MUB-3
"Udah belum pipisnya Ken?" Sasuke sedang menunggu sang keponakan yang tiba-tiba kebelet buang air kecil. Terpaksa ia masuk lagi ke dalam minimarket untuk menumpang menggunakan toilet.
"Udah, Om."
Kenichi keluar dari toilet dengan celananya yang tak rapi. Sasuke langsung membantu merapikannya.
"Tadi belanjaan Om ditaruh mana ya, Ken?" tanya Sasuke yang menyadari tak ada tentengan keresek di tangannya.
"Kayaknya Om taluh di bangku depan."
Maklum banyak pikiran si Om pikun dikit.
Sasuke lalu menggandeng Ken keluar dari minimarket. Setelah itu dia mencari keresek belanjaanya yang tak sengaja ia tinggal entah di mana.
Sesampainya di luar matanya seketika melotot saat melihat keresek belanjaanya berada di tangan dua cewek yang asik mengintip isi di dalamnya.
Sreett..
Sasuke merebut keresek itu dengan cepat dan kasar .
"Heh! Itu belanjaan saya, ngapain kalian ambil!" teriak Sasuke.
Dua cewek itu lantas menoleh ke arahnya. "Lho, Masnya yang di kafe kemarin kan?" ucap Sakura kaget.
"Kalau iya kenapa? Mau gue aduin lagi ke bos, Lo?" Sebenarnya Sasuke juga kaget. Tidak menyangka akan bertemu lagi dengan gadis gadis tukang gosip yang ia temui di kafe kemarin.
"Yaelah Mas santai aja kali, kalau mau ngaduin ya aduin aja," tantang Sakura.
"Owh gitu, oke gue telpon bos kalian sekarang."
Sasuke meraih ponselnya lalu sibuk mengetik sesuatu. Sakura melongo. Lhah, niatnya bercanda kok malah direspon serius.
"Yah Mas jangan dong, bercanda kali Mas," kata Sakura berusaha mencairkan suasana. Cowok itu cuma balas menatapnya dengan tatapan bete. Siapa suruh nyari masalah?
"Awas lo ya, sekali lagi bikin masalah sama gue, gue gak akan kasih ampun."
"Ya Allah Mas galak amat jadi orang," cibir Sakura. Ino pun sibuk mengiyakan kata-kata sahabatnya itu.
Sasuke kemudian balik badan dan berjalan cepat menuju mobilnya. Kelihatan sekali jika ia sedang kesal.
"Om Sasu tungguin Ken...huuueeee!"
Sasuke langsung menepuk jidatnya sendiri. Lupa kalau anak orang ketinggalan di belakang.
***
"Biasanya nih, pertemuan ketiga yang gak disengaja itu artinya jodoh, Ra, tinggal satu pertemuan lagi berarti Lo jodoh sama dia," ucap Ino sambil memakan es cream yang sudah habis dua cup.
Si Ino ngajak lari pagi niatnya diet. Eh, lari pagi kelar malah balas dendam, makannya sekarung-karung juga. Percuma kan jadinya.
"Maksud lo sama cowok tadi?" Sakura menyahut malas.
"Hm."
"Makasih Ino, buat Lo aja, bukannya Lo juga udah ketemu dua kali sama dia?"
"Makasih juga Sakura sayang, ganteng kalau makan ati percuma..gue gak mau cepet tua."
"Nah itu tahu!"
Mereka berdua masih asik ngemil snack di depan minimarket sampai mereka sadar kalau hari sudah siang.
"Woo jam sembilan anjir, ayo pulang!"
"Ayok, keburu Tenten bangun ntar nyariin kita lagi."
Dan benar saja, sesampainya di rumah kos, mereka menemukan Tenten yang sudah seperti bayi kelaparan. Ino langsung buru-buru memberinya camilan yang ia bawa dari minimarket. Kasihan cewek satu ini, tiap malam begadang lemburin revisian.
"Nih Ten, makan dulu biar gak kaya mayat hidup."
"Kalian keluar kog gak ngajak gue sih." Tenten langsung menyikat makanan pemberian Ino. Padahal belum sikat gigi, mungkin.
"Kalau kita ngajak elo, yang ada Lo tidur bukan joging," kata Sakura sambil menoyor kepala Tenten pelan.
Tenten mukanya sebelas duabelas layaknya zombie. Lingkaran matanya menghitam dengan jelas. Efek begadang memang menyeramkan. Yang sabar ya Ten, nikmati saja prosesnya.
"Masakin makanan buat gue dong laper, pengen makan nasi," rengek Tenten .
Sakura dan Ino memutar bola matanya malas. Gak deh kalau harus masak. Apalagi hari minggu begini. Walaupun bukan libur kerja, tetep saja malas.
"Udah gofood aja, gue yang bayarin," kata Ino akhirnya.
"Gajian udah turun, No?" Tanya Sakura berbinar saat mendengar angin segar di tengah krisis akhir bulan.
"Udah dari semalem kali, Ra."
Sakura langsung buru-buru mengecek saldo rekeningnya lewat m-banking. Yuhuu, sepertinya gajihan sudah mendarat dengan lancar malam tadi. Tapi--
"Kok saldo gue gak nambah? Apa belum ditransfer?" Tanya Sakura setelah melihat deretan angka di halaman saldonya. Tak ada angka yang bertambah, masih sama seperti kermarin saat terakhir ia mengeceknya. Masa iya si Bos lupa menggaji salah satu karyawannya. Padahal kan pegawai kafe jumlahnya bisa dihitung pakai jari.
"Ya mana gue tau, Ra," jawab Ino.
"Duh gimana nih, masa gue belom gajian?"
"Udah, daripada bingung nanya aja ke si Bos," usul Ino.
Bener juga sih saran Ino. Tapi si Bos kira-kira sadar tidak ya kalau dia belum mentransfer gajinya? Sebenarnya ia tak ada nyali untuk menanyakan hal itu.
Tapi-- demi kehidupannya selama sebulan ke depan, mau tidak mau harus berani. Ia berencana akan memberitahu si Bos melalui chat WA.
Sakura lalu mencari kontak bosnya di ponselnya. Dan yuppzzz ketemu!
"Nanya gimana ya?" Sakura bingung memikirkan kata apa yang pantas untuk basa-basi.
"Ahh iya." Akhirnya ia menemukan kata yang tepat. Tak perlu waktu lama, dia langsung mengetikan semua kata-kata yang ada di pikirannya.
Saat sedang asik mengetik , tiba-tiba ada sesuatu yang berubah di layar ponselnya.
"Wissh tumben, si Bos ganti poto profiI," pekiknya heran.
"Hah yang bener?" Ino langsung ikutan mengecek aplikasi WhatsApp miliknya. Karena bagi mereka, si Bos mengganti poto profil itu ibarat gerhana matahari, langka terjadi.
Hening.
Tak ada satupun orang yang berkomentar.
"Kog gue kaya kenal sama ni bocah ya."
"Gue juga No, kaya gak asing."
Mereka sibuk memperhatikan sebuah foto yang menampilkan wajah anak kecil yang sedang asik berenang dengan ban bebeknya. Sedangkan Tenten hanya diam saja mengamati kedua sahabatnya. Dalam hati dia ngedumel, 'ni bocah berdua lagi ngomongin siapa sih?'
"Lhoh ini kan?"
Sakura dan Ino saling berpandangan.
"BOCAH YANG TADI PAGI!" kata mereka bersama-sama.
"Itu artinya?"
"ITU ARTINYA COWOK GALAK ITU KETEMU LANGSUNG SAMA SI BOS. Dan mungkin gaji Lo gak turun gara-gara cowok galak itu ngadu ke si Bos soal kemarin?"
"Hueeeeeeee!" Sakura langsung berteriak kencang.
"Jadi gue fix dipecat nih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY UNIVERSE BOS (PDF)
FanfictionSTATUS REPUBLISH (60 chapter tamat) Sakura kesal karena gaji bulanan yang biasanya ia terima belum juga masuk ke rekening. Ia terpaksa berbicara dengan bosnya-- seseorang yang belum pernah ia temui sebelumnya, untuk meminta kepastian. Sakura tak men...