MUB-10
Setelah mengantar Sakura ke tempat kerja, Ino malah terdampar di depan minimarket sambil menyandarkan kepalanya ke meja. Matanya masih terasa berat karena bangun terlalu pagi.
Tapi demi sahabat yang lagi semangat-semangatnya bekerja, ia rela melakukannya, bangun subuh. Bolehlah manjain temen sebentar. Nganterin ke tempat kerja biar moodnya adem terus.
"Hassh..gue harus pulang," gumamnya sambil merenggangkan otot tangannya yang kaku.
Ino tak mau ketiduran di tempat umum. Takut diculik om om.
Gadis itu lalu berjalan menuju di mana kendaraannya terparkir dengan langkah sempoyongan. Mungkin orang akan mengira kalau Ia sedang dalam kondisi mabok.
Ino kehilangan focus. Sampai bayar parkir saja pakai bon hutang yang ia kira lembaran uang. Tukang parkirnya sampai geleng-geleng kepala. Untung cantik ya neng.
Hari ini jalanan terlihat sepi. Tumben sekali. Padahal Jakarta biasanya tahu sendiri lah macetnya seperti apa.
Ino memacu kendaraannya dengan kecepatan sedang. Semilir angin yang menerpa wajahnya semakin membuat matanya mengantuk, sampai--
"AWASSSS!"
BRAAKK!!
Tiba-tiba Ino membanting setirnya ke arah trotoar dan menabrak sesuatu di sana.
Awalnya ia mengira ada keresek hitam yang berceceran di jalan, eh tahunya itu kucing berbulu hitam yang sedang menyebrang jalan. Jadi?
"Duh!" Ino jatuh tersungkur di pinggir jalan. Beruntung dirinya tidak apa apa, hanya lecet-lecet sedikit. Tapi tetap saja sakit. Si kucing juga alhamdulilah selamat, dan berhasil menyebrang jalan. Tapi motornya?
"Motor gue!" teriaknya histeris. Dia sontak menghampiri motornya yang tergeletak tak jauh darinya.
Kondisi motor itu agak parah. Sepak bor depan retak, ban kempes, pelek bengkok.
"Duh mampus...rusaknya kenapa separah ini?" ucapnya hampir menangis. Mana cicilannya masih lama lagi.
"Bangsatt. Lo punya mata gak! lihat mobil gue, aaaarghhhh!" tiba-tiba seorang pria menghampirinya sambil berteriak marah.
"Maaf Mas. Maksudnya apa ya..datang- datang kog marah marah?" Jawab Ino setengah emosi.
"Lo gak lihat apa mobil gue peok! Hah!" kata pria itu.
"Lhah ?"
Ino langsung menoleh ke depan dan mendapati sebuah mobil sport yang peok bagian depannya.
"Emang gue yang nabrak ya?" tanya Ino tanpa merasa bersalah.
"Lo mabok ya? jelas jelas Lo nabrak mobil gue!" bentaknya pria itu sambil misuh-misuh. Meratapi mobil kesayangannya yang rusak.
"Maaf Mas saya kan gak sengaja," lirih Ino. Sebenarnya gadis itu belum sepenuhnya sadar jika tadi dirinya membentur kendaraan milik orang lain.
"GANTI RUGI!" ucap pria berkulit pucat itu.
"Tapi Mas?" Ino merutuki dirinya sendiri. Duh bisa panjang nih urusannya.
'Makanya Ino, kalau ngantuk gak usah maksa berkendara, jadi nabrak jodoh kan? eh maksudnya nabrak mobil orang'
***
Sasuke menyodorkan segelas coklat panas ke hadapan Sakura. Gadis itu masih sibuk menangis sesenggukan sampai menghabiskan sekotak tissue.
"Udah jangan nangis," kata Sasuke. Percayalah, cowok lebih seneng diajak berantem daripada ngadepin cewek nangis.
"Hiks..hikss."
Setelah kejadian di ruangan meeting Reikage, Sasuke langsung menyeret gadis itu keluar. Urusan perusahaan akan dihandle Kakashi kaki tangan ayahnya dibantu Suigetsu sebagai perwakilan dirinya.
Karena tak punya tujuan, akhirnya Sasuke membawa Sakura ke sebuah hotel mewah. Dia tak mungkin membawanya ke tempat keramaian dalam kondisi nangis kejer seperti ini. Takut malu- maluin.
"Udah dong jangan nangis."
"Hikss...hueeeeeeee."
"Hah." Sasuke mendesah malas, memang tak berbakat menghentikan tangisan seorang gadis. Dia hanya menghibur sebisanya.
"Gue takut," lirih Sakura.
"Lo udah aman sama gue."
Sasuke jadi teringat ucapan Suigetsu tentang pak Rei yang sering melecehkan sekretarisnya kemarin. Dan itu terbukti sekarang. Dan yang lebih mengejutkan, ia tak menyangka kalau sekretaris pak Rei itu adalah Sakura.
Setelah keadaan tenang dan Sakura berhenti menangis, barulah Sasuke berani mengintrogasi gadis itu.
"Udah berapa lama kerja di Raikage?"
"Dua hari."
Cowok itu kaget. Buseet...baru dua hari kerja udah ngalamin pelecehan kaya gini. Gimana yang kerja bertahun-tahun? Udah jadi istri siri mungkin? Ya kalau dinikahin, kalau enggak?
"Hari pertama gak ada kejadian janggal.. semua baik-baik aja, tapi hari ini gue gak nyangka kalau Bos gue adalah pria kurang ajar," jelas Sakura.
"Dan untungnya gue datang tepat waktu, kalau gak... mungkin Lo udah habis sama dia," kata Sasuke.
"Hn....gue syok, gue gak bisa bayangin kalau tadi gak ada orang yang nolongin gue."
"Tapi gue lega, Lo baik-baik aja tadi."
Sakura melirik Sasuke dari ujung matanya, "baik-baik aja gimana? Gue hampir digampar sama kakek tua itu!"
"Maksud gue, gak ada tanda-tanda sampai Lo kehilangan .....yah semacam hal yang berharga?" ucap Sasuke sambil menerawang.
"Maksud Lo gue sampai dipaksa layanin kakek tua itu gitu?"
"Hn semacam itu. Lo gak sampe diperkosa kan sama dia?" kata Sasuke blak-blakan.
"Kalau gue udah diperkosa duluan gimana? emang Lo tahu kejadian sebelumnya?"
"Yaelah Ra, gue cowok. Gue bisa bedain cewek yang masih perawan atau gak. Lagipula baju Lo gak ada yang kebuka tadi."
Sakura berdecak kesal. Songong banget ni mantan Bos.
"Kenapa Lo seyakin itu?"
"Ck..apa perlu kita buktikan disini, Lo masih perawan atau gak," tantang Sasuke
Buagh.
Sakura langsung melemparkan bantal hotel ke muka Sasuke. "Bangsat! Lo mau ngapain nyet!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MY UNIVERSE BOS (PDF)
Fiksi PenggemarSTATUS REPUBLISH (60 chapter tamat) Sakura kesal karena gaji bulanan yang biasanya ia terima belum juga masuk ke rekening. Ia terpaksa berbicara dengan bosnya-- seseorang yang belum pernah ia temui sebelumnya, untuk meminta kepastian. Sakura tak men...