Bagian 10

974 64 23
                                    

Tisa berjalan menuju ke kelasnya. Di setiap langkah, ia disapa cowok yang sangat menganggumi sosok Tisa yang cantik jelita. Hanya dengan senyuman saja, mereka semakin kagum dengan Tisa.

"Hai," sapa salah satu dari mereka. Tisa tersenyum, "Iya, ada apa?" tanya Tisa lembut.

Cowok yang menyapa itu bernama Egi. Ia termasuk dalam kategori cowok paling keren satu kampus, sederajat dengan Tisa. Kalau mereka disandingkan, mungkin mereka berdua menjadi pasangan yang cocok.

"Tisa, mau nggak makan bareng sama aku di kafe Permata sehabis kuliah?" Cowok itu berharap Tisa mau makan berdua dengannya. Jujur, ia juga menyukai Tisa. Ya, walaupun ia tahu, Tisa sudah mempunyai pacar. Ia tak peduli, ia akan terus mengejar cinta Tisa sampai dapat.

Tisa terdiam sejenak, ia bingung harus menjawab apa. Di lain sisi, takut kalau ia ketahuan makan dengan cowok lain, Ian akan marah. Akhirnya, tanpa pikir panjang Tisa menerima ajakan Egi.

"Hore." Egi tampak senang karena Tisa menerima ajakannya. Ia kemudian memegang tangan Tisa erat, Tisa hanya tersenyum.

"Kalau Ian tahu gimana?" Tisa harap-harap cemas.

"Kenapa harus takut? Kamu putusin aja Ian dan pacaran sama aku. Aku bakal kasih apa yang kamu mau, gimana?"

Tawaran Egi seolah mengebrak dinding hati Tisa. Ia mulai berpikir kalau ia pacaran dengan Egi pasti ia akan senang dan bahagia. Pikiran itu mulai bersarang di otaknya.

"Oke, aku bakalan putusin Ian. Tapi, kamu janji, pacarin aku, ya?"

Ini adalah langkah awal Tisa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang glamor. Toh, Ian tak ada apa-apanya dibandingkan Egi. Egi anak konglomerat, pasti barang-barang mahal pun pasti dibelikan.

Egi mengangguk," Iya, apa sih yang nggak buat kamu." Egi mencolek pipi Tisa yang lembut.

Egi menggandeng Tisa menuju ke kelas Tisa yang berselang dua kelas. Egi juga menyuruh Tisa untuk memutuskan hubungannya dengan Ian.

Kebetulan saat itu, Ian sedang di depan kelas. Tisa langsung menjalankan aksinya untuk memutuskan Ian tanpa belas kasihan kata 'putus' langsung terucap dari mulut Tisa. Ian menggeleng tak percaya Tisa akan tega memutuskannya. Dan lebih parahnya lagi, Tisa sudah menggandeng cowok lain dihadapannya.

"Mulai sekarang, kita nggak ada hubungan apa-apa. Aku bosan pacaran sama kamu. Ya, walaupun baru berapa hari," gumam Tisa sambil menyilangkan kedua tanggannya.

"Tapi...," Ian menggantungkan kata-katanya. Ia hancur, orang yang dicintainya tega meninggalkannya demi laki-laki lain. Apa mau dikata semua sudah terjadi. Ian hanya bisa meratapinya.

Miss PrimadonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang