She's Gone

41 3 2
                                    

Untukmu aku harus pergi

Tanpaku kau dapat berjaya

Untukmu bahagia ingin kujaga

Walau tanpaku harus di sisi

----------

"Aku ganteng kan," goda Troy pada Reina yang memandangnya tanpa suara.

Reina mengangguk. "Yes, you're handsome. Are you ready?" Ada nada cemas pada kata-katanya. Troy mengecup kening Reina lalu mendekap menenangkannya.

"Kamu seharusnya sudah bisa tenang. Surat-suratmu sudah beres. Kamu bisa tinggal lama di Indonesia."

"Iya, aku akan selalu berada di sini," sahut Rei masih dalam pelukan Troy.

"Kamu tahu, apapun yang terjadi aku tidak akan pernah melepaskanmu."

"Itulah yang kutakutkan, Troy," batin Reina menjawab.

----------

Hari itu Troy dijadwalkan untuk menghadiri rapat pemegang saham yang akan dihadiri oleh lima orang pengusaha. Saat itu juga, Troy akan disahkan sebagai direktur utama perusahaan. Dan mensahkan penggabungan perusahaannya dengan perusahaan milik ayah Silvia. Troy memasuki ruang rapat dengan percaya diri. Dipandangnya lima pengusaha pemilik saham yang sudah hadir di sana. Silvia dan ayahnya juga hadir. Demikian juga ayah dan ibu Troy.

Tirta Bayuwoso sebagai direktur utama yang masih berlaku membuka rapat dan mengumumkan tujuan diadakannya pertemuan hari itu. Diceritakan pula upaya Troy untuk membuat perusahaan tetap berjalan. Dengan beberapa desain milik Troy yang sudah memiliki hak paten, perusahaan ayah Silvia mengajukan merger yang disetujui oleh semua yang hadir.

"Sebelum rapat ini berakhir, ada pengumuman yang ingin saya sampaikan," tiba-tiba ibu Troy berdiri. "Sebagai bukti merger, kami akan mengadakan pernikahan antara anak-anak kami. Silvia dan Troy." Kata-kata Ibu sudah meluncur tanpa ada yang melarangnya. Semua orang yang berada di sana bertepuk tangan dengan kabar tersebut.

Troy terkejut. Dipandangnya Silvia yang menunduk. Dia menduga gadis itu sudah tahu apa yang direncanakan ibunya. Troy berdiri hendak meluruskan pengumuman yang baru saja diumumkan.

"Maaf, saya harus meluruskan sesuatu. Saya tidak akan menikahi Silvia. Saya sudah memiliki seseorang yang akan mendampingi hidup saya."

Semua yang hadir kembali menatap Troy dengan wajah bingung.

"Kamu tidak bisa menikahi seorang pelacur," teriak Ibu tanpa diduga. Semua mata berpaling memandangnya. "Apa yang akan terjadi dengan perusahaan ini apabila direktur utamanya didampingi oleh perempuan hina? Sebagai direktur utama, kamu harus menikahi Silvia. Dia gadis cerdas yang pantas menjadi pendampingmu. Dan kalian berdua akan membuat perusahaan ini semakin besar dan berjaya."

Yang hadir di sana mengangguk-angguk setuju.

"Saya setuju," sahut salah satu pemegang saham. "Apabila pimpinan tertinggi dari perusahaan ini menikah dengan perempuan panggilan yang tidak mempunyai otak, saya akan tarik semua saham."

Yang lainnya berbisik-bisik dan mengangguk.

"Saya rasa kami semua yang ada di sini akan menarik saham kami." Sebuah suara seolah menyetujui keinginan seluruh pemegang saham.

Troy berdiri dan berusaha untuk meredam suasana kacau yang dibuat oleh ibunya. "Saya akan menyerahkan perusahaan ini kepada Silvia sepenuhnya. Dia yang akan menjadi direktur utama dari dua perusahaan yang sudah bergabung ini. Saya mengundurkan diri."

Kembali terdengar suara-suara berbisik beberapa saat lamanya. Tanpa terduga, Silvia berdiri.

"Mohon perhatiannya. Saya tidak akan menikahi siapa pun demi perusahaan. Saya akan menikah dengan seseorang yang saya cintai dan mencintai saya." Kata-kata Silvia mantap tanpa ragu. "Saya memutuskan pertunangan dengan Troy saat ini."

Warm WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang