“Indra, ada Kinan gak di kelas?”
Siang ini diawali dari Attala yang pergi ke lantai dua hanya untuk mencari Kinan, yang sekarang sudah menjadi kekasihnya.
Sebenarnya bagi Kinan maupun Attala sendiri, ini terlalu cepat untuk menjalin hubungan yang lebih daripada sekadar teman. Sebab, Kinan memang baru kuliah disini sekitar satu bulan.
Tapi, Attala bukan tipe cowok yang suka ngasih harapan ke cewek atau menggantungkan hubungan, kalau tertarik langsung dideketin dan kalau ternyata memang suka ya pacarin. Itu prinsipnya.Sore kemarin adalah awal dari hubungan keduanya. Dan cara Attala mengajak Kinan pacaran memang blak-blakan bukan main. Ia bukan cowok yang jago ngegombalin cewek, jadi lebih baik to the point. Tapi terkadang tanpa disadari, itulah yang menjadi daya tarik terhadap dirinya.
Indra melongok ke dalam kelas, “Kin, ada kak Atta nih!” teriaknya.
Seluruh mata langsung tertuju pada Kinan saat itu. Heran, segitu Kinan bukan pacaran sama anak presiden tapi hebohnya minta ampun.
Kinan yang sedang sibuk mengetik tugas di laptop pun segera bangkit dari tempat duduk, tentunya setelah melemparkan tugas tersebut pada Dena.
“tumben, ada apa?” tanya Kinan begitu sampai diambang pintu kelas.
“kaku banget sih sama pacar sendiri,” gumam Indra, sayangnya kalimat tersebut sampai pada telinga Kinan.
“ck! Sana lo, gak kerja lagi nama lo beneran gue coret!” ancam Kinan sambil melotot.
Indra menangkup kedua tangannya didepan wajah, “ampun nyai,” ucapnya kemudian berlari kedalam kelas.
Takut kena damprat lagi dari Kinan yang berubah sensitif kalau disinggung soal pacaran sama Attala.Attala terkekeh, ganteng banget.
Walaupun Kinan sekarang menjadi kekasihnya, namun tetap saja rasanya masih canggung. Terlebih lagi ini pertama kalinya bagi Kinan memiliki seorang kekasih. Sebelumnya waktu SMA ia tidak pernah pacaran, bukan karena tidak laku tapi memang Kinan memiliki prinsip. Pacaran itu bukan sekadar main-main. Jadi, kalau belum nemu yang pas ya jangan pacaran. Kalau cuma untuk banyak-banyakin mantan mah gampang, udah banyak banget kalo diturutin.“udah makan belum?” tanya Attala.
Kinan menggeleng, “belum.” Jawabnya.
“kantin yuk, mumpung sama-sama jam kosong.” Ajak Attala.
“tapi, tugas aku gimana?”
“simpen dulu aja, nanti pulangnya aku bantuin.”
Attala langsung menarik tangan ceweknya itu ke kelas Juna terlebih dulu.Ia mengintip lewat jendela karena kebetulan kelas tersebut sedang ada dosen. Juna yang sedang menyimak penjelasan dosen dengan setengah jiwa melayang, tak sengaja melirik jendela dan mendapati Attala yang memintanya untuk keluar sebentar melalui bahasa isyarat yang hanya dimengerti oleh mereka berdua.
Dengan santai Juna bangkit dari kursinya, “Pak, izin ke toilet ya.” ucapnya.
Setelah mendapat anggukan, ia segera melenggang keluar kelas.
“ngapain sih lo?” tanya Juna setelah menutup kembali pintu, kemudian tatapannya tertuju pada tangan dua orang didepannya yang masih bertautan.
“geblek, frontal abis!” Juna berseru yang langsung mendapat satu buah pukulan dikepalanya. Ia mengaduh.
“berisik amat. Minjem mobil Jun,” ucap Attala.
Kinan yang sejak tadi terdiam kemudian mengerutkan keningnya. Ia tak mengira kalau ke kantin saja perlu naik mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ [0.1] AN ACCIDENTALLY - KINAN chap. 1 // Lee Taeyong
Teen FictionCinta itu sepenuhnya tentang perasaan. Dan dia, yang membangun istana ini, adalah dia yang menghancurkannya. Based on true story ⚠ Do Not Copy / Plagiarism ⚠ An Accidentally © chojungjae, Mei 2018