Halusinasi

57 5 2
                                    

Vanka tersenyum tetapi senyuman itu kembali memudar saat lelaki yang memanggilnya sudah hilang.

Kembali terbayang seseorang itu balik ke pikiran bukan balik tapi memang terus terpikirkan.

Tetapi kenapa ia harus bertemu dengan bayangan dia.

Vanka langsung berjalan cepat menuju kelas membiarkan siapa yang memanggilnya membiarkan entah siapa orang yang menyapanya karena ia takut laki laki itu lagi yang memanggilnya.

"Vankaaaaa" seseorang teriak membuat Vanka berhenti dari jalan cepatnya karena ia rasa ini bukan suara yang setiap hari menganggu pikirannya.

"Ini gua Leo bukan setan" kata Leo sambil terengah engah karena berlari mengejar Vanka,dan Vanka hanya membalas dengan cengiran saja.

Leo Fanoderma temen Elma yang sempat dikenalkan dengan Vanka dan baru baru ini si mereka saling kenal dan menurut Vanka Leo humoris dan asik saja orangnya buat Vanka fine fine aja deket Leo.

"Pulang sekolah gua anter ya" kata Leo.

"Gaus.." ucap Vanka terpotong karena Leo kembali melanjutkan kata katanya.

"Gaada penolakan" Leo tersenyum sambil melihat wajah Vanka yang sedikit kesal.

Mereka berdua jalan menuju kelas Vanka dan juga Elma padahal kelas Leo beda tapi tetap saja ia mengikuti Vanka kirain Leo cuma mau ngomong itu aja.

Sampai kelas,Elma langsung tersenyum lebar karena melihat ke akuran pasangan yang ia bisa bilang jodohkan mungkin.

Elma sahabat Vanka yang sangat mengenal luar dalam Vanka bahkan cerita pribadi dia sampai ia pun tau semua,itu karena Vanka percaya kepada Elma begitupun sebaliknya.

"Cie tumben akur" kata Elma meledek Vanka dan juga Leo sedangkan di samping Elma ada Rafa yang sedang tertidur pulas.

"Berisik Lo" jawab Vanka duduk disamping Elma yang sedang nyemil makanan kantin.

Bel masuk sekolah berbunyi.

"Yaudah gua ke kelas,lo belajar yang bener" kata Leo tersenyum diangguki Vanka.

Kemudian guru kelas Vanka dan Elma pun masuk.

***
Bel pulang sekolah dibunyikan dan tiba tiba suara speaker berbunyi.

"Anak anak besok sekolah diliburkan karena ada rapat guru terimakasih" semua murid mendengarnya sangat kegirangan kecuali Vanka yang memasang ekspresi biasa saja sedangkan Leo sudah berjoget joget.

Vanka menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Van gua pulang duluan ya,bye" Elma sudah keluar kelas menuju luar gerbang karena sudah dijemput dengan temennya katanya.

Vanka membereskan buku buku nya ia masukan kedalam tas semua dan ia keluar kelas.

"Woi" Leo mengangetkan Vanka sampai ia terkejut sangat membuat Leo jadi terbahak dan Vanka langsung menjitak kepala Leo membuat ia mengaduh kesakitan.

"Makanya jangan ngagetin" Vanka menjulurkan lidahnya saat melihat Leo mengerucutkan bibirnya.

"Tapi kalo ngangenin boleh kan?" Tanya Leo membuat Vanka terkejut dan pastinya pipinya bersemu merah sekarang.

"Udah ayo balik ah" ujar Vanka menutupi rasa malu nya ia.

Vanka dan Leo pun berjalan menuju parkiran dengan lengan Leo yang ia sengaja memang dari tadi sudah berada di bahu Vanka.

Leo sudah menaiki motornya sedangkan Vanka sedang kesulitan sendiri karena susah memakai helm akhirnya dibantu dengan Leo.

"Gua naik ya" Leo hanya mengangguk dan Vanka sedikit kesusahan menaiki motornya karena tinggi jadi ia mau tidak mau memegang bahu Leo.

"Pegangan nanti jatoh,gua disalahin" kata Leo tersenyum jahil tetapi langsung Vanka menurutinya.

Ya seperti perintah tapi pasti bagi kalian cuma ucapan modus haha.

Ditengah perjalanan.

"Loh Le rumah gua belok kanan ko kita lurus?" Tanya Vanka sedikit memajukan wajahnya agar terdengar Leo.

"Kita ke toko roti dulu" ujar Leo sedikit berteriak.

Vanka hanya diam menuruti saja karena toh ia juga numpang.

Sampailah mereka di tempat seperti toko roti dan mereka berdua pun turun.

"Gua pesen roti dulu buat kakek,lo mau pesen juga?" Tanya Leo diajawab dengan gelengan dari Vanka.

Dan Leo langsung masuk membeli beberapa banyak roti dan termasuk yang bungkusan kedua itu untuk Vanka.

Leo pun keluar setelah sudah selesai memesan dan mereka langsung menuju ke rumah Vanka kembali.

Mereka sama sama terdiam sampai depan rumah pun baru Vanka langsung turun dan melepaskan helmnya.

"Ni gua beliin tadi buat nyokap lo dan Lo tentunya" Leo mengedipkan sebelah matanya membuat Vanka langsung mengerutkan keningnya.

"Makasih ya,gamau masuk dulu?" Tanya Vanka dijawabnya gelengan dengan Leo.

Vanka pun masuk kerumahnya dan Leo juga sudah melajukan kembali motornya menuju rumahnya.

"Bi ini ada roti simpen aja di kulkas" Vanka langsung masuk kedalam kamarnya,keadaan rumahnya sepi karena Iren pasti sedang di butik dan Farhan haris ayah Vanka pasti sedang bekerja juga sekarang.

Dering handphone Vanka berbunyi sedangkan Vanka sedang berada dikamar mandi berganti baju dan mencuci mukanya.

Setelah keluar dari kamar mandi ia langsung mengambil benda pipih itu diatas kasur dan melihat siapa yang menghubunginya barusan.

Dan tertera nama 'Leo cucunya kambing' ia langsung mengangkatnya karena saat Leo kembali menelponnya.

"Heh curut udah dimakan belum rotinya" ucap Leo disebrang.

"Berisik lo cucunya kambing"

Tut..

Vanka langsung mematikan sambungan teleponnya karena pasti Leo bakal gaada yang penting sekali omongannya.

Vanka turun kebawah dan mengambil roti yang diberikan Leo tadi ia memakannya langsung sambil menonton tv diruang tamu.

"Neng ini susu hangat nya" bibi membawakan susu untuk Vanka dan langsung diletakan ke meja depan Vanka.

"Loh bi aku kan ga minta" kata Vanka.

"Makan roti sambil minum susu enak neng jadi bibi bikinin susu deh" bibi tersenyum sambil berjalan kembali menuju dapur.

Vanka mengganti ganti terus channel yang seru menurutnya tapi tak ada jadi ia matikan saja dan ia berjalan ke kolam renang sambil membawa susu hangat nya.

Ia duduk santai dengan melihat pa Aden yang sedang membersihkan kolam renang.

Pa Aden itu penjaga kebun dan suka juga membersihkan kolam renang ia bekerja sudah lama di rumah Iren dan pa Aden dianggap sudah seperti keluarga mereka.

Vanka tersenyum sopan kepada Pa Aden.

Tiba tiba pandangannya memicing saat melihat seorang laki laki berdiri sambil tersenyum kepadanya dan ia langsung mengucak matanya dan laki laki itu sudah tidak ada.

"Cuma halusinasi van" ucap Vanka dalam hati.

***

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang