Bagian 12

834 59 3
                                    

Sepulang kuliah, Zara bertemu dengan Tisa dengan seseorang cowok berbadan tinggi, berambut cepak dan berparas tampan di taman kampus. Ia langsung menghampiri keduanya.  Dengan nada marah Zara mengungkapkan kekesalannya pada Tisa kenapa ia tega memutuskan Ian begitu saja. Zara tahu, itu bukan urusannya, tapi di lalin sisi ia tidak tega melihat Ian. Ya, walaupun Ian juga pernah menyakiti perasaannya, semua bukan halangan untuk  mengklarifikasi semuanya.

"Tis maksud kamu apa sih mutusin Ian semau kamu?" tanya Zara dengan nada sedikit emosi.

Tisa mengeryitkan keningnya, ia kaget dengan perkataan Zara yang tiba-tiba berkata demikian.

"Udah lah, Ra. Aku udah bosen pacaran sama dia, kalau kamu mau, ambil aja. Aku udah nggak butuh dia," ucap Tisa sambil menunjukkan jarinya ke arah Zara.

Zara menggeleng tak percaya, Tisa akan menjawab perkataannya dengan sedikit kasar. Ia diam beberapa saat dan akhirnya angkat bicara, "Terserah kamu, aku cuma nasihatin kamu. Ingat karma masih berlaku!" Emosi Zara memuncak, ia menyunggingkan sedikit senyum tanda tak menyangka Tisa yang selama ini ia kenal baik, ternyata sekarang sisi buruknya terlihat.

"Diam kamu! Udah sayang, pergi aja daripada ngurusin orang nggak jelas!" Tisa akhirnya pergi begitu saja mengajak cowok itu pergi dari taman kampus.

Zara masih terpaku di sana, sampai ada seseorang yang menepuk bahunya dari belakang dan ternyata ia adalah Kevin.

"Kamu ngapain ribut sama teman kamu?"

"Kamu nguping?" tanya Zara mendadak sewot.

Kevin hanya mengangguk," Kamu suka ya sama Ian? Segitunya belain dia." Kevin melontarkan kata itu yang membuat Zara langsung diam seribu bahasa. Zara akhirnya mengelak perkataan Kevin. Ia hanya tak mau Kevin terlalu mencampuri urusannya.

"Nggak. Aku nggak suka aja Tisa bersikap semaunya sama orang lain,"gumam Zara sambil memutarkan kedua bola matanya.

Kevin mengangkat sebelah alisnya," Yakin? Kalau aku lihat kamu suka sama dia?" desak Kevin. Ya, Kevin melihat dari sorot mata Zara, ia menyembunyikan sesuatu, apalagi kalau tentang perasaannya pada temannya bernama Ian, cukup menjawab pertanyaan Kevin. Mau tak mau Kevin harus menerima kenyataan bahwa Zara menyukai orang lain. Tapi hal itu tak membuat Kevin menyerah pada tujuan awalnya untuk membuka hati Zara untuk dirinya.

"Nggak!" Mulut Zara berkata lain.

Kevin hanya mengangguk tanda mengiyakan walau ia sudah tahu yang sebenarnya.

Miss PrimadonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang