Prolog

25.2K 953 27
                                    

Berhubung banyak yang minta ini di UP, maka aku Up sebagai pemanasan aja ya.... Nextnya setelah JAMU finish, Ok!!!!

Tolong VOTE dn COMENT nya. Seperti aku yang tak ingin kalian kecewa, aku pun mohon, jangan kecewakan aku dengan jadi silent readers.

PROLOG

-
-
-

"Dibalik sifat kaku dan kaca mata besarmu, ternyata terdapat sosok menggoda yang luar biasa. Aku tidak ingin ini jadi malam terakhir kita. Akan sangat rugi jika ini hanya sekedar ONS. Aku menawari sex buddy. Mau jadi patner sex ku nona? How?" Joe Hansen.

Aya hanya diam. Pria itu asing baginya. Tapi, pria itu juga yang telah mengambil miliknya yang paling berharga yang ia jaga selama hidupnya.

"Ak... Aku tidak yakin." ucapnya akhirnya. Ragu. Tentu saja. Dia tidak pernah membayangkan hal gila semacam sex bebas sebelumnya, apalagi menginginkannya. Tapi dengan gilanya, ia malah langsung melakukannya. Melepas keperawanan hanya karena emosi. Gila!

Pria itu tersenyum, tubuh kekarnya yang liat dan menggairahkan penuh tatto membuatnya tampak sangat menggoda.

"Tapi sayangnya aku yakin. Dan aku tidak akan melepas sesuatu yang aku yakini. Berikan aku nomer ponsel, tempat tinggal dan tempatmu kuliah." Joe menyodorkan ponselnya.

"Aku... Aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak punya pengalaman semacam itu." Aya menunduk sambil menutup dadanya dengan selimut.

"Hmmm... Kalau itu, aku bisa menjelaskan aturannya. Aku jamin, kita hanya akan saling menguntungkan. Aku sudah sering melakukan ONS, bahkan, having sex salah satu kebutuhan hidupku. Tapi baru kali ini aku merasa ini tidaklah cukup untuk semalam. Kita akan bermain aman nona, dengan kondom tentunya. Karena aku tidak pernah melakukannya tanpa benda penting itu. Lagipula, kamu juga sudah tidak virgin sejak beberapa jam lalu. Kamu juga tak punya kekasih saat ini, aku yakin kamu akan mendapatkan pengalaman baru yang berguna nantinya untukmu dan kekasihmu. Deal?" pria itu tersenyum menawan pada Aya.

Aya tampak berfikir keras. Ia menggigit bibir bawahnya. Lalu bayangan wajah Bunda serta Ayahnya seketika menghadirkan penyesalan. Mereka pasti akan sangat kecewa padanya.

Namun bayangan penghinaan sahabatnya akan dirinya, pengkhianatan yang ia alami, rasa sakit itu mengalahkan logikanya. Ya. Awal kegilaan ini berasal dari pria yang telah lama ia sukai dan seorang sahabat tempatnya berbagi selama 13 tahun terakhir.

Air mata seketika menetes di pipi putihnya. Hidupnya sudah hancur. Lalu, bukankah ia sekarang berhak menikmati kehancuran ini dengan kenikmatan yang ia peroleh dari pria asing ini? Hubungan tanpa status seperti sex buddy ataupun fuck buddy ini tidak akan membuatnya terikat... Mereka hanya akan melakukan, sex...

Dengan cepat Aya mengambil ponsel pria itu, mengetikkan namanya, Aya. Lalu selanjutnya nomer ponsel.

"Hanya itu."

Kening Joe berkerut. "Hanya nama dan nomer ponsel?"

"Aku setuju untuk jadi patner sex mu. Bagaimanapun aku sudah tidak perawan. Aku juga tidak ingin menuntut tanggung jawabmu atas hal itu. Karena semua adalah kesalahan dan ketololanku." ucap Aya menunduk. Menyesal mengikuti emosinya kemarin.

Ia sudah lelah menjalani hidup yang menoton. Sejak 25 tahun lalu, hidupnya sudah sangat berat. Ia memilih sendirian dalam menghadapi hal apapun. Bahkan kini pria yang begitu ia sukai sejak lama pun memilih sahabatnya. Tak ada yang ia harapkan lagi, setidaknya sex menawarkan sesuatu yang bisa mengurangi kejenuhnya.

Ia lelah dikatai perawan tua tak punya rasa. Ia tidak ingin jadi gadis polos lagi.  Toh milik berharganya juga sudah tidak ada. Apa salahnya dengan sex buddy?

my beLOVEd AryanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang