7

7 1 0
                                    

Kami telah sampai di acara keluarga Leon, Leon membawaku kepada neneknya dan mengenalkan ku pada keluarga besarnya.

"Oma, Ini tunangan Leon, Namanya Dina Layandra" Aku dan Leon menyalami oma bergantian. "Jadi, kapan kalian menikah?" Tanya Oma yang sedang mengelus kepalaku


"Hehehehe, Masih lama kok Oma, Dina aja masih belum lulus SMA. Rencananya setelah Dina menyelesaikan kuliahnya dan setelah Leon mapan dan mandiri" Leon menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Yah... masih lama. Padahal oma udah ga sabar punya cicit, apalagi oma udah tua" Oma tertawa kecil. "Sabar ya, oma. Cucu-cucu oma pada belum nikah sih" Leon terkekeh. Aku hanya ikut tertawa karena tak tau apa yang harus aku lakukan.


Mata ku tak sengaja menangkap sesosok Raihan Renata. Pria itu begitu tampan dengan balutan jas nya. Malam ini aku dikelilingi oleh pria-pria tampan dan wanita-wanita cantik. Wajar, karena keluarga ini memiliki wajah diatas rata-rata. Tak sengaja mataku bertatapan dengan mata Raihan, aku langsung mengalihkannya dan mengajak Leon untuk mengambil minum.

"Ini acara apasih?? Kok formal banget??" Aku menyerup syrup yang ada di tangan ku. "Sebenarnya ini acara perayaan pertunangan kita" Leon tertawa


"Apa??" Aku terkejut mendengar jawaban Leon. Sangking terkejutnya, tak sengaja aku menyemburkan syrup yang masih ada di mulut ku. "Hahaha. Aku bercanda. Sebenarnya ini acara ulang tahun oma" Tawa Leon pecah. Dia mengelap ujung bibirku dengan tangannya.


"Ehm!!" Tiba-Tiba ada suara dehaman dari belakangku. Aku membalikan badan dan melihat Raihan sudah berdiri dibelakang ku. Leon menarikku lalu menyembunyikan tubuhku di belakang tubuhnya.

"Ngapain lo disini??" Ketus Raihan pada Leon. "Dasar bodoh, Lo lupa kalau nenek kita sama???" Jawab Leon tak kalah ketus


"Trus ngapain lo bawa Dina??" Raihan menatap tajam padaku. "Suka-suka gue dong, Dina kan tunangan gue!! Ya gue kenalin sama oma lah!!" Leon menggenggam tangan ku dengan erat.


"Belum nikah juga, tapi udah diumbar-umbar. Yakin banget lo bakalan nikah sama Dina. Gimana kalau Dina nikahnya sama yang lain?? Atau mungkin sama gue" Volume suara Raihan menurun saat mengatakan 'Gue'. Mungkin Leon tak mendengarnya tapi kata itu sangat jelas di telinga ku.

"Bacot lo. Sayang, ayo kita pergi" Leon menarik tangan ku tapi aku menepisnya. "Kalian berdua ini, kenapa kalian selalu bertengkar saat bertemu??padahal kalian ini sepupu loh, bukannya dulu kalian dekat ya?? Kamu, aku dan Raihan. Dulu kita sahabatan baik kan??" Aku menatap tajam pada mereka secara bergantian.


"Kamu tau dari mana kalau kita dulu pernah dekat??" Leon menatap ku curiga. Aigoo... mampus, gue keceplosan! "Maaf, Leon. Tapi tadi aku ga sengaja ketemu Raihan dan dia mengajak ku ke rumahnya. Kami melihat foto masa kecil kita dan disana ada kamu juga" aku tertunduk, aku tak berani menatap mata Leon.


"Kan aku udah bilang buat jauhin Raihan! Tapi kenapa kamu... argh sudahlah" Leon mengacak rambutnya karena kesal. "Maaf. Tapi aku juga ingin tau masa lalu aku!! Kenapa aku ga ingat sama sekali dengan masa lalu aku??? Kenapa kamu ga bilang sama aku kalau kamu udah kenal aku dari kecil?? Kenapa??!!" Aku sedikit berteriak, Mata ku sudah dibanjiri air mata.

When We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang