Ancaman

12.7K 715 14
                                    

Empat

Joe mengetuk-ngetukkan jari telunjuk kanannya di meja kerjanya sembari menatap layar macbook yang sedang menampilkan pergerakan bisniss properti di Asia Tenggara.

Ia membenarkan kaca mata berbingkai segi empat yang bertengger di hidung mancungnya dengan tangan kirinya.

Apartemen yang sedang ia bangun saat ini berada di peringkat nomer 2 peminat apartemen terbanyak namun jika penjualan meningkat maka bisa naik jadi peringkat teratas.

Tok.tok.tok. Joe manatap ke pintu.

"Permisi Pak Joe, Pak Felic Hansen datang menemui anda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Permisi Pak Joe, Pak Felic Hansen datang menemui anda. Beliau meminta anda datang ke ruang meeting."

Sekretaris Joe memberitahukan. Joe menarik nafas berat lalu membuangnya kasar.

"Apa Papa datang bersama Mama?" tanya Joe menyelidik.

"Iya, Pak. Saya permisi." ucap sang sekretaris.

"Baiklah. Berarti ini saatnya bukan...?" Joe lalu meraih ponsel di meja dekat macbook nya lalu keluar dari ruangan Direktur Utama menuju ruang meeting.

Joe melihat Felic, Papanya dan Mona mamanya sedang menunggu dia dengan menikmati teh dan cemilan yang disediakan pelayan kantornya.

Joe segera memeluk Felic dan memeluk Mona lalu iseng mengecup pelan bibir sang ibu.

"Ck. Jangan lakukan itu pada istri Papa, Joe. Kamu boleh mencium bibir wanita di luaran sana sebagai gantinya." ucap Felic possesif membuat Mona membulatkan matanya.

"Tenanglah Pa, dia ini Mama ku, jadi dia juga cintaku, bukan cintamu seorang..." sindir Joe membuat Felic mendengus.

"Sudahlah... Kalian berdua ini kalau ketemu selalu jadi bertengkar. Anak dan suami sama-sama tidak mau mengalah."

"Aku lebih mencintaimu, Ma, dan demi ketenangan jiwamu maka aku akan mengalah dari pria tua ini." goda Joe.

Felic hampir meledak marah lagi, namun Mona segera mengecup bibir suaminya meredakan amarahnya.

"He is your son, okey... Sekarang ayo bicarakan tujuan kita kemari."

"Aku sudah tahu. Aku Oke. Tidak masalah bagiku, selagi dia cantik.  Lagipula, tidak ada pilihan lain kan selain menerima perjodohan ini?"

"Ada nak. Jika kamu mencintai seseorang, kami tidak akan menjodohkanmu. Memang kerja sama dengan Orlando sangat penting, ditambah statusmu dan Mamamu di mata kakekmu juga keluarga besar kita, tetapi kebahagiaanmu lebih jadi prioritas kami."

my beLOVEd AryanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang