EPILOG

28 0 0
                                    

Seseorang masuk ke kamarku tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Oiii!! Bangun woi!! Hari ini hari penting buat lo tapi lo masih molor aja!" Gerutu pria itu sembari melompat-lompat di ranjang ku seperti anak kecil. "Apaan sih Kai??? Gue masih ngantuk!" Aku melempar bantal ke arah pria itu yang berhasil dihindarinya. Ya, pria itu adalah Kai Layandra. Papa dan mama memutuskan untuk mengangkatnya sebagai bagian dari keluarga Layandra. Kai sudah tinggal bersama kami selama 4 tahun walaupun dia harus bolak-balik Korsel dan Indonesia karena pekerjaannya.

"Hari ini lo nikah bego! Ini udah jam 3 pagi dan lo harus siap-siap!" Kai menyeret kaki ku yang berhasil membuat ku jatuh dari atas ranjang.
"Iya iya." Aku berjalan malas ke arah kamar mandi. Namun seketika iblis melintas di samping ku dan memberikan ku ide licik.

"Woi!! Lo kapan nyusul??? Ganteng-ganteng tapi jomblo. Emang di korsel ga ada cewe cantik yang mau sama lo?? Oh iya, mereka kasian kali kalau jalan sama lo. Bagaikan siang dan malam, lo kan item. Cepet nikah ya, masa' dilangkahi sama adik sendiri" Aku terkekeh sembari kembali melangkah. "Anj-arghh!! Dasar lo ya, jadi adik ga ada sopan santunnya sama orang yang lebih tua!! Woi!! Balik lo kesini!!" Kai melempar bantal yang aku lempar tadi padanya dan kini berhasil mengenai kepala ku. "Headshot!" Cengir Kai

Aku menatap tajam pada Kai. Merasa nyawanya terancam, dia mundur perlahan-lahan. "Mi- Mianhaeyo. Adik kecil" Sahut Kai terbata-bata lalu berlari keluar dari kamar ku.

Aku mengejar Kai yang turun kelantai bawah sambil membawa bantal yang dijadikannya sebagai peluru tadi. "Bangkai!!! Sini ga lo!!! Awas lo ya!!! Muka lo yang item itu mau gue bikin makin item??" Teriakku sembari tetap mengejarnya.

"Eh eh, apaan ini?? Dina, kenapa kamu lari-lari sambil bawa bantal??" Papa menatap ku heran. "Itu, anak papa tu!!" Aku menunjuk-nunjuk Kai yang berlindung di balik tubuh papa.
"Saranghae" Kai terkekeh

"Trus kamu kenapa belum siap-siap juga??? Cepat mandi sana!" Perintah Papa. "Pergi sana, ppaliie, ppallie*" Kai mengikuti cara bicara papa dari belakang.

*ppallie= cepat

"Kaiiii!! Kamu juga, pergi mandi sana" Ketus papa. "Nee" Kai pergi menuju kamarnya yang terletak di sebelah kamar ku. "Awas lo ya!!" Aku menyiku perut kai

***

*Seminggu kemudian

Aku menatap pria yang sedang merangkul ku ini, dari matanya terlihat dia sedang membendung air mata kebahagian.

"Please, ga usah natap gue kek gitu. Perhatiin aja jalan lo, ga lucu kan kalau lo sampai kesandung karena gaun panjang yang menyebalkan ini??" Kata Kai sembari tetap berjalan mendampingi ku.

Aku tersenyum kecut sembari menepuk-nepuk lengan kiri pria itu. "Kalau mau nangis, nangis aja. Ga usah ditahan". Kai semakin memperkuat rangkulannya "Sekarang lo udah jadi seorang istri, ga sabar gue nunggu para malaikat kecil hadir di hidup kalian"


Sampai akhirnya kami berhenti di depan seorang pria yang tampan dengan balutan tuxedo itu, aku tersenyum lebar saat melihatnya. Kai melepaskan rangkulan nya lalu pergi ke tempat duduk khusus keluarga. Leon mengulurkan tangannya untuk membantuku berjalan mendekatinya.

Ya, hari ini adalah hari resepsi pernikahan ku, sedangkan akad nikah sudah dilaksanakan seminggu yang lalu. Aku memilih pantai Kuta Bali sebagai tempat pelaksanaannya. Acara ini hanya dihadiri oleh keluarga, dan kerabat terdekat. Desiran ombak dan angin laut menghiasi acara ini. Mata ku tertuju pada sebuah panggung yang ditutupi oleh tirai putih.

When We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang