Rs

23 4 1
                                    

Vanka langsung berlari ke kamar rawat iren setelah menanyakan dengan suster yang katanya barusan dipindahkan dari UGD.

Vanka membuka pintu kamar rawat Iren perlahan dengan wajah yang sangat khawatir nya.

"Ma" panggil Vanka saat sudah berada di hadapan Iren dan disitu masih ada dokter yang sedang membuka maskernya.

"Dok mama saya kenapa?" Tanya Vanka dengan raut wajah yang cemas.

"Dia melupakan minum obatnya tapi ia sudah kembali pulih jangan lupa selalu memberithukan untuk tidak telat minum obat dan ya ia kecapekan sedikit sehingga harus dirawat 3hari disini" ucap dokter tersenyum.

"Baik saya permisi" sambung dokter kembali dan keluar dari kamar Vanka.

Fandi berterimakasih kepada dokter sebelum keluar dari kamar rawat Iren tadi.

Vanka duduk disamping Iren sambil menggenggam tangan Iren menatap Iren yang terlihat sangat pucat tetapi tidak mengurangi kecantikan Iren di umur 35 itu.

"Mama tuh gak boleh kecapekan karena mama kerja terus jadi gini kan" ucap Vanka yang menatap Iren yang mengelus rambut anaknya lembut.

Dalam hati ia bertanya tentang obat apa yang ia tidak tau sama sekali sehingga mama harus tidak boleh melupakan minum obatnya.

"Mama gapapa sayang" jawab Iren melepaskan tangannya dari rambut Vanka.

"Mama istirahat lagi aja ya aku mau telpon bibi kalau mama gapapa disini,soalnya tadi bibi kelihatan khawatir banget" ucap Vanka diangguki oleh Iren dan keluar dari kamar rawat Iren diikuti dengan Fandi.

Setelah sudah menelpon bibi dia langsung menelpon papanya.

"Halo yah,ayah mama sakit sekarang dirawat ayah kesini ya" kata Vanka di telfon.

"Ayah gabisa tinggalin kerjaan ayah disini nanti malem ayah kalau sudah pulang pasti kesana ya sayang jaga mamah dah ayah masih harus bekerja"

Sambungan telefon mereka diputuskan begitu saja oleh Haris membuat Vanka mengeram kesal sambil menggenggam ponselnya sangat erat Fandi yang menyadari itu mendekat ke Vanka.

"Kenapa Van?" Tanya Fandi sambil membawa Vanka duduk memegang kedua bahu Vanka.

"Ayah gak bisa dateng kesini karena kerjaan" kata Vanka dengan mata memanasnya karena menahan amarahnya dan kecewa terhadap Haris.

"Mungkin beliau masih ada kerjaan yang gabisa di tinggalin" kata Fandi membuat Vanka menoleh ke Fandi dan menatap Fandi lekat dan setelahnya langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"Sini nangis dipundak gua" kata Fandi lembut dan menarik kepala Vanka membiarkan Vanka menangis di pundaknya.

Pa Aden sudah pulang dari tadi setelah tau Vanka sudah berada di rumah sakit.

Setelah Vanka sudah lebih tenang ia masuk ke dalam kamar Iren begitupun Fandi yang langsung tertidur di sofa panjang.

"Fan mending lo pulang deh takutnya lo dicariin nyokap lo" kata Vanka sambil memegang lengan Fandi dan Fandi ternyata sudah terlelap.

Vanka membiarkan Fandi tidur di sofa dan berjalan lagi duduk disamping Iren dengan sambil memegang tangan Iren,tiba tiba Vanka mengantuk dan tertidur disamping Iren dengan wajah menelungkup di bagian tangannya.

Setelah tidak ada 1jam ia tertidur ia bangun dan masih melihat Fandi yang tertidur pulas dengan melipat tangannya diatas dada.

"Nama dia siapa kok mama baru lihat pacar kamu ya" Iren meledek Vanka saat melihat anaknya memperhatikan Fandi dari tadi.

"Namanya Fandi mah aku baru kenal dia kok" kata Vanka sambil tersenyum.

Suster datang membawa makanan dan obat untuk Iren.

"Dimakan ya Bu sama obatnya diminum,saya permisi" ucap suster meletakkan mangkok berisi bubur dan minuman begitupun juga obat.

"Makasih suster" suster mengangguk dan tersenyum kepada Vanka.

Vanka mengambil buburnya dan sebelumnya membantu mamanya untuk duduk dan memberikan mamanya minum terlebih dahulu.

"Mama makan yang banyak ya" Vanka menyuapi Iren dengan telaten.

Setelah bubur nya masih setengah karena Iren sudah kenyang katanya ia langsung meminum obatnya dan kembali tertidur.

"Aku pulang dulu ya mah ganti baju" kata Vanka mengelus rambut Iren dan mengecup kening Iren.

"Fandiii Fan Fandiii" Vanka terus menggoncangkan tubuh Fandi yang tidak mau bangun dari tadi padahal ini sudah malam dan ia tertidur dari siang tadi.

Fandi mengucak matanya dan merentangkan tangannya.

"Apansi masih ngantuk gue" kata Fandi mengacuhkan Vanka yang ternyata tau namanya karena ia kira Vanka tau karena ia memang terkenal disekolahnya dan juga yang banyak fans.

"Ayo anter gua pulang lu juga pulang" kata Vanka menarik tangan Fandi yang sudah ingin tidur lagi.

"Iya iya ah" Fandi berdiri dan mengambil jaket dan kunci motornya di nakas samping sofa tadi.

Setelah mengantar Vanka ia langsung menuju rumahnya juga karena besok harus sekolah dan sekarang sudah malam.

***
Pagi harinya Vanka masih berada di rumah sakit karena semalam setelah mandi dan mengambil seragam untuk sekolah ia langsung kembali lagi ke rumah sakit diantar dengan pa Aden dan ayahnya masih sibuk dengan pekerjaannya.

Vanka mandi dikamar mandi yang ada dikamar rawat VIP Iren,Iren sengaja memesan kamar VIP walaupun hanya beberapa hari saja.

Setelah selesai mandi Vanka sudah siap bersekolah dengan ikatan rambutnya dan sedikit memakai lip tint.

"Ma aku berangkat ya,nanti pulang sekolah aku keRumah dulu ganti baju jadi agak telat kesini mungkin aku panggil bibi buat jaga mamah disini" ucap Vanka yang langsung digelengi dengan Iren.

"Bibi biar dirumah aja jaga rumah biar mama disini sendiri gapapa kok,yauda kamu berangkat nanti terlambat" Vanka mencium punggung tangan Iren dan keluar dari kamar rawat Iren ia terkejut saat ingin keluar ternyata di depan sudah ada Fandi berdiri yang sudah rapih dengan seragamnya.

"Tadi gua kerumah kata bibi lo disini yaudah gua jemput sekalian berangkat bareng" ucap Fandi sebelum Vanka menanyakan kenapa Fandi bisa disini.

Vanka hanya mengangguk dan berjalan keluar rumah sakit diikuti dengan Fandi dibelakangnya yang sedang tersenyum.

Mereka sampai di sekolah Fandi mengantar Vanka sampai depan kelas dan ia menuju kelasnya yang berada disamping kelas Vanka.

"Bareng dia Van?" Tanta Elma yang sudah melihat Fandi anter Vanka tadi.

Vanka hanya berdehem dan kemudian guru masuk murid kelas langsung hening seketika.

***
Sorry,kalo kurang panjang ya:)

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang