Happy Reading😊
Playlist: the middle-zedd, maren morris & grey
Jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi namun, seorang laki-laki masih terjaga. Matanya tidak merasakan kantuk, dan tubuhnya tidak merasa lelah sama sekali padahal sudah hampir satu minggu dia tidak tidur sama sekali. Matanya masih terbuka, menatap keluar kaca yang penuh dengan pancaran lampu dari gedung gedung di sekitarnya. Jalanan di bawah sana juga tidak seramai tadi.
"Permisi, tuan" suara seseorang membuat lelaki itu berbalik. Disana berdiri seorang lelaki yang menggunakan setelan jas sama sepertinya.
"Bagaimana?" tanya Angga dengan suara beratnya, tatapannya yang tajam sangat mengintimudasi siapa pun yang melihatnya.
"Saya sudah bertemu dengannya, namun tidak berhasil membawa nyonya Mekaila tuan. Maaf kan saya" jawab lelaki tadi sambil menunduk.
Angga meremas gelas yang di genggamnya, rahangnya mengeras menahan amarah. Dia benar-benar lelah dengan permainan mantan istri dan anaknya itu. Dan juga, kenapa Mekaila tidak mau datang kepadanya?
"Nyonya bilang dia ingin tuan yang datang secara langsung kepadanya" lanjut lelaki tadi masih dengan wajah yang tertunduk.
Angga menghembuskan nafasnya kasar kemudian memejamkan matanya untuk meredam emosi. Sebuah ide muncul di kepalanya. "Baiklah, aku yang akan datang padanya" ucap Angga. "Kau boleh pergi Daniel, dan obati lengan mu" lanjutnya kemudian kembali menatapa keluar jendela.
**************
Sudah beberapa hari belakangan Mekaila tidak pernah lagi bermain atau sekedar ikut berkumpul berasama Arga, Axel, Dion dan Diandra. Dia lebih memilih untuk menjauh karena merasa kalau dirinya tidak pantas bermain dengan orang-orang kalangan atas di sekolah. Apalagi harus melihat kedekatan Arga dan Diandra yang nantinya hanya membuat hatinya merasakan sesuatu yang Aneh. Sudah beberapaka kali juga Diandra datang ke rumah untuk mengajaknya hanya sekedar berbelanja bersama namun selalu di tolak. Axel juga merasakan ada perubahan dengan sepupunya itu, beberapa kali pula Axel mencoba untuk mengajak Mekaila bermain tapi Mekaila selalu menolak.
Saat sampai di sekolah pun Mekaila langsung turun dari mobil dan meninggalkan Axel begitu saja. Axel ingin bertanya namun selalu lupa.
Seperti saat ini, Mekaila sedang duduk di teras rumah sendirian sambil memandang kosong ke depan. Gadis itu masih memikirkan kejadian beberapa hari yang lalu dimana ada seseorang yang mengaku di kirim oleh papanya untuk menemui dirinya. Apa benar kalau papanya mencari dia dan mamanya? Kalau memang iya kenapa bukan papanya sendiri yang muncul?
Mata Mekaila beralih ke lututnya yang sudah mulai membaik dan tidak berwarna biru lagi. Mekaila merasa bodoh sekali waktu itu, kenapa dia harus berpura-pura jatuh yang malah membuat lututnya memar dan akhirnya berimbas pada dirinya sendiri. Sekarang dirinya bukan hanya di benci di dalam kelas saja, tapi juga oleh satu sekolah hanya karena tidak sengaja dekat dengan orang-orang kalangan kelas atas di sekolahnya.
"Bagus! Nikmati saja masa remaja mu yang kelam, Mekaila!" batinya.
Tiba-tiba wajah Arga muncul di kepalanya, gara-gara dia Mekaila menjadi bahan gosip di sekolah. Mekaila sendiri tidak mengerti kenapa Arga sangat senang mengganggu hidup nya, bahkan juga mengganggu hati dan pikirannya. Kemudian bayangan Arga yang sedang berasama Diandra di supermarket muncul. Huh! Bahkan mereka terlihat sangat cocok berdua. Kenapa Arga tidak pacaran saja dengan Diandra agar gosip tentang dirinya hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT
Teen Fiction"Kau hadir memberikan cahaya itu, namun pada akhirnya kau juga lah yang memadamkannya" -Mekaila "Aku hanyalah sebuah cahaya kecil di hidup mu. Tapi, cahaya kecil ini yang menyelamatkan mu di saat gelap itu datang" -Axel "Karena kau salah mengartikan...