Sinar matahari menyusup ke sela-sela tirai jendela kamar berwarna biru itu, dan mengusik tidur wanita yang masih nyaman dalam balutan selimut tebalnya, Dina Layandra. Hari ini tepat 6 bulan ia menjadi nyonya Leon anggara. Kini mereka memutuskan untuk sementara waktu menetap di Pekanbaru walaupun Leon harus bulak balik Amerika-indonesia karena perusahaan yang ia miliki disana. Alasan mereka menetap sementara disana karena Dina belum ingin berjauhan dari orang tuanya dan kai, ditambah lagi mereka masih mengurus surat pindah.
Dina meraba-raba sisi lain dari bagian ranjang nya dan tak menemukan apapun disana. Iya terkejut lalu tertawa kemudian. "Ahh iya. bagaimana mungkin aku bisa lupa, dia kan tidak ada disini" Dina mentertawakan dirinya sendiri. Leon, suami nya itu sudah dua minggu meninggalkan nya karena ia harus mengurus perusahaan nya disana.
Dina meraih ponsel yang berada di atas nakas, dan menekan salah satu kontak yang sering ia hubungi. "Hallo, sayang" sahut dari seberang sana. "Hallo, apakah kamu sibuk?" Tanya Dina pada suaminya itu dengan lembut
"Tidak,aku tidak sibuk. Din, Aku merindukan mu" ucap Leon lembut dari seberang sana, sementara Dina disini menahan rasa malunya. Tiba-tiba rasa mual kembali menghampiri nya, ia segera berlari ke wastafel dan mengeluarkan isi nya. "Hoeek"
Ternyata suara itu terdengar di telinga Leon, ia terdengar panik "Dina, kamu ga papa? Kamu sakit? Sayang?" Dina yang mendengar itu kembali meraih ponselnya "aku tidak apa-apa. Oh iya, kamu kapan pulang?" Suara Dina kini terdengar lesuh
"Karena keadaan mu seperti tadi, mungkin besok aku akan pulang, kamu yakin kamu ga apa-apa? Apa kamu telat datang bulan? Mungkin saja kamu hamil karena dalam seminggu ini aku sering bermimpi tentang anak laki-laki yang mirip dengan ku, hahahahaha" Leon tertawa terbahak-bahak dari seberang sana, sementara Dina mengingat-ingat kapan terakhir dia datang bulan
"Iya, aku sudah telat 1 bulan tapi mungkin saja karena hormon ku yang lagi tidak baik atau mungkin selama seminggu ini aku sering mual karena masuk angin, lagi pula kapan terakhir kali kita 'melakukan' nya?" Tanya Dina heran, namun wanita itu tak menyadari bahwa pertanyaan nya itu membuat wajah pria itu merah karena menahan rasa malunya. "Disaat aku mau pergi ke sini"
"Hmm lagi pula itu masih dua minggu,jadi aku rasa belum saatnya. Kalau begitu,aku mau mandi dulu, bye, i love you" kecup Dina dari ponselnya. "I love you more"
Dina berdiri di depan kaca panjangnya, sedikit menyibakkan piyamanya ke atas dan memperlihatkan perut nya yang sedikit tidak rata lalu mengelus nya. "Apa benar aku hamil? Kalau iya berarti aku mengandung anak Leon dan akan menjadi seorang ibu, aku akan memeriksa nya nanti" ucapnya pada dirinya sendiri, lalu ia bergegas untuk mandi
***
Seorang wanita dengan balutan dress selutut itu menuruni anak tangga itu satu persatu, menambahkan ke anggunan nya, ia tersenyum kepada semua keluarga nya yang sudah berada di meja makan. "Pagi semuanya" sapa wanita itu
"Pagi, cantik amat lo, mau kemana?" Goda Kai yang sedang mengunyah nasi gorengnya, "jadi selama ini gue ga cantik?" Ketus Dina, wanita itu terkejut dengan dirinya sendiri, kenapa ia menjadi sensitif, untung saja kai tak terlalu memperdulikan nada bicaranya tadi.
"Bang, lo sibuk ga hari ini?" Tanya Dina hati-hati sembari mengunyah makanan yang ada dihadapannya. Kai melirik Dina sekilas lalu kembali memfokuskan perhatiannya pada makanan "ga,gue ga sibuk. Kenapa?"
"Temanin gue ke apotek ya? Ada yang mau gue beli" bujuk Dina dengan manis, kai hanya menatap wanita itu sekilas lalu kembali fokus pada makanan nya. "Oke"
***
Dina melangkah memasuki sebuah apotek, seorang pelayan tersenyum untuk menyambut nya, "Mbak,ada test pack ga?"tanya wanita sambil berbisik kepada pelayan tersebut. pelayanan tersebut tersenyum, "oh ada mbak, tunggu sebentar ya saya ambilkan dulu"
Tak lama setelah itu, pelayang itu kembali dengan membawa test pack ditangan nya. "Ini mbak. Kasirnya ada di sebelah sana, terimakasih" Dina tersenyum karena perlakuan pelayan itu, "iya mbak, terimakasih kembali".
Dina memasukkan test pack itu ke dalam tas agar kai tidak melihat nya, lalu masuk ke dalam mobil nya dengan hati-hati. "Udah selesai?" Tanya kai dengan lembut. "Udah"
"Kamu beli apa sih? Sakit apa emang nya?" Tanya kai curiga, "tidak ada, cuma beli obat untuk jaga-jaga" Dina merasa bahwa alasan itu cukup tepat. "Beli test pack?" Sontak pertanyaan Kai itu membuat Dina terkejut. "Ah tidak" kai menaikkan bahu nya tanda tak terlalu peduli
***
Dina keluar dari toilet dengan sebuah benda kecil di tangannya, tertera disana dua garis biru yang menandakan bahwa ia sedang hamil, ia begitu bahagia sembari mengelus perutnya yang masih rata "kita harus memberi tahu ayah mu nak".
Namun,ide itu berubah seketika, Dina memikirkan bagaimana jika ia memberikan kejutan untuk Leon?? Ia rasa itu akan sangat menyenangkan.
***
Beberapa hari kemudian
Jam menunjukkan pukul 12 malam. Seorang pria memasuki kamar dengan hati-hati karena takut akan membangunkan seorang wanita yang tengah tenggelam dalam tidur nyenyak nya. Pria itu meletakkan barang bawaannya dan langsung memutuskan untuk membersihkan tubuhnya.
Ia keluar dari kamar mandi dengan wajah yang sumringah karena melihat wajah cantik istrinya itu yang sedang tertidur, ia menyusup di balik selimut tebal dan langsung memeluk istrinya itu, "Leon?" Tanya wanita itu dengan suara serak nya, "shhht, kembali lah tidur"
***
Leon mengerjap-kerjap kan matanya yang silau akibat sinar matahari, jet lag nya masih begitu terasa, namun seketika itu semua hilang ketika ia mendengar suara muntah dari arah kamar mandi "hoek", ia langsung berdiri dan menghampiri asal suara tersebut, "sayang, kamu kenapa?",
Terlihat keringat bercucuran dari tubuh wanita itu, "entah lah, aku tidak tahu" jawab dina sambil mengelap pelipisnya, ia duduk di ranjangnya. Leon memberikannya segelas air hangat. "Lebih baik?" Tanya Leon dengan raut cemas khasnya.
Tiba-tiba Dina ingat akan ide yang ia buat kemarin, ia mengeluarkan kotak kecil dari nakas lalu memberikannya pada Leon "Ayo buka", Leon mengambil kotak itu dengan ragu, lalu membuka nya. Ia begitu terkejut melihat isi kotak tersebut lalu segera mengukir senyum bahagia di wajahnya
"Aku akan menjadi seorang ayah!" Ia memeluk erat istri nya itu, "iya. Terimakasih, karena telah membuatnya untuk ku" balas isinya tersebut, "Tidak, kita membuat nya bersama.
***
Hari ini pria itu menjadi pria paling bahagia di dunia ini, namun dibalik kebahagiaan nya juga terdapat ke khawatiran yang sedang ia sembunyikan, apakah keputusan nya membawa wanita itu kedalam apartemennya di Amerika adalah kesalahan. Lamunanya buyar ketika mendapati ponselnya berdering.
"Hallo?" Tanya pria itu, "Hallo, kau ada dimana?" Tanya wanita itu dari seberang sana, terdengar gadis itu sedang cemas dari suaranya, "aku ada Indonesia, kenapa?" Pria itu masih santai menanggapi wanita yang sedikit marah padanya itu. "Bagaimana mungkin kau bisa meninggalkan ku sendiri di Amerika ketika aku sedang mengandung"
Extra part end
So siapa wanita hamil itu yang sedang tinggal di apartemennya Leon yg ada di Amerika?:(
Jadi ini extra part baru aku up setelah 1 tahun lebih:( maaf:(
Oh iya waktu itu aku sempat bilang ga akan bikin sekuelnya kan, nah sekarang aku berubah pikiran, aku rasa bakalan seru kalau aku bikin sekuelnya tapi tidak dalam waktu dekat karena aku mau revisi cerita yang lain di akun aku yang lain juga dan cerita itu bakalan aku pindain ke akun ini. Sedikit spoiler, sekuelnya ga cuma fokus ke Dina dan Leon
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Meet Again
Teen Fiction[Completed]✔️ Ketika dua pria merebutkan seorang gadis, namun gadis itu tak bisa mengingat masa lalunya termasuk kedua pria itu. Ya, begitulah kehidupan Dina Layandra, seorang gadis biasa yang duduk di bangku kelas 3 SMA. Ia mencintai kekasih dari s...