27

1.3K 234 7
                                    

Sebagai hasil dari ketekunannya, akhirnya Kinan berhasil melewati sidang skripsinya dengan lancar. Bersama Dena dan Indra -yang juga masih mengenakan setelan hitam-hitam lengkap, ketiganya berfoto didepan gedung fakultas komunikasi.

Ucapan selamat berdatangan dari teman-teman terdekat maupun teman satu jurusan. Meskipun tidak sedikit juga dari prodi lain yang menyalami mereka baik secara langsung maupun dari aplikasi chatting.

"selamat ya, Dena!"

Kinan tersenyum riang pada Dena sambil mengecup pipi temannya itu singkat. Dena balas mencubit pipi Kinan gemas.

"lo juga, Kinan." ucapnya.

Indra yang memperhatikan sejak tadi langsung berdeham agak keras. Membuat dua teman ceweknya itu langsung menoleh dan cengengesan tidak jelas.

"gue gak dicium juga?" tanyanya.

Dena dan Kinan tertawa, mereka langsung menempelkan jari masing-masing ke bibir lalu menepuk pipi kanan dan kiri Indra sebagai bentuk dari cium yang diminta.

Indra tertawa, mengacak rambut dua cewek didepannya sampai mencak-mencak kesal. Terutama Kinan, sudah lelah menata rambutnya sendiri dan sekarang malah diporak-porandakan begitu saja.

"oh iya, kalian jadi pergi hari ini?" tanya Indra membuka percakapan mengenai rencana mereka yang akan menginap di salah satu hotel berbintang untuk merayakan keberhasilan empat tahun kuliah disini.

Bukan untuk foya-foya membeli berbagai macam minuman keras. Melainkan hanya untuk camping ala rooftop. Melihat indahnya langit malam dari atas gedung pencakar langit Jakarta bersama sahabat tercinta dihari bahagia.

Keduanya menggeleng. Kinan melirik Dena yang langsung murung.

"gak sekarang, Ndra. Lo gak ikut, gue juga mendadak gak bisa. Makanya kita tunda aja lain waktu," jelas Dena panjang lebar.

Indra mengerutkan kening, "tiba-tiba? Mau kemana lo?"

Belum sampai pertanyaan itu terjawab, seseorang memanggil nama Dena dengan suara beratnya. Semuanya langsung berbalik menoleh.

Kinan melirik terkejut pada Dena yang sedang menunjukkan ekspresi penuh keterpanaannya, sementara Indra hanya memperhatikan mereka.

Boby, alumni fakultas hukum yang sudah lulus satu tahun lalu, datang membawa bunga yang langsung diberikannya pada Dena.

Melihat apa yang sedang berlangsung didepannya itu Kinan jadi paham sekarang, mengenai alasan Dena yang mendadak membatalkan rencana mereka. Ternyata ada gebetan baru.

"utang cerita sama gue," bisiknya pada Dena.

Sementara yang dimaksud hanya terkekeh malu-malu.

"ya udah gue duluan ya," pamitnya pada Kinan dan Indra.

Setelah itu Dena pergi dengan Boby yang masih belum diketahui sejak kapan keduanya berkenalan. Dan Indra juga sudah dijemput dengan calon pacarnya yang masih semester tiga sekarang.

Bahagia tapi juga sedih.
Dikelilingi banyak teman tapi juga merasa kesepian. Kinan iri. Melihat mereka tertawa dengan pasangan masing-masing. Sementara dirinya, tak ada yang menemani.

Akhirnya, Kinan berdiri diam menunggu ojek lewat didepan univeritasnya. Menyedihkan sekali.

🌿

Sampai di rumah menjelang malam. Kinan yang baru saja menginjakkan kaki di halaman rumah langsung berhenti begitu ada seorang anak sekitar usia sepuluh tahunan memanggilnya dari luar pagar.

✔ [0.1] AN ACCIDENTALLY - KINAN chap. 1 // Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang