereka baik dan kaya," Arga memberi jeda sejenak. "Namanya David Fernandes dan Juliet Fernandes, mereka keluarga yang mempunya bisnis properti terbaik di Indonesia. Selama bertahun-tahun gua diasuh dengan baik dan mereka sangat sayang dengan gua. Tapi La, walau kehidupan gua selalu terjamin, gua gak pernah bisa lepas dari kesedihan karena gua pengen ketemu dengan orang tua gua yang sebenarnya" lanjut Arga, dia menoleh menatap wajah Mekaila yang serius mendengar ceritanya.
"Kenapa lu cerita ini ke gua Ga?"
Arga terdiam sejenak, kenapa? Arga juga tidak tahu apa jawabannya. Dia hanya merasa kalau Mekaila pantas mendengar ceritanya.
Arga menghadapkan tubuhnya ke Mekaila kemudian memegang kedua bahu gadis itu, Mekaila sempat terkejut, namunya matanya terkunci oleh mata biru milik Arga.
"Mekaila, sebesar apapun masalah lu, gua harap lu gak bakal nyerah. Jangan lupa bersyukur karena lu masih punya orang tua yang selalu ada disisi lu saat lu butuh. Dan apapun kata orang di luar sana, lu harus tetap jadi diri lu sendiri. Oke?"Suara Arga terdengar lembut, matanya juga menyorotkan keteduhan kepada Mekaila. Gadis itu teringat oleh mamanya dirumah, wanita itu yang telah membesarkannya. Mekaila sadar, tidak seharusnya Mekaila bersikap sedingin ini kepada mamanya. Dia pasti punya alasan kenapa harus memindahkan Mekaila dan memaksa Mekaila untuk menjauhi ayahnya sendiri.
"Makasih Arga" Jawab Mekaila sambil tersenyum hangat kepada Arga.
*******
Jangan lupa voment nya ya😊
20 Mei 2018
![](https://img.wattpad.com/cover/147152441-288-k320914.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT
Teen Fiction"Kau hadir memberikan cahaya itu, namun pada akhirnya kau juga lah yang memadamkannya" -Mekaila "Aku hanyalah sebuah cahaya kecil di hidup mu. Tapi, cahaya kecil ini yang menyelamatkan mu di saat gelap itu datang" -Axel "Karena kau salah mengartikan...