Bagian 13

808 57 6
                                    

Malam itu, Zara sudah selesai menyelesaikan tugas kuliahnya. Kejadian sepulang kuliah masih membayanginya. Tak tahu kenapa, ia merasa iba dengan Ian. Ya, perlakuan Tisa terhadap Ian sangat tidak mengenakkan sama sekali, walau Ian sudah menyakitinya tapi jujur cowok itu cowok yang selalu membuat jantungnya berdegup kencang setiap melihatnya. Padahal Zara sudah berkeinginan untuk melupakan Ian. Tapi tetap saja bayang-bayang wajah Ian masih menghantui pikirannya.

"Ian, ternyata aku nggak bisa lupain kamu," gumamnya pelan. Ia menghela napas panjang dan menariknya secara perlahan.

Tok
Tok
Tok

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. Dengan sigap Zara segera membuka pintunya dan ternyata Ibunya yang mengetuk pintu.

"Ada apa, Bu?" tanya Zara.

"Ada yang nyariin kamu," ucap Ibunya.

Akhirnya Zara dan Ibunya bergegas ke ruang tamu. Dilihatnya ada seseorang laki-laki duduk di sofa yang ternyata adalah Kevin.

"Kamu," ucap Zara sambil menunjuk Kevin yang tengah memainkan ponselnya.

Kevin yang sadar dengan kehadiran Zara langsung berdiri dari sofa dan menjabat tangan Zara. Tapi, Zara tak menerima jabatan tangan Kevin.

"Ibu ke kamar dulu," ucap Ibu Zara.

Zara hanya mengangguk pelan tanda mengiyakan.

"Ngapain kamu ke sini?" Zara menatap Kevin dengan tatapan tajam.

"Ada yang mau aku omongin sama kamu, Ra."

Zara mengangguk dan duduk di sofa diikuti Kevin yang duduk di sebelahnya.

"Kamu mau ngomong apa?" tanya Zara lagi.

Kevin menggaruk tenguknya yang tidak gatal, ia benar-benar grogi untuk mengungkapkan perasaannya pada Zara. Ya, walaupun ada kemungkinan besar Zara akan menolaknya.

"Vin?" panggil Zara lagi, spontan membuat Kevin semakin tak berkutik.

"Zara, aku udah lama suka sama kamu. Kamu mau nggak jadi... ," Kevin menggantung ucapannya.

"Pacar aku?" sambung Zara menahan tawa.

Lagi-lagi Kevin menggaruk tenguknya yang tidak gatal karena grogi.

"Ya, maksudku itu," gumam Kevin malu-malu.

Zara mengangguk, "Oke. Aku terima kamu. Cukup gentle juga kamu. Zara menabok lengan Kevin.

Kevin terbelalak kaget," Serius, Ra?"

Zara hanya mengangguk mantap. Mungkin dengan cara ini Zara bisa melupakan Ian. Walau Ian sudah tidak bersama Tisa lagi. Zara harap Kevin adalah orang yang tepat untuknya.

"Terimakasih, Ra." Kevin mengenggam kedua tangan Zara. Ia masih tak percaya Zara akan menerima cintanya. Ia sangat bahagia sekali akhirnya ia bisa bersama dengan orang yang ia dambakan selama ini. Ya, Zara perempuan judes yang telah membuatnya jatuh cinta.

Tak tahu kenapa dibalik rasa judesnya terhadap Kevin ternyata saat Kevin mengenggam tanggannya, Zara merasakan ada getaran-getaran yang ada di hatinya.

Zara hanya mengangguk dan berharap hari ini adalah hari tak terlupakan dalam hidupnya.

Miss PrimadonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang