chapter 17

4.2K 627 81
                                    

MUB-17

Gaun hitam selutut, rambut curly, sepatu silver aksen hitam. Make up natural sedikit glowing. Bibir pink kemerahan.

"Tangan Deidara ajaib juga," Sasuke memang tak salah pilih orang. Dia sangat percaya dengan kemampuan sahabatnya, Deidara. Terbukti setelah melihat penampilan Sakura sekarang yang berubah total.

"Ajaib gimana?" Tanya Sakura. Dia asik bergaya di depan kaca spion mobil Sasuke.

"Bisa ngerubah cewek jelek jadi sedikit lumayan."

Sakura berdecih, "Kalau mau muji gak usah ngalor ngidul, gue mah emang udah cantik dari dulu."

"Serah Lo aja, yang penting Lo udah pantas gue bawa ke kondangan."

"Kalau gak dibayar gede, gue juga gak bakalan mau nemenin Lo."

Sasuke langsung menoyor kepala Sakura, "Dasar matre."

"Gue cewek realistis," jawab Sakura santai. Bodo amatlah, emang kenyataannya begitu.

Mereka telah sampai di sebuah hotel mewah tempat di adakannya acara pernikahan. Sudah ramai orang dengan pakaian formal yang berdatangan. Benar kata Tenten, kedua mempelai mungkin memang orang yang berpengaruh.

"Nih?" Sasuke mengulurkan tangannya ke arah Sakura .

Pluk

Dengan santai Sakura malah menaruh tas kecilnya di atas telapak tangan Sasuke. Pria itu langsung melotot.

"Apalagi??" Tanya Sakura.

"Bego! Ngapain kasih tas ke gue?"

Sakura mengernyit, "Lhah kirain Lo mau bawain tas gue," ucap Sakura tanpa merasa bersalah.

Sasuke menghela napas lalu meraih tangan Sakura untuk digenggam. "Bego  jangan di pelihara..Lo pasangan gue malam ini, jadi Lo harus gandeng tangan gue." Seranya menoyor pelan kepala gadis itu.

"Owh gitu bilang dong dari tadi."

"Dasar cewek gak peka."

***

Hotel mewah itu terlihat sangat ramai. Kebanyakan tamu yang diundang bukan orang sembarangan. Yah termasuk Sasuke. Setiba di sana, pria itu langsung mendekati pengantin untuk memberi ucapan selamat. Sementara itu Sakura malah memisahkan diri dan berjalan ke arah hidangan makanan. Laper coy.

"Njir..bakal kenyang gue malam ini," gumam Sakura norak. Dia takjub melihat berbagai makanan lezat yang tersajikan. Ada makanan ringan sampai yang berat-berat.

Ketika tangan Sakura hendak mencomot sebuah puding coklat, tiba-tiba ada tangan lain yang menyenggol lengan Sakura.

"Anj.. hati-hati dong?"

"SAKURA!" teriak orang itu. Sakura langsung melotot ke arah orang yang memanggilnya.

"Tenten?"

"Gue kira siapa , ternyata bener elo Ra," kata Tenten menggebu-gebu.

"Ini gue Ten. Lo pikir siapa emang?"

"Gue tadi lihat Sasuke Ra, tapi gak yakin kalau di samping dia itu Lo.. Sumpah Lo beda banget malam ini."

Sakura langsung ngibasin rambutnya ala  iklan shampoo. "Gue dandan kaya gini tuh butuh perjuangan Ten,"

"Lebay...palingan hasil permak Sasuke di salon," tebak Tenten. Njirr Tenten tau aja.

Mereka lalu asik menikmati hidangan sambil mengobrol santai. Tak lupa mengomentari betapa megahnya pesta malam ini. Sakura sendiri jadi membayangkan, bagaimana pesta pernikahannya nanti. Apa akan semegah ini?

"Udah ketemu Gaara belum Lo?" tiba-tiba Tenten menanyakan hal yang tidak pernah Sakura pikirkan.

"Gaara? Lah emang dia ke sini?"

"Lhah Lo gak tahu? Dia kan adik mempelai wanitanya?"Jelas Tenten.

Sakura seketika tersedak minumannya sendiri. Gaara adalah kerabat pengantin? Astaga, padahal ia sempat membaca nama kedua mempelai pada kartu undangan milik Sasuke. Dan sekarang ia baru sadar jika marga mempelai wanita adalah Sabaku, marga yang sama dengan milik Gaara.

Sakura tiba-tiba bersembunyi di balik punggung Tenten. Matanya melihat ke kanan dan ke kiri mengawasi kalau kalau ada Gaara di sekitarnya.

"Ten jangan sampai Gaara lihat gue disini," kata Sakura memohon.

Tenten menggelengkan kepalanya sambil terkekeh. Tangannya kemudian menunjuk seorang pria berjas hitam yang melihat ke arah Sakura. "Telat. Dia udah lihat Lo."

Sakura pun menoleh ke arah telunjuk Tenten. Tampak Gaara mulai berjalan mendekati dirinya sambil menampilkan senyum narsisnya. Sekaligus memberikan flying kiss dari jarak jauh, berikut kedipan mata.

"Ah sial." gerutu Sakura pasrah.

.....

Sementara itu terlihat Uchiha Sasuke dan Shimura Sai menghampiri Nara Shikamaru yang kini berdiri di pelaminan mendahului mereka untuk melepas masa lajang.

"Selamat, Shik," kata Sasuke.

"Selamat bro, semoga langgeng," ucap Shimura Sai.

"Makasih Sas, Sai," kata Shikamaru. Sabaku Temari istri Shikamaru juga terlihat bahagia di sampingnya.

"Cepet nyusul kalian."

"Habis Lo kayaknya Sasuke nih yang bakal nyusul," celetuk Sai.

Sasuke langsung memasang wajah bete. Memangnya segampang itu cari calon istri?

"Naruto aja udah bawa tunangan, masa kalian mau betah ngejomblo," ledek Shika.

"Tenang aja Shik..gue mah gak buru-buru, tapi Sasuke?" Kata Sai sambil melirik Sasuke yang sepertinya penasaran dengan kelanjutan ucapannya.

"Tapi apa?"

"Gue tebak ini tahun terakhir Sasuke lajang."

Sasuke dan Shikamaru pun saling berpandangan. Tak mengerti dengan kalimat Sai

"Kaya dukun aja Lo nebak-nebak masa depan orang."

Sai pun terkekeh. Tangannya kemudian menepuk bahu Sasuke. "Dia datang masa Lo gak tahu?" Lanjutnya. Tangannya menunjuk seorang gadis ber-gaun biru tua yang berdiri tak jauh dari mereka.

Sasuke mengikuti arah telunjuk Sai. Sedikit terkejut kala melihat sosok itu. Namun dengan cepat Sasuke bisa menguasai dirinya kembali, seakan hal itu tidak ada pengaruhnya sama sekali untuknya.

Sementara itu Shikamaru si mempelai pria baru paham apa yang dikatakan Sai. "Aa..sorry Sas, gue lupa kalau gue juga ngundang dia."

Sasuke masih bertahan dengan wajah datarnya. Tidak berniat bertanya apapun.

"Gue bilang juga apa Shik.. mungkin ini tahun terakhir Sasuke melajang hahhaa,"

"Iya bener Sai, siapa sih yang gak tahu pasangan populer di kampus dulu." Shikamaru pun ikut menepuk bahu Sasuke.

"Benar, mumpung dia udah balik langsung lamar aja Sas, jangan lama lama."

Sasuke terdiam.

MY UNIVERSE BOS (PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang