Bagian 9

1K 76 19
                                    

Kevin berjalan menelusuri koridor  kampus menuju ke parkiran untuk mengambil motornya.

  Sesampainya di sana, Kevin bertemu dengan Zara. Terlihat gadis itu sedang kesusahan untuk menyalakan mesin motornya.

"Motor kamu kenapa, Ra?" Kevin menghampiri Zara. Zara hanya terdiam, tak menjawab sepatah kata pun.

"Motor kamu mogok?" tanya Kevin lagi yang hanya dijawab Zara dengan anggukan.

"Sini aku bantuin nyalain mesinnya. Kamu minggir sebentar." Zara akhirnya melangkah ke belakang, sambil menunggu Kevin menyalakan mesin motornya yang tidak bisa menyala. Dengan tenaga yang Kevin punya, akhirnya cowok itu berhasil menyalakan mesin motor Zara.

"Ini udah nyala," gumam Kevin. Ia tersengal-sengal, keringat mulai bercucuran mengenai wajahnya.

"Makasih. Sori jadi ngerepotin," jawab Zara.

Kevin mengangguk. Ia senang bisa membantu Zara walaupun gadis itu selalu bersikap acuh padanya. Terbesit di hatinya untuk membuka hati Zara yang beku dan sulit dijamah.

Zara akhirnya meninggalkan parkiran. Dari jauh Kevin memandangi punggung Zara yang tak lagi terlihat.

"Kamu Kevin, kan?" tanya seseorang  gadis yang menghampirinya.

"Iya. Aku kayak pernah lihat kamu." Kevin mencoba mengingat siapa gadis itu. Tapi tetap saja ia tak ingat siapa dia

"Tisa, temannya Zara."

Kevin mengangguk, dan akhirnya teringat.

"Kamu suka ya sama Zara?" tanya Tisa tiba-tiba.

"Iya, kenapa?"

"Aku bisa kok bantuin kamu deket sama Zara."

Tisa menawarkan Kevin untuk mendekatkannya dengan Zara. Tapi, Kevin menolak karena ia bisa mendekati Zara dengan caranya sendiri, tanpa bantuan orang lain. Dari insting Kevin, Tisa bukan perempuan baik-baik, pasti ada maksud dibalik semuanya.

"Ya udah kalau nggak mau dibantu," ucap Tisa pada akhirnya. Ia melangkah menjauhi parkiran.

Pasti ada maksud, aku harus cari tahu.

Kevin sepertinya sudah tahu kelicikan Tisa.
      ***
Kevin merebahkan tubuhnya di kasur sambil memandangi langit-langit kamarnya yang dominan berwarna putih. Ia masih memikirkan sikap teman Zara yang bernama Tisa. Kevin menduga kalau Tisa bukan teman yang baik  untuk Zara. Terlihat dari gaya bicaranya yang mampu menyihir mata setiap laki-laki yang memandangnya. Kevin mengakui, Tisa memang cantik. Tapi Kevin tak sedikit pun tergoda dengan Tisa. Karena yang ia cinta hanyalah Zara walaupun gadis itu masih bersikap acuh padanya.

"Aku harus cari tahu tentang Tisa, dan membuktikan pada Zara kalau Tisa bukan teman yang baik," gumam Kevin antusias. Ia hanya tak mau Zara berteman dengan orang yang salah. Ya, walaupun sebenarnya tak berhak sebab Kevin bukan siapa-siapa Zara.

Miss PrimadonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang