Rani

246 8 0
                                    


Sebelum aku melanjutkan kisah ini, aku harus bercerita dulu tentang salah satu sahabat terbaikku, yaitu Rani. Nama lengkapnya adalah Rani Kemala Apriliani, ya dia lahir di bulan April, dan kemala berarti batu indah yang bercahaya, sangat cocok untuknya, yang juga indah. Sementara kata 'Rani', nah ini aku sih tidak tahu artinya, tapi aku tahu asal-usul dia diberi nama Rani. Jadi, orang tuanya itu pecinta film-film india, dan nama rani ini diambil dari nama seorang aktris india yang cukup terkenal, yaitu Rani Mukherji. Dia ini anak ketiga dari empat bersaudara, dan semua saudaranya diberi nama depan dengan nama aktor atau aktris india. Kakak pertamanya yang seorang laki-laki diberi nama Salman, diambil dari nama aktor Salman Khan, lalu kakak keduanya yang perempuan diberi nama Zinta, diambil dari nama aktris Preity Zinta. Lalu adiknya yang laki-laki, diberi nama irfan, diambil dari nama aktor Irrfan Khan. Dan yang lebih lucu lagi adalah bagaimana mereka memilih nama itu, bukan dengan didiskusikan, tapi diundi. Jadi ketika hamil tua, orang tuanya akan menulis beberapa nama aktor atau aktris tergantung kelamin si jabang bayi berdasarkan USG. Lalu dimasukan ke dalam botol kecil seperti yang digunakan untuk mengundi arisan, dan kau tahulah kelanjutannya seperti apa.

Secara fisik, Rani sedikit mirip dengan Rani Mukherji, dia berkulit sawo matang, hidung mancung, dengan bibir tipis. Lalu yang paling mempesona dari dirinya tentu matanya yang coklat keemasan, jika diterpa oleh sinar matahari, mata itu mampu membuatmu betah menatapnya. Setahuku, ada satu murid laki-laki yang pernah tersihir mata indahnya itu. Waktu itu di kelas X, rani dan aku belum sekelas seperti sekarang, tapi kami sudah saling kenal, Rani didekati oleh teman sekelasnya yang bernama Rian, orangnya pintar, dan juga jago main sepak bola. Tapi Rani menolaknya, karena dia itu bikin ilfil kata rani, masa baru pdkt saja sudah berani ngatur-ngatur, gak boleh inilah atau itulah. Padahal orang tua rani saja membolehkan, eh dia sok-sok melarang. Begitu kata Rani.

Hobi Rani adalah membaca buku khususnya novel-novel romantis, dan tentu saja menonton film india. Hobinya yang terakhir ini tertular dari orang tuanya. Mereka selalu meluangkan waktu minimal sebulan sekali untuk menonton film india bersama sekeluarga, semua wajib menonton. Aku pun pernah terjebak ikut menonton karena sedang mengerjakan tugas kelompok bersama. Karena tidak enak dengan keluarganya, aku terpaksa ikut, dan aku bilang terjebak karena aku kurang suka film india, kenapa? Biar aku jelaskan sedikit tentang apa yang tidak aku suka dari film india.

Kalau kau pernah menonton film india, kau pasti tidak asing dengan adegan menyanyi dan menari di sela-sela cerita. Itu adalah adegan yang tidak masuk akal buatku, terlalu memaksa, kenapa harus ada menyanyi dan joget segala? Darimana semua penari latar itu datang? Apa pengaruhnya dengan cerita di film? Bagiku tidak perlu. Lalu hal lainnya adalah logika, yang merupakan masalah cukup serius dalam film india, sebut saja film Rab ne bana di jodi yang kutonton saat aku terjebak dengan keluarga Rani. Disitu diceritakan bahwa si tokoh utama yang diperankan oleh Shah Rukh Khan mencoba menyamar jadi orang lain demi membahagiakan istrinya. Dia hanya mencopot kumis dan merubah sedikit gaya rambut dan wow.... Si istri tidak kenal sama sekali sampai akhir cerita. Sungguh tidak masuk akal. Atau coba tontonlah film india bergenre laga, maka kau pasti akan mengerutkan dahi melihat adegan laganya yang tak masuk logika atau dilebih-lebihkan. Ketika aku protes padanya soal film india, Rani hanya berkata, aku kurang mengenal film-film india, kekuatannya adalah di emosi, mungkin memang sebaiknya logika kita lepas dulu dari kepala sebelum menontonnya. Alamak.

Terlepas dari masalah film India, aku sebenarnya senang bermain ke rumah Rani, karena orang tuanya sangat baik dan jika dibandingkan dengan kedua orang tuaku yang super sibuk, orang tua Rani lebih punya waktu untuk anak-anaknya. Ayah Rani adalah seorang dokter di sebuah rumah sakit umum di kota ini, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga, dulu ia wanita karier juga kata rani, bekerja di sebuah perusahaan multinasional, tapi sejak melahirkan anak kedua, ia mengundurkan diri dan fokus mengurus rumah serta anak, penghasilan ayahnya sebagai dokter sudah lebih dari cukup untuk membiayai hidup mereka.

LaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang