32

1.6K 243 10
                                    

Kinan yang sedang duduk melamun didepan tv harus rela terusik karena bunda memanggil. Katanya ada tamu yang ingin bertemu dengannya.

Dengan langkah gontai Kinan pun segera keluar. Matanya langsung melebar saat mengetahui siapa tamu yang datang.

"Adel?"

Adel -tersenyum ramah. Seramah saat ia datang pertama kali dan sebelum menghancurkan pertahanannya selama ini.

"tinggal dulu ya?" ucap bunda sama ramahnya.

"maaf, bu. Boleh ibu disini aja? Saya ada perlu." cegah Adel.

Mau tak mau bunda tidak jadi masuk. Dengan ekspresi bingung ikut duduk di teras bersama Kinan dan Adel.

"jadi sebenernya saya juga baru kenal bu dengan Kinan. Dia cantik banget, dan saya tau pasti Kinan itu anak yang baik."

Bunda tersenyum, "iya, kamu temen darimana? Kok bisa baru kenal?" tanyanya antusias.

Disisi lain Kinan hanya terdiam dan tak memberikan respon yang baik. Ia sedang menjelma menjadi batu dengan kepala tertunduk kebawah.

"saya sebenernya dari Palembang bu, kemarin saya udah kesini sekali ketemu Kinan." balasnya.

"Palembang?"

"iya, maaf bu saya gak bermaksud apa-apa sebelumnya. Cuma kedatangan saya kesini untuk meminta secara baik-baik, Kinan, buat membatalkan rencana pernikahannya sama Attala."

Mendengar alasan kedatangan perempuan itu raut wajah bunda langsung berubah. Diliriknya Kinan sekilas yang juga seperti sedang menahan emosi saat ini.

"maksudnya gimana ini ya mbak?" bunda mulai curiga.

🌿

Seorang Kinan yang biasanya ceria dan tak pernah berpikir negatif kini hanya bisa meringkuk diatas ranjangnya yang tiba-tiba saja terasa seperti penuh dengan paku. Tajam dan menyakiti.

Air matanya tak berhenti mengalir sampai bantalnya sudah basah. Mungkin kalau diperas bisa menghasilkan air se-ember.

Dari luar terdengar, baik Attala maupun orangtuanya sedang berusaha memperbaiki hubungan yang secara tiba-tiba duputus ini. Bukan tanpa alasan. Melainkan dengan sejuta alasan.

Kinan tak ingin keluar kamar sejak kemarin, bahkan mungkin takkan pernah.

Tubuhnya utuh tanpa lebam sedikitpun, tapi hujan amarah yang meluncur dari sang ayah setelah mengetahui fakta menyakitkan ini, membuatnya benar-benar merasa hancur.

"tolol." desisnya pada diri sendiri.

Ia mengakui kebodohannya sekarang.

Ia terlalu egois karena memilih menerima lamaran Attala, sementara disisi lain ada perempuan yang butuh dipertanggungjawabkan kedepannya.

Ia terlalu cinta sampai tidak ingin ada orang lain selain mereka berdua.

Ia terlalu benci sampai tidak bisa menerima fakta mencengangkan yang telah menghancurkan jiwa dan raganya beberapa minggu kebelakang.

Pengakuan Adel semalam didepan kedua orangtuanya sanggup menghempaskan ia pada palung tercuram kehidupan.

Hancur,

dan

Hilang.

🌿

.

.

.












I give a clue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I give a clue. Sorry for a bored story, but yah? It happened in my real life :)
About 5 years ago i think ;)

✔ [0.1] AN ACCIDENTALLY - KINAN chap. 1 // Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang