empat.

209 30 12
                                    

"Baru pulang?" Tanya Taeyong saat Tasa memasuki rumahnya

"Iya, abis nonton tadi" jawab Tasa sambil melepas sepatunya

"Tumben nonton bareng Jeno"

"Aku nonton sama Renjun, bukan sama Jeno"

Taeyong langsung menatap heran adiknya, karna selama ini jika Tasa pergi ia selalu bersama Jeno.

"Renjun sodaranya Winwin?" Tanya Taeyong

"Iyalah, siapa lagi. Udah ah aku masuk kamar ya" Tasa pun pergi menuju kamarnya. Sementara Taeyong memilih pergi ke dapur untuk mencuci piring.

Taeyong dan Tasa adalah kakak beradik yang tinggal jauh dari orang tuanya. Sebelumnya Taeyong sudah tinggal di daerah itu sendirian sampai akhirnya Tasa masuk SMA dan memilih ikut kakaknya.

Seperti halnya dengan Tasa, Jeno juga seperti itu. Beda nya Jeno sudah disini sejak SMP bersama kakaknya, Jaehyun.

Sementara Renjun tinggal bersama saudaranya, Winwin. Ia anak satu-satunya dan terpaksa tinggal bersama Winwin karna jika Winwin hanya sendiri dirumah, rumahnya akan hancur berantakan. Beruntung Winwin bersahabat baik dengan Taeyong dan Jaehyun. Tapi walaupun Renjun terpaksa pindah dan tinggal bersama Winwin, ia tidak keberatan karna sebagai laki-laki ia ingin belajar mandiri.

Orang tua Renjun dan Jeno tinggal tidak begitu jauh dari daerahnya sekarang. Beda dengan Tasa yang orang tuanya tinggal jauh sehingga jarang bertemu.

#●#

Tasa baru selesai mandi, ia pun duduk di pinggiran kasur dan mengambil hp yang berada di dekatnya.

"Tumben Jeno gak ngechat" gumam Tasa sambil mengeringkan rambutnya memakai handuk yang ada di pundaknya.

Baru saja jarinya ingin mengetik pesan untuk Jeno, tiba-tiba pintu kamarnya dibuka- tidak, dibanting oleh Taeyong.

"Dek, siap-siap cepet!" Titah Taeyong

"Ngapain?! Udah malem, besok sekolah kak"

"Jeno masuk rumah sakit"

Tanpa pikir panjang, Tasa langsung mengambil jaket dan hpnya, lalu ia dan kakaknya bergegas pergi.

Sampai disana mereka langsung menuju ruang rawat yang sudah diinfokan oleh Jaehyun. Mereka pun masuk dan didapatilah Jeno yang sedang terbaring lemas diatas kasur dengan selang infus.

"Ih Jeno lu kenapa bisa sampe masuk rumah sakit?!" Tanya Tasa

"Hehe, gua pingsan tadi. Kayaknya darah rendah kambuh, kemaren abis gadoin timun" jawab Jeno, bahkan ia masih sempat menyengir.

"Jaehyun mana Jen?" Kini giliran Taeyong yang bertanya

"Lagi ketemu dokter" jawab Jeno

"Yaudah kalian berdua dulu disini ngobrol-ngobrol, abang kedepan ya Jen" Taeyong pamit dan dijawab acungan jempol dari Jeno.

Setelah Taeyong keluar, Tasa menarik kursi ke samping kasur Jeno. Seperti perintah Taeyong, mereka pun berbincang-bincang.

"Gimana tadi kencannya?" Ledek Jeno

"Apaan sih kok kencan?!" Pipi Tasa memerah, ia teringat ucapan Renjun sesaat setelah bertemu Herin, mantan pacar Renjun.

"Halah-halah, pipinya merah gini kenapa hayo??? Kalian udah jadian ya?! Parah banget gak bilang-bilang" Jeno mencubit pelan pipi Tasa

"Apasih, belum kok"

"Belum berarti akan"

"A..amin"

Mendengar itu Jeno sedikit tersentak

"Dasar.. malu malu guguk!" Kata Jeno

"..hehehe, eh btw lu kenal Herin?" Tanya Tasa. Seperti biasa apapun pertanyaan tentang Renjun pasti Tasa akan menanyakannya ke Jeno. Sampai-sampai hati Jeno juga sudah terbiasa.

"Kenal, temen sekelas. Mantannya Renjun" jawab Jeno

"Gua kira dia gak punya mantan.. eh tapi dia kira-kira udah move on belum ya?"

"Udah lah gila, udah lama banget itu. Cemburu ya lu?"

"Dikit hahaha, tadi gua ketemu si Herin Herin itu sama pacarnya. Pacarnya si Nana pula"

"Demi apa?! Nana kelas lu??"

"Iye, siapa lagi. Udah tau Nana playboy, mau aja dia" Tasa memutar bola matanya malas, sementara Jeno hanya terkekeh.

"Eh tapi, Nana bilang Jen" tiba-tiba nada bicara Tasa menjadi 'agak' serius.

"Apa?"

"Katanya gua jahat, gua gak ngertiin lu-" belum selesai bicara, Jeno langsung memotongnya

"Loh? Kok gua dibawa bawa??" Tanya Jeno bingung

"Makanya dengerin dulu. Kata Nana, kenapa gua jalan sama Renjun tanpa mikirin perasaan lu yang 'katanya' suka sama gua" jelas Tasa.

"Tapi bener kan lu gak suka sama gua?? Lu gak papa kan tadi gak ikut nonton bareng??" Lanjutnya

Hening, Jeno tidak menjawab sama sekali.

"Jen?-"

"Sa, gua bakal jaga jarak mulai saat ini"

Satu kalimat yang terucap dari mulut Jeno membuat Tasa kaget bukan main. Jeno tak pernah seserius ini.

"Ma-maksudnya??"

"Secara gak langsung, gua itu penghalang antara lu sama Renjun."







Tbc

TriangleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang