"Ta!"
Juna yang barusan memanggil berlari menghampiri Attala, kemudian merangkul bahu temannya itu. Attala hanya menaikkan kedua alisnya sekilas sembari mereka berjalan ke parkiran motor.
"tadi gue cariin, bimbingan lo?" tanya Juna.
"iya. Kayaknya gue mau gila deh Jun," jawab Attala.
"kenapa lo?"
Attala menyerahkan lembaran kertas yang sudah dijilid rapih kepada Juna yang langsung diterimanya. Juna membuka lembaran kertas tersebut dengan cepat kemudian disusul tawa keras."revisi abis ini sih!" serunya.
Kerja keras Attala selama seminggu kebelakang gugur hari ini juga. Bab pertama dari skripsi yang sedang disusunnya kini tidak berbentuk, penuh urekan dimana-mana. Tidak lain adalah hasil karya Pak Sutaji -salah satu dosen teknik yang terkenal jutek, dan apesnya ia pula yang menjadi dosen pembimbing Attala.
Keduanya tiba di parkiran, motor mereka bersebelahan karena memang datangnya juga bersamaan. Kalau ada jam yang kebetulan sama, tak jarang Juna nyamper Attala terlebih dulu kerumahnya.
"udah bakar aja lah, urekan begini isinya." ucap Juna, nangkring di motornya.
Attala merebut kembali tugasnya dari tangan Juna kemudian menjejalkan ke dalam tas, "elo aja gue bakar gimana?" candanya.
"aduh makasih Ta, tapi gue gak mau mati ninggalin utang." jawab Juna enteng.
Diputarnya kunci, "tapi minggu ini utang gue ke elo bakal gue bayar," Juna menepuk punggung Attala sekilas kemudian memakai helmnya, "duluan Ta," lanjutnya.
Attala hanya membalas ucapan Juna dengan senyum simpul, memperhatikan motor temannya itu yang perlahan melaju pergi.
Sama seperti yang dilakukan Juna sebelumnya, Attala memakai helm kemudian kawasaki hitam itu melesat.
Baru saja akan ditambahkannya kecepatan gas kalau ia tidak melihat seorang gadis sedang berdiri dipinggir jalan sambil sambil sibuk memasukkan kertas -fotocopyan kedalam map plastik transparan.
Attala menepikan motornya tepat dihadapan Kinan, kalau bukan tu cewek, mana mau Attala sengaja berhenti seperti itu.
Tanpa perlu membuka helm pun Kinan sudah mengetahui siapa yang kini berada didepannya."Hai, mau pulang ya?" tanya Attala, melepas helm supaya wajahnya terlihat lebih jelas.
Kinan tersenyum kaku, "iya." jawabnya.
"nungguin siapa?"
Kinan menoleh pada seorang teman laki-lakinya yang baru saja menghentikan motor tepat dibelakang milik Attala, "temen, tuh dia." ujarnya.
Sejenak dilihatnya teman Kinan tersebut yang sedang mengangguk sopan kearahnya.
"ada tugas emang?" fokus Attala kembali pada cewek disebelahnya yang langsung dijawab dengan gelengan.
"nama lo siapa?" kini pertanyaan tersebut ditujukan pada teman Kinan yang masih duduk diatas motornya.
"Indra, kak." jawab cowok bernama Indra itu.
Attala mengangguk, "sori Dra, Kinan balik sama gue aja." ujar Attala santai.
Iya dia santai, tapi Kinan langsung gak nyelow, dia udah mohon-mohon Indra buat nungguin sampe sore -padahal kelas udah selesai dari siang, dan sekarang diusir dengan cuma-cuma oleh Attala."Ta, aku b-"
Attala kembali melirik kebelakang, mengisyaratkan Indra untuk segera pergi lewat gerakan alis dan matanya.
"yaudah kalo gitu, gue balik duluan Kin." potong Indra.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ [0.1] AN ACCIDENTALLY - KINAN chap. 1 // Lee Taeyong
Teen FictionCinta itu sepenuhnya tentang perasaan. Dan dia, yang membangun istana ini, adalah dia yang menghancurkannya. Based on true story ⚠ Do Not Copy / Plagiarism ⚠ An Accidentally © chojungjae, Mei 2018