Davin POV
Seperti biasa kegiatan yang ku jalani yaitu ke kantor. Sudah menjadi pemandangan biasa kalau di setiap hari aku menjadi bahan sorotan seluruh pegawai kantor khususnya karyawati. Aku memang dilahirkan dengan memiliki wajah yang sempurna. Haha bukannya aku sombong atau membanggakan diri. Tapi memang itulah adanya.
Sesampainya aku di dalam ruanganku aku sangat kaget melihat hadirnya seorang wanita paruh baya dengan tatapan tajamnya.
"Mau sampai kapan kamu seperti ini terus?" kata wanita itu Ny. Mei Ferdinand.
"Seperti ini gimana sih, Ma.." tanya ku ambigu kepada wanita itu yang tak lain dan tak bukan adalah Mama ku tersayang. Yah, wanita yang ku anggap paling sempurna di dunia ini hanyalah Mamaku tercinta.
"Mau sampai kapan kamu menelantarkan Edgar anakmu sendiri, huh?" kata Mama.
"Aku ga menelantarkannya Ma. Segala kebutuhannya selalu aku penuhi." bela ku
"Oke, dari segi ekonomi kamu memang sudah memenuhinya. Tapi dari segi kasih sayang? Sedikit pun kamu tidak pernah memperhatikan nya. Ayah macam apa kamu ini?" emosi Mama.
"Kan ada Bi Ina yang sudah mengurusnya Ma. Bi Ina juga aku lihat kerjanya bagus. Dia menjaga dan merawat Edgar dengan baik selama ini."
"Tapi Bi Ina itu bukan orangtuanya Edgar. Kamu ayahnya, Nak!" kata Mama.
"Edgar selama ini juga baik2 aja kok Ma"
"Pokonya kamu harus segera menikah lagi."
Tegas Mama."Gak, Ma. aku gak mau nikah lagi. Aku gak percaya lagi sama yang namanya wanita. Mereka semua hanya mau kesenangan semata." tolak ku
"Nak, gak semua perempuan seperti itu. Mama akan carikan kamu calon istri."
"Tapi, Ma.."
"Gak ada pilihan lain, Davin. Kamu harus menyetujuinya. Mama gak mau Edgar kamu terlantarkan. Dia masih terlalu kecil!" putus Mama.
"Hhuufftt.. Terserah Mama saja. Tapi jangan ikut campur dwngan urusan keluarga ku nanti" pasrah ku.
"Baiklah. Mama gak akan mencampuri tapi Mama tetap akan memantau kamu."
"Iya Ma."
"Kalau begitu besok malam kita adakan pertemuan dengan keluarga calon istri kamu" kata Mama
"Secepat itu, Ma?" tanya ku.
"Iya. Mama sudah menyiapkannya dari jauh hari. Dia anaknya teman Papa. Kamu pasti menyukainya. Anaknya cantik." kata Mama dwngan semangat.
"Terserah Mama."
"Baiklah. Jamgan lupa untuk mengajak cucu kesayangan Mama juga yah. Acaranya diadakan di salah satu restoran kita."
"Iya Ma"
Setelah perdebatan singkat dengan Mama akhirnya Mama keluar dari ruangan ku menuju ruangan Papa.
---
Charice POV
Bisa remuk badanku kalau seperti ini terus. Setiap malamnya mata ini tidak pernah mau tertidur. Siangnya juga tetap gak bisa. Huufft.
Ketika aku berumur 7 tahun aku pernah menjadi korban penculikan anak. Waktu itu aku sedang bermain dengan teman2 sekolah ku. Tiba2 saja ada orang yang tidak aku kenal mengajakku paksa. Awalnya aku teriak dan menangis tapi mereka tidak mempedulikan ku.
Saat para penculik itu tertidur aku mencoba kabur. Tapi takdir tidak berpihak padaku. Aku tertangkap lagi dan mereka menyiksaku dengan memukul dan mengikatku dengan tali. Yg bisa ku lakukan hanya pasrah menangis dan berdoa menanti keajaiban datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Husband (COMPLETED)
Acak"Saya tidak akan mau menikah lagi, Ma.. Semua perempuan di dunia ini sama. Sama-sama mau mendapatkan yang sempurna" Davin Surya Ferdinand "Ma,, gak usah pake dijodohin juga kali, Ma.. Kakak kan masih muda dan masih bisa cari pacar sendiri.." Charic...