We'll Find a Way

31 3 0
                                    

Ibukota penuh hiruk pikuk drama

Namun kisah kita masih berlanjut

Banyak ujian yang hadapi bersama

Tetapi hidup kita akan terajut

----------

"Troy... Lihat!" Reina begitu gembira. Melalui jendela kecil di samping kanannya, terbentang lautan biru. Terlihat perahu-perahu nelayan yang sangat kecil. Sejauh memandang, awan seputih kapas menemani penerbangan mereka. Reina yang belum pernah bepergian keluar dari Australia, terjaga selama perjalanan. Sementara Troy tersenyum geli memandang tingkah laku Reina.

"Sebentar lagi kita sampai," Troy memberitahu Reina sambil memandang pemandangan yang sama. Reina mengangguk senang.

"Kamu siap?" tanya Troy. Terbersit kekhawatiran di matanya. Reina menangkap hal tersebut. Digenggamnya tangan Troy untuk menenangkan lelaki itu. Troy mengecup pelipis Reina lembut.

---------

Reina dapat melewati imigrasi tanpa halangan. Di luar, sesuai janji, Pak Surya sudah menunggu mereka.

"Bagaimana, Pak?" tanyanya pada Troy. "Semua aman?"

Troy mengangguk tersenyum dan memperkenalkan Reina.

"Saya masih membutuhkan dokumen-dokumen untuk pembuatan KITAS. Atau sekalian saja dibuatkan KITAP?"

"Atur saja yang terbaik, Pak," sahut Troy.

"Baik, Pak. Laksanakan!" seru Pak Surya sambil tertawa. Reina memberikan dokumen-dokumen yang dibutuhkan.

"Kita pisah di sini, Pak. Nanti kabari saya." Troy menjabat tangan Pak Surya. Lalu pria setengah baya itu berlalu dari hadapan mereka.

Troy menggandeng tangan Reina. Sesampainya di pintu keluar bandara, sebuah suara yang dikenal menyambutnya.

"Troy... " lengkingan suara ceria Silvia seakan membelah kebisingan suasana bandara.
Gadis itu berlari menghampiri Troy. Dipeluknya lengan Troy dengan manja. Diacuhkannya keberadaan Reina yang masih berada dalam gandengan tangan kiri Troy.

"Via... " sergah Troy.

Sebelum Troy sempat berkata-kata, Silvia sudah bercerita lebih dulu. Digiringnya Troy menuju tempat parkir mobil. Troy memandang Reina sekilas yang dijawab dengan senyuman.

Reina sudah mendengar semua kisah tentang Silvia. Dia dapat memaklumi tingkah laku gadis tersebut terhadap Troy. Reina pun mengakui kecantikan dan keceriaan seorang Silvia yang dapat membius pria manapun.

----------

Reina menikmati perjalanan menyusuri jalan-jalan ibukota. Bahkan dia pun tak mengeluh dengan kemacetannya yang sangat panjang. Senyumnya tidak pernah hilang dari wajah. Silvia menyetir mobil dengan wajah yang menunjukkan rasa tidak suka kepada Reina. Troy yang duduk di sebelah mengacuhkannya. Troy menceritakan dan menunjukkan gedung-gedung, jalan-jalan dan beberapa landscape kota Jakarta yang mereka lalui.

"Troy," Silvia memotong kata-kata Troy yang sedang bercerita.

Troy berhenti berbicara dan melihat ke samping kanannya. "Ada apa?"

"Kita akan menikah minggu depan," Silvia memberi kabar mengejutkan pada teman masa kecilnya itu. Reina yang mendengarnya pun terkejut. Dipandangnya wajah Troy yang berubah menjadi marah.

"Apa maksudmu?" tanya Troy setengah berteriak.

"Via sudah membuat dan menyebarkan undangan. Kami semua sudah setuju untuk pernikahan ini."

Warm WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang