Bertengkar

19 1 0
                                    

Vanka dan Iren memakan cemilan yang baru dibeli tadi begitupun bibi ia memakan bakpao nya sambil menonton tv sampai jam 9malam.

"Ma tidur dikamar Vanka aja ayah pulang pasti besok pagi deh" ajak Vanka yang menatap Iren dengan wajah sedikit sedih nya.

"Mama mau disini dulu tunggu ayah,ayah pulang malam gak sampe pagi kok sayang" ucap Iren meyakinkan dirinya bahwa Haris tidak mungkin pulang pagi walaupun sewaktu itu pernah karena pekerjaan tentunya dan tidak mungkin diulangi lagi oleh Haris.

"Mama harus istirahat ma" jawab Vanka yang ikut sedih melihat Iren dengan wajah sedih pastinya.

Iren pun ke kamarnya untuk istirahat agar tidak drop lagi badannya dan sedangkan Vanka gadis itu belum terlihat mengantuk sepertinya sampai cemilan dan minumannya habis pun ia ambil lagi di kulkas.

Ternyata Vanka menunggu ayahnya pulang tapi sampai jam 11 Haris masih belum pulang sampai akhirnya Vanka terlelap di sofa yang tv masih dengan keadaan menyala dan ia masih memegang cemilan di tangan kanannya.

***
Vanka bangun dan ia lihat di depannya bahwa bibi yang membangunkan Vanka dari tidurnya semalaman di sofa.

"Neng kenapa tidur disini?" Tanya Bibi yang sedang membersihkan meja dan cemilan begitupun minuman yang semalam Iren dan Vanka habiskan.

"Bibi jangan bilang mama ya, sebenernya aku nunggu ayah" ucap Vanka seraya meninggalkan bibi yang hanya menatap iba Vanka.

Dan dibalik pintu kamar mandi yang dekat dapur itu sudah ada Iren mendengar percakapan Vanka dan bibi tadinya ia ingin menghampiri Vanka terlebih dahulu tapi saat langkahnya baru beberapa ia langsung berhenti saat mendengar anaknya menunggu ayahnya sampai saat ini bahkan belum pulang.

Iren sedih melihat anaknya dan ia pun juga merasa kecewa karena suaminya.

***
Haris pulang dipagi hari dijam sarapan keluarganya.

Ia masuk kedalam kamar dan langsung mendapat tatapan tajam istrinya.

Mereka beradu mulut,karena Iren sudah sangat kecewa dengan suaminya yang terus menerus memikirkan uang,tetapi ia tak sadar jika Vanka selalu butuh perhatiannya,
Sekarang memang sudah ada Iren tetapi masih tentu saja Vanka butuh seorang ayah,seorang ayah yang selalu melindungi dirinya.

Dibalik pertengkaran mereka Vanka mendengar dibalik pintu kamar orang tua nya itu sambil mendekat mulutnya menangis karena juga mendengar tangisan Iren di dalam sana ya ini memang bukan pertama kalinya tapi ini sering terjadi setelah sepulang dari rumah sakit Iren dan ada musibah kebakarannya butik Iren.

Entahlah mungkin memang mereka terlalu pusing memikirkan hal itu.

***
Vanka terbangun dari tidurnya setelah semalam menangis dan akhirnya sampai tertidur.

Ia bangkit dari kasur dan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Setelah 25menit selesai ia langsung kebawah untuk sarapan dan ternyata hanya ada Iren yang duduk sambil menyiapkan roti untuk Vanka sedangkan ayahnya mungkin sudah berangkat dari tadi dan Vanka berusaha menyapa dan tersenyum kepada Iren supaya dia tidak terlihat sedih setelah kejadian semalam.

"Pagi mah" sapa Vanka tersenyum mencium kening Iren dan dibalas senyuman hangat dari Iren.

"Bibi,Pa Aden sini ikut sarapan" ajak Vanka saat melihat kedua pasangan itu sedang di dapur membereskan piring piring.

Bibi dan pa Aden berjalan menuju meja makan dan tersenyum mengangguk ke Vanka dan Iren.

Vanka mengambilkan nasi goreng untuk bibi dan bibi mengambilkan nasi goreng untuk pa Aden.

"Aku makan nasi goreng aja mah" ucap Vanka saat melihat Iren baru saja ingin mengoleskan selai kacang untuk Vanka dan setelah mendengarkan ucapan Vanka ia langsung tidak jadi mengolesi selai ke roti yang dipegangnya.

Iren dari tadi hanya diam sambil memakan makannya dan  Vanka yang menyadari mamanya dari tadi diam langsung menanyakan.

"Mama kenapa?" Tanya Vanka sambil menyuapkan nasi goreng ke mulutnya.

"Gapapa sayang" Iren berusaha tersenyum mengelus pipi kanan Vanka.

Setelah sudah selesai makan Vanka melihat arloji ditangan kirinya dan sudah jam 06.15 ia langsung ijin ke bibi dan Iren pastinya.

Pa Aden dari tadi sedang menyiapkan mobil untuk mengantar Vanka sekolah setelah selesai sarapan tadi.

Vanka berjalan mengambil sepatunya dan memakainya setelah ia mengambil sepatunya di rak.

Ia berjalan ke mobil yang sudah disiapkan pa Aden tadi dan masuk ke mobil.

***
Sampai sekolah.

"Van temenin gua beli aqua yu?" Ajak Leo menggandeng lengan Vanka.

"Kea bocah lu kantin aja ditemenin" ucap Vanka yang berjalan dengan masih digandeng oleh Leo dan Leo yang mendengar hanya mendengus sebal.

Saat sampai kantin Leo mengambil dua botol Aqua 1untuknya 1lagi untuk Vanka.

"Nih buat Lo" Vanka langsung mengambil dan meneguknya sedikit.

Setelah mendengar bel mereka langsung masuk kelas masing masing dan guru pun semua masuk ke kelas dan hari itu tidak ada free class membuat murid disana sangat terlihat bosan didalam kelas.

***
Sepulang sekolah ia tak melihat Fandi dari tadi entahlah hubungan mereka sedikit akrab karena sehabis dari Fandi mengantarkan Vanka keRumah sakit ia menjadi welcome untuk Fandi mendekatinya mengajak ngobrol atau seperti semacam ngakak pulang bareng akan tetapi sekarang sekarang ini hari hari ini dia jadi jarang melihat Fandi dan hari itu dimana 2hari setelah malam ia mengantarkan bibi dan Vanka pulang sehabis dari supermarket.

Vanka sudah menanyakan kepada kelas sebelah apa Fandi masuk atau tidak dan ternyata sudah 3hari ia tidak masuk.

Ah entahlah kenapa Vanka selalu memikirkan Fandi tapi setelah ia tidak memikirkan lagi dan lebih baik tidur agar tidak pusing memikirkan Fandi yang tidak masuk sekolah dan tidak sama sekali ada kabar.

***

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang