Manis

25 4 0
                                    

Vanka berjalan di koridor koridor sekolah saat sudah sampai kelas,kelas seketika hening saat guru sudah berada di kelas setelah Vanka sudah duduk dari tempat duduknya.

"Untung lu ga telat" ucap Elma yang disampingnya membuat ia hanya membalas dengan senyuman.

Guru yang bernama pa hasan itu sedang menjelaskan materi materi yang dia lanjutkan kemarin yang sempat terpotong karena bel sudah berbunyi.

"El lu tau ga?" ujar Elma yang tetap menatap pa hasan tetapi mulutnya mengajak ngobrol Vanka,Vanka hanya menggeleng menjawab pertanyaan Elma yang bisa dilihat dari ekor matanya.

"Fandi masuk bp dan katanya sih karena berantem kemarin itu" ucap Elma.

"Ya terus urusannya sama gue,apa?" Tanya Vanka kembali memperhatikan pa hasan dan Elma sedikit kesal mendengar jawaban Vanka yang acuh,maksud dia kan hanya ingin beri tahu saja dia tak salah kan?

***
Vanka berjalan ingin mengembalikan buku paket tebal yang disuruh pa hasan untuk mengembalikannya ke ruang guru.

Vanka sedikit susah karena buku tebal itu tidak hanya satu,melainkan 4 membuat Vanka susah berjalan cepat.

Saat ia sudah ingin berbelok tapi tiba tiba ada laki laki yang menubruknya dan membuat Vanka jatuh bersamaan dengan buku buku yang ia bawa.

"Sorry sorry sini gua bantu" kata Fandi ya dia lah yang menabrak Vanka.

Fandi mengambil semua buku paket tebal itu ditangannya membuat Vanka bingung sendiri.

"Biar gua yang bawa ini berat udah pasti lo gak kuat,anter gua aja kemana gua harus taro ini buku" kata fandi yang langsung berjalan diikuti Vanka yang hanya diam dari tadi.

Entahlah Fandi itu orang yang sedikit dingin dan cuek tapi setelah bertemu dengan Vanka membuat ia tidak bisa bersikap itu dihadapan Vanka sendiri.

"Lo di depan gua dong sini atau samping gua kalo lo di belakang,mana gua tau mau dibawa kemana ni buku" ujar Fandi yang sedari tadi kesal karena Vanka dibelakang ia terus.

"Bawel banget si lo,yauda cepet jalannya" kata Vanka yang sekarang berada di depan Fandi.

"Sabar apa ini berat kali" ucap Fandi yang mendengus.

"Lagian sok mau bawain" jawab Vanka langsung berhenti di depan ruang guru sambil menunjuk pintu dan Fandi yang tau itu langsung masuk dan meletakkan buku itu di meja entah meja guru siapa yang jelas ia sudah letakkan.

"Udah gua taro noh" kata Fandi yang baru keluar dari ruang guru.

"Thx ya" ucap Vanka langsung berjalan meninggalkan Fandi tetapi Fandi malah mengikuti Vanka yang jalan menatap depan.

Vanka merasa risih diikuti Fandi terus menerus.

"Ngapain ngikutin gua?" Tanya Vanka yang berhentikan jalannya dan menghadap kebelakang yang melihat Fandi terlihat santai memasukkan lengannya kedalam saku celananya.

"Kelas gua sebelah lo jadi searah lah jangan geer" ucap Fandi memajukan wajahnya dan bicara tepat di telinga Vanka setelah itu langsung berjalan kembali sambil menyelipkan earphone di telinganya sambil tersenyum jahil.

Vanka merasa malu karena ia kira Fandi mengikutinya.

"Vankaa?" Panggil Leo di belakang Vanka dan ia menoleh dan tersenyum ke arah Leo.

"Nanti pulang bareng gua aja ya" ajaknya sambil tersenyum.

"Gausah biar dia pulang sama gua" tiba tiba Fandi kembali di belakang Vanka sambil tetap dengan tangannya di saku celananya.

Leo menoleh melihat Fandi dan menatap Vanka kembali untuk menunggu ajakan Leo tadi.

"Gua pulang sama le.." ucapan ia terhenti saat Fandi berucap kembali dengan wajah yang sekarang sangat dekat hanya beberapa centi saja.

"Lu pulang sama gua,gada penolakan gua tunggu nanti di depan kelas lo" setelah berucap itu Fandi langsung benar benar kembali ke kelas saat guru killer yang memanggil Fandi membuat Fandi berdecih.

"Kenapa si ibu cantik?" Tanya Fandi yang sudah tepat di depan Bu freda yang sedang berkacak pinggang.

"Saya dari tadi sudah dikelas kamu tapi kamu malah enak diluar" ucap bu Freda tanpa merespon gombalan receh dari Fandi yang selalu saja membuatnya geram.

"Ini saya mau ke kelas bu sabar dong nanti ga cantik lagi loh Bu" jawab Fandi sambil terkekeh saat melihat wajah kesal dari bu Freda.

Vanka yang melihat hanya menggelengkan kepalanya sedangkan Leo menyeringai melihat Fandi yang berani berani ajak Vanka pulang bareng saat Leo duluan yang sudah mengajak Vanka.

"Yauda Van gua ke kelas ya" ucap Leo langsung berjalan tanpa menunggu jawaban dari Vanka.

"Le pulang sekolah keRumah gua ya" kata Vanka sambil tersenyum.

"Gabisa gua jagain bunda Van kan lagi sakit" ucap Leo yang diangguki oleh Vanka dan tersenyum.

Vanka dan Leo kekelas mereka masing masing dan ada rasa tidak enak dari Vanka karena tidak bisa pulang bareng dengan Leo karena ajakan dari Fandi,lebih bisa dibilang paksaan sih.

***
Fandi dengan santainya berada di depan kelas Vanka sedangkan Vanka dan murid lainnya masing sedang membereskan buku buku mereka dan guru mengajar pun masih ada.

Karena kesal menunggu lama Fandi masuk ke dalam kelas Vanka dan langsung tepat di depan meja Vanka membuat Vanka sedikit terkejut dengan keadaan Fandi tiba tiba membuat Fandi langsung menjadi pusat perhatian semua murid kelas Vanka.

"Lama banget si lo" ucap Fandi yang tidak dihiraukan oleh Vanka.

Setelah buku sudah semua masuk ke dalam tas Fandi langsung menarik Vanka menuju parkiran.

"Apa apansi lo,udah maksa gua pulang sama lo sekarang nyeret gua kea gini" ucap Vanka yang berhasil melepaskan lengannya di genggaman Fandi dan berhenti menatap Fandi tajam.

"Gua maksa lo pulang sebagai permintaan maaf karena buat lo jatuh pas bawa buku" jawab Fandi hanya memutar bola matanya malas.

"Tapikan lo udah bawaain buku buku gua juga kan" kata Vanka yang menatap Fandi bingung.

"Udah bawel lo ikut aja si udah mau hujan ni cepet ayo" Fandi kembali menarik Vanka dan Vanka tidak berontak ingin dilepaskan karena memang benar kata Fandi sedikit lagi ingin hujan.

Saat sudah sampai di parkiran Fandi mengambil helmnya dan naik menyalakan motornya setelah memberikan helm untuk Vanka.

Vanka langsung memakaikan helmnya dan naik ke motor Fandi yang tinggi.

"Pegangan" ucap Fandi sedangkan Vanka hanya diam.

Ya memang banyak sekitar sana siswi siswi menatap mereka berdua iri, ataupun banyak yang berceloteh membicarakan keburukan Vanka antara pasti ia yang kecentilan lah,tapi untung siswi disana jauh dari tempat Vanka dan Fandi berada jadi mereka berdua tak tau kalau mereka sedang dibicarakan.

"Gua bukan mau modus nanti lo jatuh,gua yang repot" jawab Fandi langsung Vanka turuti bibir Fandi terangkat membentuk senyuman dan berjalan seperti biasanya dengan kecepatan sedikit tinggi.

Membuat Vanka sedari tadi mengeratkan pelukannya saat mereka baru saja si tengah perjalanan hujan begitu deras dan kebetulan Fandi melihat pinggir jalan untuk mereka meneduh sebentar.

Vanka turun dan melepas helmnya ia mengusap kedua lengannya yang dingin.

"Pakai aja" jawab Fandi setelah memberikan Vanka jaket yang baru saja sampirkan di tubuh Vanka dan Vanka tersenyum.

Manis,pikir Fandi.

***
Gula kali ah manis:v

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang