Rutinitas

23 3 0
                                    

Hari Minggu Vanka sudah bangun pagi ia langsung joging dengan membawa sepedanya menuju taman komplek rumahnya ya ini memang rutinitas Vanka di hari Minggu tetapi jika ia tidak banyak tugas sekolah ataupun sedang malas paling ia berolahraga di dalam rumah.

Kegiatan Vanka di hari Minggu sama dengan kegiatan Leo ia yang sering kali memain basket di teras rumahnya dan memainkan samsak sesekali menendang.

Ya walaupun mereka berdua baru saja pulang dari puncak.

Vanka membawa sepedanya dengan pelan sambil mendengarkan lagu di earphonenya dan menikmati sejuknya udara pagi.

Leo dan Vanka kebutulan komplek rumah mereka sebelahan(kompleknya ya bukan rumahnya).

Leo sengaja berlari pagi ke komplek sebelah dan menuju taman untuk menghampiri Vanka sambil membawa kameranya Leo memang ikut les fotografi dan itulah cita cita Leo.

Vanka sampai ditaman kompleknya dan memarkirkan sepedanya memang banyak disini yang sedang berolahraga dan juga anak kecil main sepeda dan ayunan.

Vanka duduk sambil tersenyum melihat anak kecil yang sedang bermain dihadapannya.

"Halo kakak" sapa anak kecil perempuan yang duduk disampingnya.

"Ini ada bunga kecil untuk kakak" diterima langsung oleh Vanka.

"Dari siapa sayang?" Tanya Vanka lembut dan mengelus pipi anak kecil itu.

"Dari kakak ganteng itu" anak kecil itu menunjuk Leo yang sedang memotret tanaman dan Vanka langsung tersenyum.

"Makasih ya" jawab Vanka mengelus rambut anak kecil itu dan anak kecil itu langsung berlari kembali bermain.

Leo menghampiri Vanka saat sudah duduk disamping Vanka ia mengambil bunga kecil yang di petik di tanaman tadi dari tangan Vanka dan langsung di selipkan di telinga Vanka.

"Makasih ya" kata Vanka diangguki Leo.

Vanka berdiri dan ia ingin berjalan jalan saja mengelilingi taman yang sedikit lebar ini.

Leo mengikutinya dari belakang sesekali ia memotret Vanka yang sedang tersenyum kearah anak kecil yang di lewatinya.

Dan saat Vanka sedang melihat kupu kupu Dengan tangan satu yang memegang rambutnya ke selipan telinga dan yang satu ingin memegang kupu kupu Leo memotretnya banyak.

"Leo ngapain?" Tanya Vanka saat menyadari ia di foto oleh Leo daritadi.

"Foto gua ya" sambung Vanka sambil mengerucutkan bibirnya.

"Coba liat sini" baru ini jawab kamera Leo sudah diambil alih oleh Vanka.

"Yang ini jelek ih,tapi yang ini bagus sih yauda ni" Vanka mengembalikan kamera Leo.

"Ke rumah gua yuk Le" ajak Vanka diangguki Leo.

Saat sampai,kebetulan Iren dirumah dan ia bisa kenali Leo dengan Iren.

"Mamah ni ada Leo ni" ucap Vanka tersenyum dan menuju ke dapur mengambil dua gelas minuman untuk ia dan juga Leo.

"Halo tante" Leo menjabat tangan Iren dan tersenyum begitupun Iren.

"Tante ijin ya ada urusan,tolong bilang ke Vanka,kamu ambil aja makanan di dapur" Iren keluar rumah setelah Leo mengangguk mengerti.

Vanka datang membawa dua gelas ke ruang tamu setelah melihat Leo sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Ni minum" Vanka meletakkan dua gelas minuman di meja dan langsung di minum oleh Leo sampai habis setengah gelas.

"Tadi tante bilang katanya mau pergi ada urusan" ucap Leo diangguki lesu oleh Vanka.

Ini hari Minggu tapi tetap saja kedua orang tuanya selalu ada urusan,urusan,urusan entah urusan apa yang pasti urusan uang lagi yang mereka prioritaskan.

"Lo kenapa?" Tanya Leo menyadari banyak yang sedikit ada raut wajah sedih dan dijawab gelengan oleh Vanka.

"Yauda gua pulang ya" kata Leo berdiri.

"Ko bentar?" Tanya Vanka hanya diangguki Leo dan tersenyum Vanka menganter Leo sampai depan gerbang.

'huft,sendiri lagi gue' batin Vanka sambil berjalan masuk kedalam kamarnya.

***
Vanka bangun dari tidurnya dan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya dan mengganti bajunya dengan seragam sekolah.

Vanka turun ke bawah dan langsung ke meja makan yang hanya ada bibi disana.

"Bi papa sama mama mana?" Tanya Vanka sambil mengoleskan roti nya dengan selai kacang kesukaannya.

"Mereka sudah pergi neng dari pagi banget,nih minum susunya neng" ucap bibi yang langsing menyodorkan susu untuk Vanka,Vanka langsung tidak ingin memikirkan itu jadi ia meneguk susunya setengah dan memakan rotinya lahap.

Vanka menunjuk pintu luar menatap bibi mengisyaratkan ia ingin berangkat sekolah bibi mengangguk dan entahlah Vanka menyalami punggung tangan bibi.

Bibi tersenyum dan mengantar Vanka sampai luar gerbang.

Vanka mencari angkot untuk ia berangkat ke sekolah setelah sudah terdapat angkot ia langsung naik.

Vanka merasa sedikit risih karena banyak sekali ibu ibu yang sepertinya ingin ke pasar.

Sampai akhirnya ia menyuruh supir untuk berhenti dan membayar ongkos angkot saat sudah turun.

Dan ia berjalan ke arah kelasnya tetapi banyak sekali teriakan murid sekolah di dekat lapangan dan Vanka memang jalan menuju kelas melewati lapangan dan ternyata disitu terdapat dua cowok sedang berantem dan Vanka tidak memperdulikan itu ia langsung saja menuju kelasnya tetapi saat ia berjalan di tengah lapangan ia tiba tiba jatuh karena salah satu cowo yang berantem itu tidak sengaja menubruk badan Vanka karena didorong oleh partner berantemnya.

"Aw" Vanka meringis karena tangannya kena batu yang membuat lengan berdarah.

Cowo itu langsung bangkit dan kembali meninju wajahnya partner berantemnya tetapi setelah itu ia mengucapkan 'urusan kita belum selesai,kita selesaiin ini pulang sekolah'  sambil memegang kerah baju partner berantemnya itu.

"Ikut gue" Cowo bad boy itu menarik Vanka entah kemana Vanka berontak ingin dilepaskan tetapi genggaman tangan cowo itu cukup kuat jadi tenaga Vanka kalah dengan tenaga cowo itu.

"Lo duduk" saat mereka sampai di uks Vanka duduk saja mengikuti perintahnya karena laki laki itu masih keadaan emosi jadi kalau tidak dituruti perintahnya mungkin emosinya kembali menaik takut jika Vanka kena sasaran.

Laki laki itu mengambil kotak P3k dan mengambil kapas menuangkan sedikit obat merah sebelumnya laki laki itu sudah menyuruh Vanka untuk membersihkan tangannya yang luka ke wastapel setelah itu ia duduk kembali dan laki laki mengobatinya dengan pelan.

Vanka hanya diam ketika laki laki itu sangat teliti mengobatinya.

Setelah laki laki itu sudah selesai mengobatinya ia langsung keluar dari uks tetapi terhenti karena Vanka memanggilnya laki laki ituhanya diam tidak menatap Vanka.

"Makasih" ucap Vanka yang hanya melihat punggung belakang laki laki itu dan ia langsung pergi lagi.

'Dia ngingetin gua sama dia,yang selalu tanggung jawab sama perbuatannya' batin Vanka tersenyum miris.

***
Hayoooo adaa someone loh hihi.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang