Part 17 - Hamil

128K 4.3K 18
                                    

Silahkan langsung saja dibaca..

***

Davin POV

Sungguh miris melihat keadaan istriku. Di wajahnya terdapat bekas luka lebam yang mulai membiru. Tubuhnya yang tak berdaya dan terlihat semakin kurus. Lihat saja, siapapun yang terlibat tidak akan ku biarkan. Kami langsung menuju rumah sakit untuk memeriksa keadaan istriku menggunakan kapal. Kulihat dia semakin pucat.

"Hubby,, aku gak kuat.." keluhnya.

'Sabar ya honey kita segera ke rumah sakit."

"Davin, bawa istri kmu ke kamar, dia mabuk laut." Perintah Papa mertuaku.

"Baik, Pa" akupun segera mambawa istriku untuk berbaring di kamar.

"Hubby,, jangan tinggalin aku yah,, aku takut sendiri.."

"Iya honey aku disini kok. Apa yang sakit, hem?"

"Semuanya bby badan aku sakit semua. Aku takut dia kenapa-napa." Katanya dengan suara serak seperti hampir menangis.

"Percaya sama aku semua pasti baik-baik saja." Tak sengaja aku melihat luka lebam di perutnya. Saat kubuka ternyata luka lebam itu cukup besar. Ini pasti sangat sakit. Dengan inisiatif aku mengelus perutnya bermaksud untuk mengurangi rasa sakitnya.

"Hubby elus terus, sakitnya berkurang." Katanya

"Iya honey kamu istirahat aja yah." Sepanjang perjalanan aku hanya berdoa untuk keselamatan istriku dan semoga kami bisa cepat sampai di rumah sakit. Aku tidak sanggup melihatnya merintih kesakitan seperti ini terus.

Sesampainya kami di rumah sakit dokter segera memeriksa keadaan istriku. Ega dan adik iparku juga langsung datang mendengar kabar istriku sudah ditemukan.

"Papa.. Mama mana? Mama baik-baik aja kan Pa" Tanya Ega tidak sabar.

"Kita berdoa aja ya sayang." Jawabku.

"Bang, mana si Revan brengsek itu?" Tanya Azka dengan tersulut emosi.

"Dia di kantor polisi bersama pengacara juga Miko" jawabku. Ku lihat dokter keluar dari ruangan istriku dan kami pun langsung menghampiri dokter menanyakan keadaan istriku.

"Pasien baik-baik saja, tidak ada yg perlu dikhawatirkan. Hanya saja pasien msih lemah dan butuh istirahat. Apa disini ada suaminya?"

"Saya dok, saya suaminya."

"Kalau saya boleh tahu apa anda akhir-akhir ini sering mengalami mual atau muntah-muntah?"

"Iya benar dok. Ada apa yah dok?" tanya bingung. Tapi dokter malah berjabat tangan denganku yang sedang bingung.

"Selamat ya Pak. Istri anda sedang mengandung. Dan usia kandungnnya saya perkirakan 3 minggu. Kandungan istri anda sangat lemah, dia kekurangan banyak nutrisi saya sarankn gar pasien istirahat total minimal satu minggu ini agar kandungnnya bisa kembali pulih." Jelas sang dokter yang membuatku sangat bahagia.

"Terimakasih dokter."

"Sama-sama pak, anak bapak cukup kuat melihat terdapat luka lebam di perut istri anda tapi janinnya baik-baik saja. Baiklah, klau begitu saya permisi dulu."

"Sekali lagi terimakasih dokter."

Kami semua yang ada disini sangat senang dengan kabar kehamilan istriku. Bahkan semuanya sudah sibuk mencari informasi tentang ibu hamil.

Setelah dipindahkan ke ruang inap, aku menemani istriku yang sedari tadi belum bangun juga. Ega sudah ku titipkan pada orangtuaku agar dia bisa istirahat. Saat aku sedang memeriksa pekerjaanku melalui tab aku merasakan ada pergerakan dari istriku.

My Dear Husband (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang