chapter 1

17.1K 1.1K 56
                                    

MUB-1

Efek globalisasi membuat suhu panas bumi semakin meningkat. Hal ini berimbas ke Haruno Sakura, gadis 23 tahun yang sedang berjaga di sebuah kafe tempatnya bekerja. Suhu panas membuat dirinya berkali-kaki mengusap keringat di jidat lebarnya.

"Ino, Bisa gantiin gue sebentar?"

Yamanaka Ino merupakan temen dekat sekaligus teman kerja Sakura di Universe kafe. Merangkap teman satu kos. Kemana-mana selalu berdua, dalam suka maupun duka.

"Mau kemana?" tanya Ino yang juga merasa kepanasan.

"Mau benerin eyeliner dulu, luntur kena keringet."

"Tumben?" Ino menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah sahabatnya. Sok-sokan dandan padahal jarang dandan. Kafe sedang sepi, dandan untuk siapa? Lagipula jarang ada pria tampan yang datang sendirian ke tempat itu. Kafe sangat tidak cocok untuk para jomblo.

"Siapa tahu Lee Min Ho mampir, 'kan kita gak tahu." ucap Sakura sambil mengedikkan matanya.

"Dasar halu!"

---

Tak butuh waktu lama, Sakura terlihat sudah selesai dengan urusannya. "Gimana? Mata gue gak belepotan kan?" tanyanya meminta pendapat.

"Enggak sih, masih rapi, lagian tumbenan dandan?" Ino memeriksa wajah Sakura. Barangkali masih ada sedikit belek yang nyempil di sudut mata.

"Gue dikasih eyeliner sama Tenten, sayang kalau gak dipake. Lagipula kenapa panas banget sih?" Sakura mengibaskan serpihan kardus bekas indomi ke wajahnya.

"Kasih tahu si Bos gih, suruh beliin AC baru."

"Kog nyuruh gue?" Sakura mengernyit.

"Yang akrab sama si Bos kan elo."

"Akrab apanya? Ini semua gara gara Tobi." Sakura mendengus malas.

Yah, Tobi adalah orang yang ditunjuk si Bos sebagai pengawas di kafe. Istilah kerennya supervisor atau apalah itu. Ada yang bilang pria itu masih sepupu dengan si Bos. Sebenarnya, tugas Tobi adalah menyampaikan apapun yang terjadi di kafe, termasuk menyampaikan keluhan para pegawai. Namun akhir-akhir ini tugas itu seakan sengaja dilalaikan. Tobi malah meminta Sakura melakukannya dengan dalih sedang dalam hubungan tidak baik dengan si Bos alias sedang 'berantem'.

Berawal dari rusaknya frezer kafe beberapa hari yang lalu, Tobi meminta Sakura untuk menyampaikan hal itu pada si Bos. Dan mulai saat itu si Bos selalu menghubungi Sakura untuk memantau keadaan kafe. Meski hanya lewat chat saja, namun Sakura tidak nyaman dengan hal itu. Bukankah sama saja ia membantu Tobi makan gaji buta?

"Btw, kita belum pernah lihat wajah si Bos apalagi ketemu. Sebenarnya dia niat punya kafe gak sih? Punya usaha kok gak pernah dikunjungi?"

"Iya juga ya," Ino menepuk jidatnya sendiri. "Poto profil aja kosong. Hanya ada inisial U.S....hahaha aneh."

"Orangnya jelek kali, makanya malu masang poto profil." Sakura terkikik geli.

"Sssst...jangan keras-keras Ra, ntar si Tobi dengar, ngadu sama si Bos, kelar kita."

"Hehhehe...biarin aja. Siapa tahu obrolan kita bisa memotivasi si Bos agar percaya diri. Minimal berani pasang PP." Sakura malah semakin cekikikan.

"Ehermm!"

Suara deheman keras membuat Sakura dan Ino menoleh. Mata mereka melebar saking kagetnya melihat seseorang di depannya.

"Ra, gans banget!" Ino tanpa sadar menarik kecil rok Sakura.

"No, dia bukan malaikat kan?"

"Ini nyata kah?"

MY UNIVERSE BOS (PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang