13

17 1 0
                                    

Aku berdiri di depan sebuah rumah mewah yang sudah aku tempati selama 5 tahun ini, aku melihat ke arah seseorang yang sedang menggenggam tangan ku dengan erat, yaitu papa. Papa menutup matanya sembari menarik napas dengan dalam.

"Akhirnya kita kembali ke tempat ini. Ayo masuk!" Papa melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah yang sudah lama ditinggalkannya. "Dina, pulang!!!" Teriak ku, tapi hanya kesunyian yang menyambut kami dan Bi Surti yang panik sembari berlari ke arah kami.

"Nona Dina?? Alhamdulillah non udah pulang. Nyonya sedang dirawat di rumah sakit Awal bros" Keringat dingin bercucuran dari pelipis bi Surti. Aku yang mendengar jawaban bi surti langsung mengambil kunci mobil dan membawa papa menuju rumah sakit Awal Bros.

***

Aku segera berlari ke arah pusat informasi. Papa mengikutiku dari belakang. "Mbak, Pasien yang bernama Nandra Layandra dirawat di ruang berapa ya??" Tanya ku dengan napas yang terengah-engah.
"Sebentar saya check dulu. Di ruangan nomor 235 dilantai 3" jawab pegawai itu dengan ramah. "Oh. Makasih banyak ya mbak"


Aku menaiki anak tangga dengan cepat, dan sempat membuat kaki ku terkilir. Namun aku tetap berlari walaupun menahan sakit yang kuat. Dari jauh aku melihat Raihan sedang bersandar di depan sebuah ruangan.

"Raihan!!! Mama gue mana??" Tanya ku sembari mengguncangkan tubuhnya. "Mama lo didalam, lagi di periksa sama dokter" Kai yang tak jauh dari sana menjawab  sembari napas kasar. Aku terkulai lemas dan duduk bersandar di dinding. Papa juga duduk di sampingku sembari menepuk-nepuk bahu ku untuk menenangkan ku.


"Mama gue kenapa Rai?? Kok dia bisa sampai dirawat??" Aku mulai menangis. "Sejak dia tau lo pergi, dia ga mau makan dan minum. Kerjanya cuma nangis dan menyalahkan dirinya sendiri. Lo kemana aja sih??? Kasihan mama lo dan om Lay kenapa bisa ada sama lo??" Raihan menatap sekilas pada papa. Dia telihat begitu kacau.


"Leon ada dimana??" Tanya ku sembari masih terisak-isak. "Leon ada di rooftop. Semuanya kacau. Lo pergi, mama lo masuk rumah sakit dan tiba-tiba papa tiri lo gugat cerai mama lo tanpa alasan yang jelas, Gue putus sama alin, dan Leon... dia seperti orang gila karena lo pergi. Semuanya kacau" Raihan mengacak-acak rambutnya.


"Si Brengsek itu menceraikan Nandra begitu saja??? Apakah dia sering bertengkar dengan mama dan bertingkah tidak baik pada mama mu?? Papa akan buat perhitungan dengannya" Tanya papa yang sangat kesal mendengar jawaban dari Raihan.

"Dina ga tau. Mama ga pernah cerita. Kenapa pria itu jahat sekali pada mama pa??? Apakah mama sejahat itu sampai pria brengsek itu melakukan hal seperti ini pada mama" tanya ku sembari memeluk papa.

"Tidak, sayang. Mama kamu ga jahat. Bahkan dulu papa lah yang jahat dengan kalian. Menurut kamu, apakah mama dan papa bisa bersatu seperti dulu??" Tanya papa sembari mengelus lembut kepala ku. Aku yang mendengar jawaban papa langsung menatap papa heran.

"Bukan kah papa sudah menikah lagi??? Tidak mungki papa meninggalkan istri papa yang sekarang" tanya ku dengan terbata-bata. "Tidak, sayang. Semenjak papa dan mama bercerai, papa tidak pernah menikah lagi. Yang kamu dengar itu hanyalah sebagian kecil drama tambahan dari papa. Papa sadar papa salah dan papa masih sangat mencintai mama mu itu. Makanya papa belum menikah lagi. Lihat! Bahkan papa masih menyimpan foto keluarga kita" papa memperlihatkan Lock screen handphone nya. Disana ada foto keluarga yang sama dengan yang ada dirumah ku dulu.

When We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang