10. Maaf

35 6 6
                                    

Happy Reading😁




( Arga Bramana )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


( Arga Bramana )


"Kamu darimana aja Mekaila?" pertanyaan Diana menyambut kedatangan Mekaila yang baru saja pulang. Dia menoleh dan menatap Diana dengan wajah datarnya. "Main bentar tadi, maaf gak bilang ke mama," jawabnya kemudian berlalu meninggalkan Diana.

Mekaila masuk kedalam kamar, kemudian berbaring dikasurnya. lagi-lagi dia teringat dengan cerita Arga tadi. Dia tidak menyangka ternyata Arga mempunyai hidup yang sulit juga, apalagi dia tidak pernah tau siapa orang tua kandung nya. Mekaila menutup matanya sejenak, apa dirinya kurang bersyukur? Setidaknya dia masih mempunya mamanya sekarang, berbeda dengan semua anak panti tadi.

Mekaila bangkit dari kasurnya kemudian
Duduk di ayunan yang ada di dekat kaca balkon.

Mekaila bangkit dari kasurnya kemudian Duduk di ayunan yang ada di dekat kaca balkon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya menatap langit yang mulai berubah warna menjadi jingga kemerahan.
Dia meringis pelan saat ingat kalau tadi sempat menangis di punggung Arga dan memeluk cowok itu daru belakang saat di motor. Ah, kenapa dirinya bodoh sekali! Beberapa hari yang lallu dengan berani dia memaki Arga, dan sekarang dengan bodohnya dia menangis di punggung Arga. Dirinya pasti akan malu sekali besok saat bertemu cowok itu.

Ini semua gara-gara Axel yang terlalu sering membuat mood nya menjadi buruk. Axel terlalu sering menilai buruk Mekaila dengan seenaknya. Tapi, didalam hati Mekaila juga tidak bisa benar-benar marah kepada Axel karena cowok itu memang tidak tahu apa-apa. Dia sedikit merasa bersalah karena meninggalkan Axel begitu saja tadi.

Mekaila melirik sedikit keluar balkon, melihat apakah ada Axel disana, dia ingin meminta maaf. Walau dirinya marah tapi dia tahu diri kalau sudah berbuat salah.

Mekaila turun dari ayunan kemudian berjalan kebalkon untuk melihat kamar Axel. Sepi, kacanya pun tertutup rapat.

Mekaila memikirkan cara agar bisa masuk kesana. Apa dia harus melompat seperti yang biasanya Axel lakukan? Ah, tidak tidak! Kalau begity dia sama saja seperti Axel, tidak sopan. Apa dia panggil saja?

"Axel" Suara Mekaila sangat kecil, bahkan malah terdengar seperti bisikan.

"Axel" Mekaila mulai mengencangkan suaranya, namun belum mendapat respon apapun dari Axel. Apa Axel tidak ada di kamar?

IRIDESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang