Vanka's past +2

17 1 0
                                    

Aku berjalan ingin ke kamar mandi langsung melihat diriku dikaca.

Aku melihat betapa buruknya mungkin,mataku sembab,hidungku merah dan rambutku juga berantakan aku segera cuci muka supaya tidak terlalu terlihat buruk.

Aku keluar kembali kedepan pintu ruang UGD yang terlihat disana sudah ada orangtua aku disana.

"Mah"

Aku berhamburan ke pelukan mamahku aku menangis lagi saat tadi sudah berusaha untuk tidak melanjutkan nangisku dan berusaha tegar tapi nyatanya membuatku malah kembali lemah.

"Marcel ma" lirihku.

Semua sedang dengan wajah khawatir nya sudah 2jam dokter menangani itu tetapi tidak keluar juga dari ruangan.

Aku semakin kalut yang ku bisa hanya memondar mandir di depan ruangan itu terlihat Neisya yang selalu memperhatikan gerak gerikku kemudian ia berdiri menghampiriku dan menyuruhku untuk duduk dan tenang.

Aku pun duduk disampingnya dan menangis kembali bersama sama sekarang.

Mamaku dengan mama Marcel juga ikut menangis dan memeluk satu sama lain.

Sedangkan papanya Marcel hanya menunduk menutup wajahnya.

Dan papaku sedang mengelus punggung mamahku.

Suster keluar dan memberitahukan kepada semua keluarga Marcel bahwa Marcel masih dalam operasi jadi mungkin masih butuh waktu lama.

Suster itu masuk kembali dan keluarga disini masih belum tenang dan mereka hanya bisa berdoa saja untuk Marcel saat ini.

"Cel aku mohon kamu bertahan ya demi aku"

Itu harapan sekaligus keinginan terbesarku sekarang,sekarang aku hanya ingin itu.

Neisya sudah tertidur pulas mungkin karena kecapekan habis menangis tadi.

Aku tidak bisa tertidur karena masih terus memikirkan bagaimana nasib Marcel disana yang sedang berusaha bertahan hidup untukku pastinya dan untuk keluarga lainnya.

Setelah 2jam 35menit lampu ruang operasi itu mati dan seketika dokter dan 2suster itu keluar.

"Bagaimana Marcel dok?" Tanyaku sedikit teriak karena aku perlu jawaban ini sekarang,secepatnya.

"Pasien sudah melakukan operasi kepalanya yang terbentur cukup keras tetapi sekarang sudah lebih baik,akan tetapi pasien saat ini koma berdoa saja dan kemungkinan itu jika tubuh pasien ingin terbangun berarti dia bisa melewati masa kritisnya,selalu semangati dia ya" jelas dokter tersenyum dan segera pamit dari keluarga Marcel.

Aku mendengar antara cukup lega dengan operasi yang lancar akan tetapi disitu aku merasa sakit,sedih kembali saat dokter bilang Marcel koma.

Aku segera masuk kedalam sakit saat melihat Marcel dipenuhi dengan selang dan di perban dibagian kepalanya.

Kedua orangtuaku dan orangtua Marcel begitupun Neisya ia juga ikut masuk dan melihat Marcel sama halnya dengan ku sangat sedih dan sedikit tak menyangka bahwa semuanya harus terjadi kepada Marcel.

"Cel please bangun,kamu bilang ga akan ninggalin aku kamu mau kita terus bareng bareng mana janji kamu yang mau selalu jaga aku Marcel"

Tuturku yang bisa dibilang sangat menyakitkan untuk orang yang mendengarnya mungkin, aku menangis begitu deras dengan menggenggam erat tangan Marcel dan mencoba untuk membangunkan Marcel dengan memainkan jari jarinya seperti biasa ia membangunkan Marcel saat sedang tidur.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang