Aku bertopang dagu. Berusaha mencerna cerita barusan. Hingga suara nyaring Anita memecah keheningan.
"Kenapa semua bercerita dengan ending yang menyedihkan? Kenapa ujungnya membahas kematian?" tanya Anita beruntun. Aku bisa mendengar Maya mendengus.
"Hei, bukankah itu bagus? Pikirkanlah bobot ceritanya," tandasnya. Aku mengetuk meja, meminta mereka tenang.
"Maya benar, perhatikan pesan moral yang ada," ucapku. "Setidaknya yang bisa kutangkap adalah kita tidak boleh menyia-nyiakan apapun."
Mereka menatapku bingung. Sepertinya kurang paham dengan penjelasanku yang menggantung.
"Maksud Khanaya, kita tidak tau kapan orang yang kita sayang pergi. Jadi gunakan setiap saat yang ada." Natasya mengambil alih untuk menjelaskan. Aku mengangguk semangat, tanda setuju.
"Yah.. Jadi kita harus menjadikan setiap saat menjadi berharga. Dengan begitu, kita tidak akan punya banyak penyesalan saat mereka meninggalkan kita," sambung Maya. Aku kembali mengangguk puas. Yah, dengan mengingat bahwa kematian sangat dekat dengab kita, tentu kita jadi lebih mawas diri. Baik-baik menjaga sikap dan ucapan. Kita tidak tau kapan mereka yang kita sayangi, atau diri kita sendiri dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.
"Mumpung suasananya begini, boleh aku bercerita sekarang?" suara Kelly terdengar. Tatapan kami pun mengarah pada gadis imut berkuncir dua itu. Aku mengangguk setuju
Kelly tersenyum dan menundukkan kepala meminta izin. Ia membuka bundelan kertas di hadapannya dan mulai membaca lembar pertama. Kami memasang telinga dengan antusias menunggu cerita itu mengalir
======
Yosh! Mari mulai cerita baru!!
-Altair
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Mine (on hold)
OverigHanya sebuah kumpulan cerpen sederhana. Dengan membawakan tokoh utama seorang perempuan, seolah mewakilkan beberapa kisah perempuan dari beragam usia. Dimulai dari hangatnya kebersamaan keluarga sampai dinginnya tenda peperangan. Cerita ringan di ru...